Dari dua tahapan pemindaian otak tersebut, para peneliti PNAS mendapatkan temuan bahwa area otak yang bereaksi kuat saat peserta memandang foto mantan kekasih sama dengan saat kita merasakan sensasi panas di ditangan.Â
Sebaliknya ketika merasakan sensasi nyaman atau hangat di tangan, sama halnya kita saat melihat moment foto masa-masa bahagia dan tidak menghasilkan reaksi yang sama di area otak.
Apasih maksud berdamai dengan Diri Sendiri ?
Berdamai dengan diri sendiri tidak semudah kedengarannya. Sering kali kita berharap atau berekspektasi terlalu tinggi terhadap suatu keinginan-keinginan, bahkan kepada diri sendiri. Memberikan ekspektasi dan target yang terlalu berat untuk diri sendiri justru menambah beban diri, apalagi jika ekspektasi dan target yang dibuat tidak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan diri untuk meraihnya dan yang terjadi adalah kekecewaan.
Membanding-bandingkan diri dengan orang lain juga bisa menjadi pemicu susahnya berdamai dengan diri sendiri. Kita harus menerima dan mesyukuri setiap keadaan dan hasil kita meskipun terkadang hasil dirasa kurang maksimal sesuai keinginan.Â
‘Rumput tetangga lebih hijau’ benar adanya. Akses mudah yang kita miliki untuk melihat kehidupan orang lain terkadang membuat diri merasa ‘kecil’ dan tidak bersyukur atas apa yang telah kita miliki yang memang sejatinya banyak sekali diluar kita yang menginginkan kehidupan layaknya kita.
Berdamai dengan diri sendiri juga tidaklah gampang dan cenderung kita merasakan sakit pada dada akibat menahan sebuah emosi diri, selain itu berdamai dengan diri juga harus menerima kenyataan, kelemahan, dan kelebihan diri sendiri.
Berdamai dengan diri sendiri sama halnya dengan mencintai diri anda sepenuhnya. Menurut Psychology Today, mencintai diri sendiri merupakan bagian penting untuk kesehatan mental yang merupakan wujud apresiasi diri terhadap pencapaian diri serta pondasi positif hubungan kita dengan orang lain.
Tertarik untuk mencoba berdamai dengan diri sendiri? hehehe