Mohon tunggu...
M. Riski A. Karim
M. Riski A. Karim Mohon Tunggu... Desainer - Aktivis Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Potret Kemerdekaan dari Jazirah Al-Mulk

18 Agustus 2020   04:29 Diperbarui: 18 Agustus 2020   04:52 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasukan Nuku Terus bermbah Pesat dan Semakin Kuat sehingga menjadi ketakutan bagi Patra Alam dan Gubernur V.O.C dan Gubernur Ambon. Mereka Mecoba untuk menundukan Orang Papua agar Patuh terhadap Sultan Tidore ( Baca: Patra Alam) hanya satu kepala sangaji yang tunduk yaitu sangaji muka pada tahun 1783, dalam situasi yang semakin tidak menentu itu, V.O.C menurunkan Patra Alam dan menggantikannya dengan Pangeran Kamaludin.

Dalam Catatan Muridan Dari Pemberontak Menjadi Sultan merupakan Penjalanan Panjang dalam Mengembalikan Esesi Maluku, DI Tahun Kemuduran Sementara dan Epedemi ( 1785 -- 1790 ) Nuku dan Pasukannya Hampir Mengalami Kekalahan terhadap Belanda, Namun atas Komitmen Serta ketegasan tanpa Kompromi itulah Nuku dan Pasukannya Kembali Bangkit dan mengumpulkan Basis Kekuatan ( 1791 -- 1796 ), Nuku Mulai Barafiliasi dengan Inggris untuk menjadi Sekutunya. Hingga Pasukannya sudah matang untuk Menyerang, Namun Sebelum melakukan Penyerangan Nuku Sempat Mengirim Surat Ke Kamaludin untuk meminta Bergabung Melawan Penjajahan, dan akhirnya tepat pada 12 April 1797, 70 Kora -- Kora Tiba Di Tidore sayangnya Kamaludin beserta Gubernur V.O.C dan pasukannya melarikan diri ke Ternate. Disambutlah Masyarakat Tidore Antas Kedatangan Nuku dan Pasukannya. Semalam itupun juga Kamaludin dan pasukannya Kembali ke Tidore dan mengangkat Nuku Sebagai Sultan.

Revolusinya belum sampai disitu Muridan juga menjelaskan bahwa Nuku Kemudian mengatur siasat untuk Penaklukan ternate ( 1798 -- 1801 ), Terjadi peperangan hingga pengepungan dan akhirnya ternate Menyerah walaupun Gubernur Belanda Tidak Mengakui Kekalahannya. 1801 dan Sultan nuku akhirnya di nobatkan Oleh Pihak inggris, Suatu Pengakuan Penting Bagi bangsa Eropa. Inggris menyebut Tidore Sebagai Sekutu dan hubungan tidore dalam kesetiaan, persahabatan dan persekutuan kemudian Tidore Mendapat Kedudukan sebagai Negara Merdeka.

zainal-abidin-syah-5f3af36bd541df680d0574d2.jpg
zainal-abidin-syah-5f3af36bd541df680d0574d2.jpg
Zainal Abidin Syah ( 1946-1956) : Momentum Spaktakuler Negara Maluku Terintegrasi Ke dalam NKRI. Masyarakat Maluku juga turut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pasca proklamasi 17 Agustus 1945, semangat perjuang itu dapat di lihat dari pendirian alat perjuangan "partai Persatuan Indonesia" ( PI )" Dan Salah satu pejuangnya adalah Sultan Zainal Abidin Syah ( Tidore ) yang Sebagai Pro-Republik dan Sultan Iskandar Djabir Syah ( ternate ) yang sebagai Moderat Sekaligus Residen Maluku Utara.

12 November 1945 Mereka melakukan Pertemuan Kondisi Maluku Utara Pasca Proklamasi kemerdekaan RI. Dan menghasilkan kesepakatan : (i) Melarang kehadiran Belanda Di ternate, (ii) Menuntut dihapusnya Swapraja ternate, (iii) Mensosialisasikan Proklamasi Kemerdekaan RI.

Antara Sultan Zainal Abidin syah dan Sultan Inskandar Djabir syah ini terdapat perbedaan dalam Momentum Pembentukan Kondisi Maluku saat itu, sehingga sultan Iskandar Djabir syah mengundnag Arnold Mononutu dan Chasan boesoire di kadaton ternate, utnuk pembentukan Partai yang bercorak rijkverband Namun di tolak, kemudian Sultan Mendirikan sendiri Partai rijkverband yang di namakan PASMO ( Partai Sedjarah Maluku Utara ).

Walaupun Sultan Iskandar Djabir syah ini Selalu Bersahabat Dengan Hindia Belanda, tetapi beliau Tidak Sejalan dalam Negara yang di bentuk Oleh Hindia Belanda yang di jadikan Sebagai Boneka Hindia Belanda, Gagasan Negara dalam Dalam Konsep sultan Iskandar Djabir syah adalah Bentuknya Bukan Sebagai "Negara Kesatuan" tetapi Negara Federasi / Negara Bagian. Hindia Belanda Maupun Indonesia Harus bisa Memberikan Seluas -- luasnya untuk kemerdekaan Maluku Utara ( Swapraja ).

Disana di temukan Adanya NIT yang ibokotanya adalah Jogja, sehingga tanggal 18 Februari 1948 Mononutu berangkat Ke Jogja dengan membawa misi diplomatik antara Pemerintah RI dan Pemerintah NIT. Dan NIT sudah Dikuasai oleh kelompok Nasionalis Pro -- Republik. Setelah intu Manonutu ke Tidore dan meminta kepada sultan dan rakyat Tidore untuk mempertahankan Papua ( Irian Barat ).

Kontroversi Perebuatan Irian jaya ( Papua) Semakin Membesar mulai dari Sepak Terjang Dari Pertemuan Maliano hingga Ke KMB, Belanda Optimis untuk Mendirikan Negara Diluar NIT yang namanya RIS dan Mengesahkan UUDS 1950, Tidak Berlangsung lama negara Boneka Hindia Belanda itu ( RIS ) bubar, Zainal abidin Syah Diundang oleh pihak hindia belanda ( Belanda ) dan di tawarkan  tiga opsi: Papua dan Tidore Menjadi Negara Merdeka, Papua dan Tidore Menjadi Negara Berdaulat  dibawah kerajaan Belanda, dan atau Papua dan TidoreMenyatuh dengan Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tepatnya 17 agustus 1956 Indonesia membentuk Propinsi Irian Barat dengan ibukotanya di Soasio ( Tidore) dan Sultan Zainal Abidin Syah Diangkat Menjadi Gubernur Pertama.

75 Tahun ? ( Catatan Kemerdekaan )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun