Majelis muda Melayu hinai kanan melakukan napak tilas sejarah di 3 kecamatan dan kota diantaranya kota tanjung pura serta kecamatan Secanggang dan Hinai.
Adapun dalam agenda perjalanan ini yaitu untuk mengungkap kembali sejarah yang tersembunyi di era Islam Langkat di peradaban sepanjang pesisir sungai Wampu.
Perjalanan pertama kami mengunjungi sebuah area pemakaman sekaligus terdapat makam syekh Ibrahim masa kesultanan Langkat.
Adapun hal unik yang ditemukan bahwa di sekitar makam kami juga menemukan nisan yang bermodel era samudra pasai.
Pak udin menjelaskan "bahwa di sekitar sini banyak komunitas orang pasai dan tidak menutup kemungkinan bahwa pasai berkuasa di Langkat, lalu untuk saat ini sisa sisa keturunan orang pasai banyak menetap di tanjung pura."
Suatu hal yang unik sebagai acuan dalam penyusunan laporan mengenai eksistensi sejarah.
Lalu di perjalanan kedua di kota tanjung pura kami mengunjungi sebuah makam yang dibilang sudah tidak terawat hingga semak belukar menjulang tinggi adapun makam beliau ini adalah seorang adik dari Datuk badar gunung dan panglima haru terkenal saat itu hingga beliau wafat dan dikebumikan disitu.
Selanjutnya kami menyeberangi sungai Wampu dengan alat transportasi bernama "getek" menjadi sarana dari desa ke desa.
Kami juga mengunjungi dan silahturahmi kepada tokoh majelis Melayu di desa kebun kelapa kecamatan Secanggang mengenai pembahasan lebih lanjut mengenai sejarah.
Ketua majelis Melayu hinai kanan pak Abdullah Afifuddin S.E menegaskan "sejarah adalah hal yang penting lantas jangan tinggalkan sejarah dan tetap menjadi kenangan untuk kita semua."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H