Berbeda dengan moda transportasi lainnya seperti bus, kereta konvensional, maupun travel yang dapat langsung menjangkau lokasi yang kita tuju. Yang pada akhirnya waktu tempuh yang dijanjikan pihak kereta cepat yakni 45 menit dari Jakarta menuju Bandung akan menjadi lebih lama karena harus berganti ganti moda transportasi.
Masalah lainnya mengenai urgensi pemanfaatan dari kereta cepat itu sendiri. Kereta Cepat Jakarta Bandung diperkirakan mampu memobilisasi sebanyak 20.000 orang per hari.Â
Akan tetapi jumlah ini hanya terpenuhi manakala seluruh perjalanan kereta cepat penuh dengan penumpang. Dengan harga tiket sebesar Rp 250.000 di tiga tahun yang pertama, dan Rp 350.000 di tahun selanjutnya. Maka, dengan perhitungan seperti itu maka proyek kereta cepat diperkirakan dapat balik modal.
 Namun secara logika apakah nanti kereta cepat bakal penuh dengan penumpang setiap hari? apakah kereta cepat mampu  menarik animo penumpang dari moda transportasi lain yang notabene lebih murah dan dapat menjangkau ke daerah?  kereta cepat mungkin "lebih berguna" apabila dijalankan di daerah dengan mobilitas masyarakat yang tinggi namun jarang akan moda transportasi pendukung, misalnya dari daerah Medan menuju ke Padang Sumatra Barat.
Berbicara soal persaingan moda transportasi, kereta cepat memilikki persaingan yang sama sama berasal dari ranah roda besi, yakni KA Argo Parahyangan. KA Argo Parahyangan telah melayani mobilitas masyarakat dari Jakarta menuju Bandung selama bertahun tahun. Pastinya moda transportasi tersebut telah mendapatkan hati di masyarakat lantaran tarifnya yang terjangkau dan mampu menjangkau daerah tujuan.Â
Baru baru ini media digemparkan dengan usulan Menteri BUMN, Erick Tohir. Yang menyatakan bahwa KA Argo Parahyangan bakal dihapus demi pengoperasian kereta cepat, selanjutnya perjalanan KA Argo Parahyangan akan diganti dengan perjalanan kereta barang. Akan tetapi usulan tersebut dibatalkan lantaran tingginya antusias masyarakat akan KA Argo Parahyangan dan juga perjalanan kereta barang Jakarta Bandung sudah ada sebelumnya. Yang pada akhirnya KA Argo Parahyangan bakal tetap dioperasikan namun hanya kelas ekonomi saja.
Dengan kebijakan seperti itu, tentunya masyarakat bakal tetap menggunakan KA Argo Parahyangan yang lebih murah daripada menggunakan kereta cepat. Kembali lagi pada permasalahan di atas, target 20.000 penumpang sehari tidak akan tercapai.
Sebenarnya masalah masalah seperti ini telah tersampaikan ke pusat secara langsung, namun disangkal dengan berbagai faktor. Beberapa orang berdalih bahwa kereta cepat Jakarta Bandung merupakan proyek jangka panjang, proyek yang akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Dipilihnya kawasan Tegalluar sebagai stasiun kereta cepat karena kawasan tersebut merupakan kawasan rencana ibukota Provinsi Jawa Barat yang baru.Â
Selain itu, trase atau lintasan kereta cepat nantinya bakal diperpanjang menuju Majalengka, kawasan Bandara Internasional Kertajati, Yogyakarta, hingga Surabaya. Sepintas rencana tersebut penuh dengan perhitungan. Namun bila melihat kondisi saat ini, proyek ini dapat dipastikan molor sampai entah kapan.Â
Entah itu karena birokrasi yang terlalu buruk maupun kondisi masyarakat yang tidak mau menerima adanya perubahan masa depan. Apabila diteruskan, proyek ini akan membebani keuangan negara baik dari segi konstruksi maupun operasional. Di sisi lain, tranfer teknologi baik dari segi sarana maupun sumber daya manusia yang telah dijanjikan tidak kunjung diberikan. Niatnya negara untuk untung malah jadi buntung.
Terlepas dari berbagai polemik yang melanda, Kereta Cepat Jakarta Bandung memberikan dampak positif bagi bangsa ini. Kita semua tahu bahwa Indonesia menjadi negara asia tenggara pertama yang mengoperasikan kereta cepat, dimana hal itu membuat nama Indonesia terkenal di dunia sebagai negara maju.Â