Mohon tunggu...
Riski
Riski Mohon Tunggu... Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Ada apa dengan berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Empat Relasi, Studi Pendalaman Konsep

1 November 2024   13:55 Diperbarui: 1 November 2024   14:02 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan 'predikasi dari satu segi' ialah predikasi konsep universal yang dapat terjadi pada satu misdaq dan juga dapat diterapkan pada misdaq yang lain, misalnya presdikasi konsep 'pulpen' dan konsep 'hitam'. Yang mana konsep pulpen dapat diterapkan konsep 'hitam' dan selain hitam, yaitu putih, biru, dan lainnya.

 Sehingga disebut pulpen putih, dan pulpen biru. Begitu juga pada konsep 'hitam', konsep ini dapat diterapkan pada 'pulpen', tetapi juga dapat diterapkan pada konsep selain dari 'pulpen', yaitu konsep meja, kursi, dan lainnya. Sehingga dapat disebut meja hitam, kursi hitam, dan lainnya.

Catatan kritis: Dalam hal ini perlu diketahui juga bahwa, relasi antara 'keempat konsep' yang ditetapkan akal; Tasawi, Tabayun, Umum wa Khushush muthlaqan, dan umum wa khushush min wajhin, bukanlah penetapan yang terjadi lebih dahulu pada akal dan kemudian dihubungkan pada misdaq-misdaq di luar, tetapi predikasi ini terjadi karena telah diandaikan bahwa pada kenyataannya, keberadaan misdaq-misdaq di luar telah memiliki posisi seperti itu (posisi dimana dalam kenyataannya setiap individu di realitas eksternal ada yang sama (sebagai satu kesatuan), ada yang berbeda (sebagai sesuatu yang sangat jelas tidak dapat menyatu), ada yang melingkupi dan dilingkupi (dalam hal ini secara kritis dapat diakatakan sebagai; 'adanya yang awal dan adanya yang terbelakang'), dan ada yang bertemu dari satu sisi, tetapi tidak bertemu pada sisi yang lain (dalam hal ini dapat disebut sebagai 'predikasi tidak esensial').

Melihat bentuk-bentuk predikasi tersebut, dapat disederhanakan menjadi beberapa kategori predikasi. Predikasi pertama berbunyi; 'predikasi esensial'. Predikasi kedua berbunyi; 'predikasi kontradiktori'. Predikasi ketiga berbunyi; 'predikasi kausalitas tidak langsung' dan predikasi keempat berbunyi; 'predikasi tidak esensial (aksidental)'.

 Dalam hal ini asalan penulis menetapkan konsep tasawi sebagai bentuk 'predikasi primer' ialah karena, ketika kita melihat lebih dalam, hubungan antara kedua konsep yang ditegaskan dalam pembahasan ini adalah hubungan --yang mana, baik dalam konsep --maupun dalam kenyataannya, tidak bisa dihilangkan salah satunya. 

Karena jika dihilangkan salah satu dari kedua aspek itu, maka 'sesuatu itu tidak akan disebut sebagai sesuatu'. Selanjutnya, alasan dari penetapan 'predikasi kontradiktif' pada bembahasan konsep tabayum ialah, karena dalam pembahasan ini menegaskan bahwa antara dua konsep yang dihubungkan tersebut tidak memiliki hubungan sama sekali, baik dalam konsep maupun pada kenyataannya. 

Lebih lanjut, alasan dari penetapan 'predikasi kausalitas tidak langsung' pada pembahasan konsep Umum wa Khushush muthlaqan ialah, karena dalam pembahasan ini menegaskan bahwa relasi antara dua konsep yang diperbandingkan, baik konsep yang umum maupun konsep yang khusus, menegaskan bahwa yang umum--secara eksistensial--keberadaannya lebih dahulu dari pada konsep khusus. 

Tentu dengan hal ini belum langsung dapat dipahami. Untuk itu, agar hal ini dapat lebih mudah dimengerti, saya akan memberikan salah satu contoh yang dapat membuktikan klaim ini. Contohnya ialah konsep 'hewan' dan 'manusia'. Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa konsep 'hewan' adalah konsep umum, sedangkan konsep 'manusia' adalah konsep khusus. Dikatakan hewan sebagai konsep umum karena secara eksistensial 'hewan' lebih dahulu eksis dari pada 'manusia'. 

Hal ini dapat di lihat dalam penjelasan kaum paripatetik yang menjelaskan tingkatan eksistensi manusia, yaitu dari jiwa tumbuh, hewani, hingga ke jiwa insani. Artinya bahwa semakin sesuatu itu paling awal maka ia semakin banyak melingkupi misdaqnya, dan semakin ia--secara eksistensi paling akhir--maka semakin sedikit misdaq yang akan ia lingkupi. 

Nah, dari sini dapat ditegaskan bahwa predikasi konsep umum dan khusus yang ditetapkan oleh akal pada penerapannya dengan misdaq, hal itu karena diacu dari eksistensi itu sendiri. Oleh karena itu penetapan 'predikasi kausalitas tidak langsung' pada pembasan ini --menurut saya adalah sesuatu yang tepat, karena dengan melihat tingkatan eksistensi itu, telah mengindikasikan adanya yang awal dan adanya yang akhir. 

Dimana secara tidak langsung yang awal dapat ditegaskan sebagai penyebab lahirnya eksistensi selanjutnya. Dalam hal ini, perlu diketahui juga bahwa, kata 'kasusalitas tidak langsung' di sini, hanya ingin menegaskan bahwa eksistensi yang awal menjadi tolak ukur bisa lahirnya eksistensi berikutnya, bukan dalam arti kausalitas yang sesungguhnya, misalnya 'panas' dan 'api'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun