Mohon tunggu...
Riskyy
Riskyy Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PGSD FTIK UNISNU JEPARA

MAHASISWA UNISNU JEPARA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bimbingan Belajar Terindividual untuk Peserta Didik Kesulitan Berhitung (Dyskalkulia)

15 November 2021   17:33 Diperbarui: 15 November 2021   18:17 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Salah satu kesulitan belajar yang dialami peserta didik adalah berhitung. Menurut The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD) mengemukakan definisi bahwa kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan belajar yang nyata dalam kemahiran penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan bidang studi matematika.

Kesulitan berhitung bagi peserta didik yaitu kesulitan dalam menggunakan bahasa simbol untuk berfikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide yang berkaitan dengan kuantitas dan jumlah. Kemampuan berhitung terdiri dari kemampuan yang bertingkat dari dasar samapai lanjut. 

Oleh karena itu, kesulitan menghitung dikelompokkan menurut tingkatan kemampuan dasar, kemampuan nilai tempat, kemampuan melakukan penjumlahan dengan menggunakan atau tanpa teknik, kemampuan memahami perkalian dan pembagian.

Banyaknya permasalahan yang dialami peserta didik berkesulitan belajar menghitung (dyskalkulia) haruslah segera diatasi agar nantinya dalam belajar ditingkat yang lebih lanjut peserta didik tersebut dapat terlaksana dengan lancar. Maka dari itu diperlukan beberapa cara dan strategi yang dilakukan oleh guru maupun pihak sekolah salah satunya dapat dilakukan dengan menyelenggarakan bimbingan belajar terindividual bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar menghitung. 

Adanya bimbingan belajar terindividual bagi peserta didik kesulitan belajar menghitung tersebut diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan dan mensukseskan kegiatan belajar mengajar.

Pembahasan

Dyskalkulia

Kesulitan menghitung (dyskalkulia) adalah gangguan atau masalah belajar yang khas dimana peserta didik mengalami kesulitan mengenai angka dalam matematika secara umum. Beberapa contoh peserta didik yang mengalami dyskalkulia adalah antara lain :

  • Menulis angka terbalik dari yang seharusnya ditulis
  • Kebingungan dalam operasi hitungan
  • Memerlukan waktu yang sangat lama untuk memahami konsep dasar matematika.
  • Kurangnya minat peserta didik untuk melakukan operasi berhitung, mengurang, mengalikan, membagi.

Menurut Setyaputri(2017) karakteristik dyskalkulia antara lain :

  • Kesulitan menghitung dan mengukur
  • Kesulitan membedakan angka
  • Kesulitan membedakan dan menulis bangun
  • Kesulitan membedakan dan menulis tanda dan simbol matematika
  • Kesulitan menyelesaikan masalah matematika
  • Lamban dalam memahami konsep matematika
  • Kesulitan menghubungkan dan membandingkan sistem operasi
  • Kesulitan mengingat konsep matematika
  • Kesulitan memahami kolom dan bentuk-bentuk

Hornigold (2015) mengatakan bahwa penyebab dyskalkulia antara lain : faktor genetik, kelainan otak, kurang maksimalnya kinerja dari individu, faktor gangguan dari lingkungan.

 

Pembelajaran Matematika

Manfaat penting mempelajari matematika adalah sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengembangkan kreativitas, sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas.

3 unsur penting dalam pembelajaran matematika adalah :

  • Konsep ; pemahaman dasar
  • Keterampilan ; kinerja anak dalam penyelesaian soal
  • Pemecahan masalah ; aplikasi dari konsep dan keterampilan.

Pentingnya mempelajari berhitung dalam matematika menurut Stacy (2017) mempunyai kemampuan menghitung dapat mempengaruhi kinerja otak sehingga bisa lebih fokus, mudah mengingat,dapat memecahkan masalah dan menemukan solusi, membuat kesimpulan atas materi matematika yang dipelajari.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membantu peserta didik kesulitan belajar menghitung adalah sebagai berikut :

  • Guru atau orang tua harus menyadari taraf perkembangan peserta didik. Peserta didik yang kesulitan belajar menghitung harus lebih memiliki banyak pengalaman belajar bilangan sebagai landasan belajar matematika.
  • Perlu pendekatan belajar yang sistematis dan alokasi waktu yang cukup
  • Perlu strategi belajar yang efektif untuk memancing peserta didik agar banyak bertanya pada diri sendiri tentang pelajaran matematika
  • Bimbingan dan latihan yang cukup akan membantu memecahkan masalah dalam menghadapi kesulitan belajar matematika.

Prinsip-prinsip pengajaran matematika yang harus diketahui guru dan orang tua adalah :

1. Menyiapkan anak untuk belajar matematika

Kesulitan dalam belajar berhitung diawali dari ketidaksiapan peserta didik dalam belajar matematika. Perlu beberapa kegiatan yang harus dilakukan secara terus menerus agar anak terbiasa belajar berhitung.

2. Mulai dari yang konkret ke yang abstrak

Konkret maksutnya peserta didik menjumlahkan benda dan simbol, secara abstrak dengan menggantikan benda dan model siimbol kedalam bentuk angka.

3. Kesempatan untuk berlatih dan mengulang

Dalam memahami berbagai konsep matematika diperlukannya banyak latihan. Latihan sebaiknya diberikan oleh guru dan orang tua.

4. Menyadari kekurangan dan kelebihan peserta didik

Hal tersebut dilakukan untuk menentukan metode yang tepat untuk mengajarkan matematika

5. Membangun konsep matematika

Membangun konsep matematika dapat dilakukan dengan menekankan pembelajaran matematika daripada menghafal tanpa pemahaman, mengaitkan antara topik satu dengan lainnya, memberikan latihan-latihan yang diperlukan, melaksanakan program yang disusun secara sistematis.

6. Program matematika yang seimbang

Program matematika yangg seimbang adalah keseimbangan antara 3 unsur matematika, meliputi konsep, keterampilan, pemecahan masalah. Konsep menunjukkan pada pemahaman dasar komsep ini akan berkembang dalam keterampilan, jika keterampilan peserta didik kurang akan menghambat kemampuan memecahkan soal-soal matematika.

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis di SD Negeri 6 Bangsri, di kelas tinggi yaitu kelas 4 terdapat 3 peserta didik yang mengalami gangguan kesulitan belajar yaitu kesulitan menghitung. Lebih spesifiknya peserta didik tersebut setelah dilakukan pengamatan permasalahan-permasalahan yang ada antara lain : 

lambatnya memahami konsep operasi matematika pengurangan, pertambahan, perkalian dan pembagian, kesulitan menemukan perbedaan angka dan simbol matematika, kesulitan menyelesaikan masalah-masalah matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari walaupun bersifat sederhana.


Bimbingan dan Konseling 

Bimbingan dan konseling adalah  proses bantuan  yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya. Hal tersebut dilakukan agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri. 

Proses pemberian bantuan yang sistematis dari konselor kepada peserta didik melalui tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap masalah konseli sehingga peserta didik mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya

Kegiatan bimbingan belajar yang dapat dilakukan pertama kali adalah:

1. Menumbuhkan minat belajar matematika

Peran orang tua disini sangat penting,dikarenakan pembelajaran sudah mulai terkolaborasi antara daring dan luring, peran orang tua dirumah yaitu mengawasi,mengarahkan, menuntun proses belajar anaknya. Dukungan dan motivasi sangatlah diperlukan agar anak memiliki minat dalam belajar matematika.

2. Pelaksanaan konseling bimbingan belajar terindividual :

a. Perencanaan 

 meliputi penetapan tujuan, metode, teknik, media dan waktu

  • Tujuan : Memecahkan masalah speserta didik dalam berhitung.
  • Metode : Menggunakan beberapa kolaborasi, antara lain : Metode demonstrasi, latihan keterampilan. Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Latihan keterampilan adalah suatu metode pembelajaran dengan memberikan pelatihan secara berulang.
  • Teknik : Menggunakan teknik ekspositori.
  • Media : Video pembelajaran, sempoa
  • Waktu : Selama pembelajaran matematika

b. Pelaksanaan

  1. Guru menyiapkan materi yang akan diajarkan, yaitu : pembelajaran berhitung secara sederhana

       2. Guru menyiapkan media mengenai materi berhitung, media yang disediakan dapat berupa video pembelajaran menggunakan sempoa dalam proses pembelajaran berhitung.

       3. Guru mempraktikan cara belajar menghitung menggunakan sempoa, peserta didik disuruh untuk memahami.

       4. Peserta didik mendemonstrasikan cara belajar menghitung menggunakan sempoa yang telah dipraktekkan guru tersebut.

       5. Guru mengevaluasi hasil demonstrasi peserta didik

       6. Peserta didik melakukan pengulangan demonstrasi agar lebih paham.

c. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan pelaksanaan bimbingan belajar yang telah dilaksanakan tersebut berhasil atau tidak.

Beberapa konsep pembelajaran di dalam proses pelaksanaan yang dapat dilakukan dalam melaksanakan bimbingan belajar kesulitan berhitung bagi peserta didik SD :

  • Menggunakan kertas bergrafis pada peserta didik yang kesulitan mengorganisir ide dalam kertas
  • Berlatih menemukan perbedaan angka-angka dan simbol-simbol matematika dengan menggunakan berbagai media
  • Mengenalkan keterampilan baru dengan menggunakan contoh-contoh yang nyata atau konkret dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari
  • Berlatih menyelesaikan masalah matematika dari yang muali sederhana
  • Menggunakan pertanyaan-pertanyaan matematika yang dapat merangsang keterampilan kognitifnya.

Penutup

Dilihat dari pentingnya pembelajaran matematika untuk peserta didik SD dan masalah kesulitan belajar berhitung yang ditemukan di SD Negeri 6 Bangsri, maka diadakan bimbingan belajar terindividual menggunakan beberapa metode yaitu demonstrasi dan pelatihan keterampilan. Teknik yang digunakan adalah teknik ekspositori, dimana memiliki beberapa tahapan :

  • Tahapan pembelajaran, menciptakan pembelajaran dengan suasana yang terbuka sehingga menciptakan rasa ingin tahu peserta didik.
  • Tahapan penyajian, penyampaian materi dengan memperhatikan penggunaan bahasa, kontak mata, dan menjaga suasana kelas tetap menyenangkan.
  • Tahapan korelasi, meningkatkan kualitas berfikir dan motorik peserta didik.
  • Tahapan kesimpulan, memberikan pertanyaan yang relavan dengan yang diajarkan.

Penggunaan media yang sesuai dan efektif, contohnya yaitu dengan media video pembelajaran dan sempoa. Waktu yang dilaksanakan antara lain ketika pembelajaran matematika berlangsung. 

Proses bimbingan belajar tersebut dilakukan jangan hanya satu kali saja namun dilakukan beberapa kali bimbingan, agar dalam pelaksaannya mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan pertama kali. 

Pentingnya evaluasi dalam bimbingan belajar ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauhkeberhasilan proses bimbingan belajar yang telah terlaksana. Jika dirasa sudah berhasil mencapai tujuan yang telak ditetapkan dan terdapat perubahan peserta didik dalam memahami operasi berhitung maka proses bimbingan belajar tersebut sudah dapat terselesaikan. 

Tugas selanjutnya guru pembimbing adalah mengawasi peserta didik yang mengalami kesulitan berhitung sebelumnya, agar tidak terjadi lagi kesulitan-kesulitan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, Bayu dkk. 2017. Workshop Penanganan Siswa Kesulitan Belajar Menghitung (DYSKALKULIA) Pada Mata Pelajaran Matematika. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta. Hal 3.

Adri, Zakwan. 2019. Usia Ideal Masuk SD: Sebuah Pendekatan Psikologi. Yogyakarta: Gre Publishing.

Stacy, Sara. 2017. Addressing the Math-Practice Gap in Elementary School : Are Tablets a Feasible Tool for Informal Math Practice ?. Fronties In Psychology. Vol 8. Hal 179.

Aziz, Rini Utami. 2017. Jangan Biarkan Anak Kita Berkesulitan Belajar. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Calleger, Claudio Zandonella. 2020. Data and supplemental material of the paper "Effectiveness of digital-based interventions for children with mathematical learning difficulties: A meta-analysis". Department of Developmental Psychology and Socialization. Vol 31.Hal 3.

Ujian Tengah Semester Bimbingan dan Konseling SD

Dosen Pengampu : Naili Rofiqoh S.Psi., M.Si

Nama : Muhammad Rizqi Fitriyanto

NIM : 201330000724

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Semester : 3

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 

Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun