B.Pembahasan
1.Implikasi Teori Belajar Behavioristik, Kognitif, Dan Humanistik
Pada implikasi teori belajar behavioristik atau prosedur-prosedur pengembangan tingkah laku terdapat beberapa macam penggunaanya. Di samping penggunaan reinforcement untuk memperkuat tingkah laku, ada dua metode lain yang penting untuk mengembangkan pola tingkah laku baru yakni shaping dan modelling. Pada metode Shaping kebanyakan yang diajarkan di sekolah adalah urutan tingkah laku yang kompleks, bukan hanya "simple response". Bila guru membimbing siswa menuju pencapaian tujuan dengan memberikan reinforcement pada langkah-langkah menuju keberhasilan, maka guru itu menggunakan teknik yang disebut shaping. Reinforcement dan extinction merupakan alat agar terbentuknya tingkah laku operant baru. Sedangkan, Modelling, adalah suatu bentuk belajar yang dapat diterangkan secara tepat oleh classical conditioning maupun oleh operant conditioning. Dalam modelling, seorang individu belajar menyaksikan tingkah laku orang lain sebagai model, sehingga kadang-kadang disebut belajar dengan pengajaran langsung.
Pada implikasi teori belajar psikologi kognitif, mereka berpendapat bahwa tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi, yaitu suatu perbuatan mengetahui atau perbuatan pikiran terhadap situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Tiga tokoh penting pengembang teori psikologi kognitif yaitu Piaget, Bruner, Ausubel.
Sedangkan pada implikasi teori belajar humanistik, psikologi humanistik memberi perhatian pada guru sebagai fasilitator. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan- tujuan kelompok yang bersifat lebih umum.
Komentar/Tanggapan Penulis: Dalam pengimplementasian teori-teori belajar membutuhkan peranan guru dan murid, kedua menjadi hal yang pokok dalam berjalannya sebuah pembelajaran di kelas, peran guru juga sangat utama sebagai pembangun suasana di kelas, guru harus dapat membangun suasana kelas yang menarik dan nyaman untuk siswa.
2.Aplikasi Teori Belajar Behavioristik, Kognitif, dan Humanistik dalam Pembelajaran
Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran ialah berupa model kegiatan belajar-mengajar yang menunjukkan bahwa perbedaan individual akan mempengaruhi keputusan-keputusan metodologi guru. Prinsip-prinsip "operant conditioning" dan analisa tugas terlaksana dengan berhasil pada berbagai ragam murid di berbagai situasi belajar. Untuk itu, dalam mengadakan analisa tugas, guru harus mengetahui tujuan instruksional. Berkaitan dengan pengelolaan kelas yang efektif, dewasa ini para psikolog telah menerapkan konsep-konsep kognitif dan humanistik untuk mengembangkan pendekatan yang disebut cognitive behavior modification. Motode baru ini menggunakan modelling dan verbalized self instruction.
Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran ialah dengan menilai tingkat perkembangan kognitif seorang anak dengan memberikan informasi tentang tujuan pendidikan yang akan dicapai. Berkaitan dengan perkembangan kognitif anak, ada dua pendekatan tentang readiness yaitu tingkat perkembangan fungsi-fungsi kognitif, dan pengetahuan anak pada mata pelajaran. Metode belajar discovery dan reception memberikan tambahan pengertian tentang cara-cara untuk mencapai tujuan, dan tidak semua metode mengajar cocok untuk membantu siswa untuk mencapai tujuan. Mengajar yang baik adalah melibatkan kecakapan dalam menentukan metode yang efektif.
Dalam aplikasi teori belajar humanistik dalam pembelajaran, para guru cenderung berpendapat bahwa pendidikan adalah pewarisan kebudayaan, pertanggung jawaban sosial, dan bahan pengajaran yang khusus. Mereka percaya bahwa masalah ini tak dapat diserahkan begitu saja kepada siswa dan siswi. Pada tipe ini, guru memberikan tekanan akan perlunya sesuatu rencana pelajaran yang telah disiapkan dengan baik, materi yang tersusun dengan logis, dan tujuan instruksional yang telah ditentukan, dan mereka mempunyai kecenderungan untuk "memperoleh jawaban yang benar". Guru lebih menyukai pada suatu pendekatan sistematik yang memanfaatkan pengetahuan hasil penelitian pada kondisi-kondisi belajar yang diperlukan bagi siswa untuk mencapai hasil yang telah ditentukan.6
Komentar/Tanggapan Penulis:Â Ada beberapa guru yang lebih suka mengajar berdasarkan pengalaman saat belajar. Maksudnya, dalam beberapa kasus, guru sudah menemukan cara jitu untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya tanpa harus mengetahui teori belajar. Setiap teori belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jadi, setiap guru atau pendidik sebaiknya mencari teori belajar yang sesuai dengan karakter dari setiap murid. Dengan pemilihan teori yang benar maka proses pembelajaran akan lebih maksimal dan hasil yang didapatkan dari proses itu berdampak baik bagi murid atau peserta didik.