Faktor Alam
1. Secara Fisika
Lahan kritis bisa terjadi akibat penurunan sifat fisik tanah. Lahan kritis disebabkan oleh fisika oleh faktor tingkat erosi tanah, kedalaman efektif tanah, dan tergenangnya lahan oleh air secara terus menerus. Erosi tanah merupakan suatu proses terkikisnya lapisan permukaan tanah yang disebabkan karena air maupun angin.
Proses erosi ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, kesuburan tanah, dan kualitas lingkungan hidup. Erosi biasanya terjadi di dataran tinggi, pegunungan, dan lahan miring. Pada suatu lahan yang tergenang air secara terus menerus mengakibatkan kandungan humus serta mineral hilang karena terbawa air, sehingga akan menurunkan kesuburan tanah sendiri.
Kedalaman efektif tanah menjadi indikator dalam menentukan karakteristik kritis tanah. Apabila semakin dangkal kedalaman efektif tanah, maka akan menunjukkan tanah yang makin kritis dan akar tanah tidak dapat menjangkar dan berkembang secara baik.
2. Secara Kimia
Lahan yang kritis juga bisa terjadi karena menurunnya kimia tanah. Degradasi lahan dari sifat kimia tanah meliputi proses pengasaman (acidification), penggaraman (salinization), serta pengurasan unsur hara tanaman.
Kemasaman tanah dapat terjadi karena dipengaruhi air hujan terutama hujan asam, respirasi akar, dan pengaruh penggunaan pupuk. Penggaraman dapat disebabkan oleh proses alami seperti pencucian mineral atau juga bisa terjadi karena kegiatan manusia seperti irigasi.
3. Secara Biologis
Secara biologis, lahan kritis dapat terjadi karena adanya pengaruh dari tekstur tanah dan kemiringan lereng atau topografi. Tekstur tanah yang baik untuk lahan yang masih normal, yaitu lempung atau clay yang memiliki perbandingan antara fraksi pasir, debu, dan lempung dalam massa tanah. Topografi yang cenderung miring juga dapat mengakibatkan risiko erosi tanah yang besar.
Faktor Kegiatan Manusia