Berbeda dengan Klopp yang kerap menurunkan skuad lengkap bahkan saat melawan Brighton sekalipun. Solksjaer seolah olah menikmati bereksperimen saat melawan klub-klub yang "kurang beken". Dan memang kejatuhan MU banyak terjadi di laga melawan klub-klub ini.
Cukup mengherankan ketika melawan Liverpool dan  Chelsea musim ini, MU tampil lumayan beringas, mematahkan dugaan para pengamat yang mengira MU akan babak belur, kenyataannya MU mampu memperlihatkan daya juang tinggi dan perlawanan berarti. Tetapi sampai kapan?
Perjalanan Solksjaer bersama MU memang tidak bisa dianggap enteng. Memulai penampilan gemilangnya bersama Molde dan Timnas U-22 Norwegia. Kelihaiannya dilirik Ferguson. Solksjaer bergabung dengan MU di tahun 1996.Â
Awal karirnya di MU sebagai striker cukup produktif sebelum dirinya dilanda deraan cedera. Biar bagaimanapun selama 11 tahun membela MU, 10 trofi telah dimenangkan bersama MU.
Karir kepelatihannnya pun diawali bersama MU di tahun  2007. Solksjaer dipercaya membantu membina pemain-pemain muda.Â
Solkjaer kembali ke MU setelah di percaya sebagai caretaker pada pertengahan musim 2018-2019
Agaknya 2 tahun membina pemain muda MU membuatnya tidak ragu untuk lebih memberdayakan "anak-anak muda" yang dinilainya punya potensi
Penetapannya sebagai pelatih tetap MU memang cukup mengagetkan banyak orang. Banyak yang beranggapan bahwa MU seharusnya dilatih oleh pelatih yang lebih mumpuni dan kaya prestasi. Tetapi tampaknya Solkjaer tidak begitu terganggu dengan penilaian itu. Ia terus saja berjalan dan mencoba membuat perubahan- perubahan
Melihat perjalanannya bersama MU Solksjaer boleh dibilang legenda tim yang cukup paham sejarah MU. Ada yang mengatakan bahwa melatih MU bukanlah sembarangan. Harus orang yang mampu memahami sejarah MU yang pantas menangani tim legendaris ini.
Mengadopsi sedikit gaya Sir Alex yang gemar memupuk pemain-pemain muda. Solksjaer masih berusaha merintis skuad MU masa depan yang baru meski lumayan tertatih-tatih.Â
Bagi sebagian besar fans kelihatannya tidak sabar melihat kemampuan melatih Ole. Tetapi saya pribadi lebih beranggapan bahwa pergantian pelatih juga belum tentu jawaban yang  tepat. Pergantian  juga akan merombak kembali sistem yang telah dibangun sehingga pemain harus melakukan penyesuaian ulang.