Mohon tunggu...
Riska Zafitri cahyanti
Riska Zafitri cahyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Empati Menurut Martin Hoffman

21 Januari 2025   10:59 Diperbarui: 21 Januari 2025   11:03 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

             Martin Hoffman adalah seorang psikolog asal Amerika. Hoffman lahir pada tahun 1929. Ia adalah seorang psikolog yang terkenal dengan teorinya tentang perkembangan empati. Hoffman mengembangkan teori tentang bagaimana empati berkembang dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

            Hoffman melihat bahwa empati menjadi salah satu elemen fundamental dalam pembentukan moralitas seseorang, yang mempengaruhi bagaimana cara seseorang berinteraksi dengan orang lain dan membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai moral. Teori ini sangat penting dalam memahami perkembangan emosional dan sosial anak serta bagaimana cara mereka dalam belajar untuk merespons perasaan orang lain.

           Menurut teori Hoffman, empati bukanlah kemampuan bawaan yang statis, melainkan kemampuan yang berkembang seiring waktu, dimulai dari respons dasar pada usia dini hingga mencapai kemampuan yang lebih kompleks dan terstruktur secara moral di usia dewasa. Hoffman mengidentifikasi beberapa tahap perkembangan empati yang terjadi pada anak, yang menjadi dasar bagi pemahaman moral mereka.

Berikut penjelasan mengenai tahapan teori perkembangan empati Martin Hoffman :

 1. Empati Global (Usia 0-1 tahun)

            Pada tahap ini, bayi menunjukkan reaksi empatik secara spontan, tetapi mereka belum dapat membedakan antara perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain. Misalnya, bayi akan menangis ketika mendengar bayi lain menangis, karena mereka merasakan emosi tersebut seolah-olah mereka sendiri yang mengalaminya.

 2. Empati Egosenstris (Usia 1-2 tahun)

            Pada usia ini, anak mulai menyadari bahwa perasaan orang lain berbeda dari perasaan mereka sendiri, tetapi mereka masih cenderung melihat situasi dari perspektif mereka sendiri. Misalnya, mereka mencoba untuk menghibur orang lain dengan cara mereka sendiri, tanpa mempertimbangkan apa yang benar-benar dibutuhkan orang tersebut.

 3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (Usia 2-3 tahun)

            Pada tahap ini, anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan dan perspektif yang berbeda. Mereka mulai menunjukkan empati yang lebih sadar, misalnya dengan memberikan kenyamanan kepada orang lain, dengan cara yang lebih sesuai dengan kebutuhan orang tersebut.

 4. Empati untuk Kondisi Umum Orang Lain (Setelah usia 3 tahun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun