Mohon tunggu...
Riskyy
Riskyy Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PGSD FTIK UNISNU JEPARA

MAHASISWA UNISNU JEPARA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Macam-Macam Teori Perkembangan Peserta Didik

13 November 2021   16:12 Diperbarui: 13 November 2021   16:21 24582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua proses yang akan berlangsung terus menerus bagi kehidupan anak. Kedua proses ini saling bergantung dan tidak dapat dipisahkan. Perkembangan diartikan sebagai perubahan kematangan dan persiapan fisik yang memiliki potensi untuk melakukan aktivitas yang menumbuhkan pengalaman baru. 

Sedangkan adalah kaitan antara perubahan secara kuantitatif pada fisik peserta didik karena beberapa faktor (internal/eksternal). Terdapat beberapa teori-teori yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan secara sederhana antara lain :

  1. Teori Nativisme

Teori ini di pelopori oleh Arthur Schopenhauer. Pada teori ini mengatakan bahwa manusia memiliki sifat tertentu sejak dilahirkan yang akan mempengaruhi keadaan individu selanjutnya. Istilah nativisme dihasilkan dari pernyataan mendasar bahwa pembelajaran bahasa ditentukan oleh bakat dan setiap manusia yang sudah dilahirkan memiliki bakat tersendiri untuk belajar bahasa. 

Menurut Chomsky mengatakan manusia adalah makhluk satu-satunya yang dapat melakukan komunikasi lewat bahasa verbal. Bahasa sangat kompleks sebab tidak mungkin manusia belajar bahasa dari makhluk Tuhan yang lain. Teori Nativisme juga berpandangan bahwa faktor lingkungan dan faktor pendidikan itu diabaikan karena tidak berpengaruh terhadap perkembangan manusia. 

Teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat manusia tidak dapat diubah karena telah ditentukan oleh sifat keturunannya. Oleh karena itu, teori ini dalam pendidikan menimbulkan pandangan yang pesimistis yang memandang bahwa pendidikan sebagai suatu usaha yang tidak berdaya untuk menghadapi pandangan manusia. 

Teori Nativisme sering disebut teori "tabularasa" tabula artinya meja dan rasa artinya lilin, maksudnya meja bertutup lapisan lilin putih, kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta warna apapun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Begitu pula dengan meja berlilin, dapat dicat dengan tinta warna-warni. Anak diumpamakan sebagai kertas putih yang bersih sedangkan tinta diumpamakan sebagai lingkungan atau pendidikan.

     2. Teori Konvergensi

Teori ini dikembangkan oleh Wilian Stern. Menurut ia baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peran yang penting dalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan baik faktor yang dibawa sejak lahir atau faktor endogen maupun faktor lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yang merupakan faktor eksogen. 

Teori W. Stern ini merupakan teori yang dapat diterima oleh para ahli pada umumnya, sehingga dijadikan sebagai salah satu hukum perkembangan individu di samping hukum-hukum perkembangan yang lain. Di Indonesia teori konvergensi inilah yang dapat diterima yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara.

    3. Teori Kognitivisme

Teori ini manusia belajar disebabkan oleh kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi didalam lingkungan. Konsep sentral dari teori ini adalah kemampuan berbahasa anak berasal dari kematangan kognitfnya. Dapat dikemukakan bahwa teori kognitif ini menjelaskan bahwa :

  • Dalam belajar bahasa, bagaimana kita berpikir.
  • Belajar terjadi dan kegiatan mental internal dalam diri kita.
  • Belajar bahasa merupakan proses berpikir yang kompleks.  

Menurut Piaget mengatakan bahwa struktur kompleks dari bahasa bukanlah suatu yang diberikan oleh alam dan bukan pula sesuatu yang dipelajari lewat lingkungan. Namun dipelajari dan berkembang sebagai akibat interaksi yang terus-menerus antara kognitif si anak dan lingkungan-lingkungannya.

    4. Teori Fungsional

Teori fungsional ini mengutamakan pada bentuk bahasa tidak pada tataran fungsional yang lebih dari makna yang dibentuk dari interaksi sosial.

       1. Kognisi dan perkembangan bahasa

Slobin mengatakan bahwa dalam semua bahasa, ada dua hal yang menentukan model :

  • Pada asas fungsional, perkembangan diikuti oleh perkembangan kapasitas komunikatif dan konseptual
  • Pada asas formal, perkembangan diikuti oleh kapasitas konseptual dan pemrosesan informasi.

      2. Interaksi sosial dan perkembangan bahasa

Bahasa pada hakikatnya digunakan untuk komunikasi interaktif, oleh sebab itu kajian yang cocok adalah tentang fungsi komunikatif bahasa.

     5. Teori Kontruktivisme

Ahli teori kontruktivisme menyatakan bahwa manusia membentuk versi mereka sendiri terhadap kenyataan, mereka menggunakan beragam cara untuk mengetahui dan mendeskripsikan sesuatu guna mempelajari pemerolehan bahasa pertama dan kedua. Pemebelajaran dibangun secara aktif oleh pembelajar itu sendiri sehingga pengetahuan yang diperoleh didapat dari pengalaman. 

Guru memainkan peran penting dalam mendorong peserta didik untuk memperhatikan seluruh proses pembelajaran serta menawarkan berbagai cara eksplorasi dan pendekatan. Dalam implikasinya pula guru-guru ditantang untuk menciptakan lingkungan yang inovatif dengan melibatkan guru dan peserta didik untuk memikirkan dan mengoreksi pembelajaran.

     6. Teori Humanisme

Menurut McNeil (1977) teori humanisme dalam pengajaran bahasa pernah di implementasikan dalam sebuah kurikulum pengajaran bahasa dengan istilah humanistik curriculum yang diterapkan di Amerika Utara akhir tahun 1960. Kurikulum ini menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggung jawab bersama antar peserta didik. 

Tujuan utama dari teori ini meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkembang ditengah masyarakat. Dalam teori humanisme setiap siswa memiliki tanggung jawab mengambil keputusan sendiri, mengungkapkan perasaan dan pendapat mengenai kebutuhan kemampuan dan kesenangan. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator pengajaran bukan penyampai pengetahuan.

7. Teori Sibernetik

Pertama kali diperkenalkan oleh Nobert Weiner (1945) sibernetika adalah teori sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem dan lingkungan dan antar sistem pengontrol (feedback) dari sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Beberapa kelebihan teori sibernetik adalah

Setiap orang dapat memilih model pembelajaran yang paling sesuai untuk dirinya. Dapat diakses dari internet maupun lainnya.

  • Pembelajaran dapat disajikan secara menarik, interaktif dan komunikatif.
  • Menganggap dunia sebagai sebuah global village, dimana masyarakat bisa saling mengenal dan berkomunikasi satu sama lain.
  • Buku-buku materi ajar atau sumber pembelajaran lainnya bisa diperoleh secara autentik (sesuai aslinya), cepat dan murah.
  • Ketika bertanya atau merespon pertanyaan guru secara psikologis siswa akan lebih berani mengungkapkan ekspresinya.

DAFTAR PUSTAKA

Saepudin. 2018. Teori Linguistik Dan Psikologi Dalam Pembelajaran Bahasa. Jurnal Studi Pendidikan. Universitas IAIN Parepare. Vol 16, No 1. Hal 106-117.

Windayani, Ana, Emmi dkk. 2021. Pengantar Teori Perkembangan Peserta Didik. Yayasan Kita Menulis.

Nama : Muhammad Rizqi Fitriyanto

NIM : 201330000724

Prodi : PGSD A3

Semester : 3 (Tiga)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun