Mohon tunggu...
RISMA
RISMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student islamic philosophy

Catatan refleksi

Selanjutnya

Tutup

Love

Konsepsi Berpacaran

18 September 2024   12:45 Diperbarui: 18 September 2024   13:30 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya, sepasang kekasih yang tengah menjalin hubungan, secara terang-terangan menyingkap keseluruhan tentang dirinya satu sama lain. Keduanya memutuskan untuk saling terbuka. Hal tersebut tentu berangkat dari satu keyakinan akan tulus dan kesetiaan. Sejak dini memutuskan mengunci perasaan tidak beralih mencari yang lain.

Perlu dipahami bahwa berpacaran merupakan tahap awal yang berfungsi untuk sekadar saling mengetahui. Berpacaran dilakukan sebagai proses membaca satu objek secara fokus dan akrab. Dalam hal ini, semua orang tentu mendambakan kekasih yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhannya masing-masing.

Selayaknya membaca buku, berupaya memahami isi pembahasan dengan tujuan menghasilkan pemahaman baru atau satu kesimpulan yang pasti. Sama halnya dengan membaca watak dan karakter pasangan agar saling mengenal secara lebih mendalam.

Konsepsi berpacaran ini ialah membangun relasi percintaan dengan memberikan penilaian yang tepat. Mengapa demikian, sebab cinta kerap kali membuat seseorang lebih cenderung pada hasrat hatinya, memangku akalnya dengan perasaan. Hal ini dapat menyebabkan redupnya objektivitas dalam melayangkan penafsiran terhadap pasangan.

Karena itulah, pentingnya peran akal sebagai pengawas hati atau filter pada perasaan. Artinya, dalam menjalani suatu hubungan sepatutnya tidak hanya mengaktifkan perasaan, tetapi perlu mengedepankan kejernihan pikiran. Sehingga, kelebihan dan kekurangan pada pasangan ternilai secara seimbang, tanpa terpengaruh oleh perasaan suka atau tidak suka yang berlebihan. Dengan penilaian semacam ini dapat membangun hubungan yang lebih bermakna dan berkepanjangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Melawan Arus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun