Bagi Pak Menteri Muda dan pendukung jangan dulu tersinggung. Karena saya memang tak ingin membahas urusan transportasi online atau apapun terkait hal itu.
Kebetulan sama kata lain arti. Saya hanya ingin berbagi kebiasaan saya di ruang kerja bersama teman-teman guru BK. Karena kami ini ada di Yogya, jadi jangan heran kalau pakai istilah bahasa Jawa.Â
Gojek kere itu sebenarnya istilah Jawa khususnya Yogya (mungkin), yang  jadi istilah kami bersama. Gojek dalam bahasa Jawa artinya bercanda. Sedangkan kere artinya miskin. Jadi  kalau diartikan adalah bercandaanya orang miskin hehehe
Kami tidak bermaksud ingin memiskinkan diri apalagi tidak bersyukur. Memang jadi guru negeri seperti kami tidaklah kaya raya. Tetapi gaji cukuplah untuk bisa hidup sejahtera, jalan-jalan lihat dunia, dan bisa tertawa.
Kata kere hanya ingin menunjukkan sesuatu yang ringan atau bagi kami  juga sebuah kesadaran  bahwa kami ini orang bawahan. Terkadang jadi suruhan. Kami-kami ini sang pelaksana kebijakan para atasan di lapangan.Â
Mungkin anda penasaran apa sih isinya si gojek kere?  Yah...se-kere artinya. Segala hal yang dibuat  candaan. Kadang yang dibahas  benar-benar tak penting, kata-kata pelesetan, cerita lucu-lucu bahkan absurd, soal keluarga di rumah, upacara di hari Minggu, sampai curhatan soal pekerjaan dan atasan. Semua dengan kemasan gojekan atau bercanda.Â
Apakah itu membuang waktu? Maaf, tidak bagi kami.
Sedikit cerita, saya kasihan kalau ada guru lain  yang bepikir guru BK itu kurang pekerjaan. Kami pun bergelut dengan tumpukan administrasi. Tumpukan kertas kasus siswa. Deretan absen anak-anak yang menunggu ditindak lanjuti. Laporan bermacam beasiswa  yang harus  diselesaikan.
Dan layaknya orang bekerja, Â kami juga butuh rehat meskipun hanya sejenak.
Begitulah waktu rehat kami isi dengan gojek kere. Ternyata bercanda sambil bercerita itu memberi kekuatan baru. Apalagi dengan teman-teman yang rasanya sudah sehati. Kami semua 7 orang.  Ada yang tua ada yang muda. Meski yang muda- muda lebih ahli bergojek kere, yang lebih tua pun ternyata  juga tak kalah lucu.Â
Melalui  gojek kere, terasa manfaat bahwa  tertawa itu sungguh menyehatkan. Saya sedkit mengutip tulisan di cnnindonesia.com yang menyebutkan beberapa hasil penelitian tentang manfaat tertawa yaitu: menurunkan tekanan darah, menghilangkan kecemasan dan emosi negatif lainnya, meningkatkan kekebalan tubuh, meringankan gejala depresi, memperbaiki kardiovaskuler, dan membakar kalori.Â
Saya pikir tanpa harus membuka lagi sederetan penelitian, Â kita sendiri dapat merasakan, kalau bisa tertawa dengan tulus rasanya hati ini bahagia. Situasi pun dapat berubah menyenangkan.
Tetapi juga ada  penelitian bahwa tertawa terbahak-bahak dan berlebihan itu bisa mematikan.  Yah hati-hati saja, apa sih yang baik kalau berlebihan ?Â
itulah sebabnya acara komedi  tak pernah sepi peminat. Banyak orang mendengar atau menyaksikan hanya untuk dapat  memancing tawa. Bersyukurah kalau bisa bahagia dengan tertawa sehingga tidak hanya berfokus menumpuk harta. Mungkin koruptor itu orang-orang yang sulit tertawa ya? Atau malah suka tertawa melihat orang yang susah?Â
Gojek kere juga melatih mental, karena harus siap-siap mampu mentertawakan diri sendiri. Apa saja bisa jadi bahan, termasuk diri kita sendiri. Kalau mau ber-gojek kere jangan terlalu baperan, karena kadang teman menjadikan diri kita bahan gojekan. Tetapi yakinlah bahwa kami orang-orang dewasa sehingga sangat sungguh tahu batasan-batasan.Â
Gojek kere boleh juga jadi  media katarsis. Menurut psikologi, katarsis adalah kegiatan mengungkapkan  atau melepaskan  emosi atau perasaan (bisa jadi yang terpendam), menuangkan isi hati atau pikiran.
Tujuannya adalah untuk melepasakan ketegangan-ketegangan yang sifatnya psikis. Tentunya katarsis mampu dilakukan  jika relasi satu sama lain  sudah merasa dekat. Ya seperti kelompok gojek kere kami ini.
Semakin kita dapat melakukan katarsis dan menemukan media katarsis yang sesuai, harapannya kita lebih sehat secara emosi.
Jadi jangan heran kalau baru saja ada tekanan dari atasan, atau urusan rumit berkaitan  pekerjaan, apalagi memasuki  tanggal-tanggal  tua, kami jadi lebih sering bergojek kere.  Hehehe
Soal gajian kadang  jadi bahan gojekan. Apalagi kalau tanggal satu jatuh di tanggal merah. Itu berarti  gajian mundur satu hari. Susah lagi kalau tanggal yang  merah itu hari Jumat, tambah lagi  Sabtu  atau Minggunya ada acara jagongan (kondangan).
Nah! jadilah mulai kami merapat. Tema gojekannya adalah siap -siap berhemat. Siapkan minyak kayu putih, obat maag, dan  sereal biasanya merek en***en. Ini bukan mau buat adonan, tetapi kalau lapar minumlah en***en, nanti kalau ternyata sakit perut oleskan kayu putih, dan jika maag kambuh minumlah obat maag.
Lakukan itu supaya kuat berhemat  sampai Senin. Tetapi bersyukur yang kondangan, paling tidak dapat satu kali makan. Hehehe....yang baca jangan baper ya... namanya juga gojek kere,  hal yang absurd pun jadilah. Â
Soal gaji tadi  itu hanyalah gojekan. Jujur kami tidak mengeluh. Masih banyak teman guru honorer yang gajinya pas-pasan. Kami bersyukur sudah dapat menikmati sertifikasi.
Meskipun ada saja nyiyiran di sana sini. Mungkin dipikirnya karena sertifikasi kami dapat berfoya-foya. . Yah Kadang orang jarang mau melihat prosesnya, senangnya  hanya menilai apa yang tampak di luar saja. Kalau saya, cukup doakan saja mereka yang nyiyir itu atau jadikan bahan gojek kere kita hahaha. Â
Hmmm....atau mulai bicara soal pak Anu. Itu lho... si guru yang punya bisnis pesat  di luar sana. Tak ada istilah tanggal tua untuk dirinya. Tapi sayangnya justru bisnis itulah kerja utamanya, sementara jadi guru  malah jadi kerja sambilannya. Hush...! kalau sudah begini stop!  Karena gojek kere itu pantang menggosip.
Kalau sudah bergaya bak ibu -ibu komplek, dengan mata yang melirik sang ibu muda tetangga baru, kemudian mulai berbisik was wis wus...berarti gojek kere sudah tak sehat lagi.Â
Biarpun "kere" saya ingin mengatakan  kalau gojek kere itu  kualitas humornya juga bisa diandalkan. Macam stand up comedy, lucu tetapi bikin berpikir. Meskipun terkadang humornya sungguh konyol, tetapi membuat relasi kita  jadi semakin kompak. Gojek kere itu menjadi asyik karena utamanya harus dapat tertawa bersama-sama, bukan satu tertawa yang lain sakit hati.Â
Humor  membuat hidup jadi rileks, relasi yang tegang jadi cair, permasalahan tidak harus dihadapi dengan  tegangan tinggi. Syukur-syukur membuat awet muda. Hidup perlu  seni mentertawakan diri sendiri, melatih menjadi semakin  rendah hati, dan belajar melihat kesulitan menjadi sesuatu yang bisa ditertawakan sambil berpikir
Salam akhir pekan dari para "kere"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI