Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebih Baik Sedikit, tapi Positif

26 Agustus 2023   10:36 Diperbarui: 26 Agustus 2023   10:40 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ada yang pernah mendengar ungkapan ini, "Semakin dewasa, lingkaran pertemanan semakin sempit."

Semakin bertambah usia, fokus utama kita tentunya bukan hanya soal bersenang-senang seperti di masa sekolah dulu. Menjadi dewasa mengharuskan kita membawa tanggung jawab perihal hidup. Ada yang sedang berjuang untuk karirnya. Ada yang menikmati romansa pernikahan muda. Ada yang sedang beradaptasi mengurus bayinya. Atau bahkan ada yang masih berusaha mencari cita-citanya. Setiap orang punya fokus hidupnya masing-masing sehingga terkadang hubungan dengan orang lain diluar fokus kehidupannya semakin berkurang.

Bukan artinya mereka tidak butuh hubungan sosial dengan orang lain, namun waktu untuk melakukan itu menjadi jauh berkurang jika dibandingkan masa sebelumnya. Dan pada akhirnya hal yang menjadi alasan terkuat ketika pertemuan sulit untuk diadakan adalah kesibukan masing-masing orang.

Di era modern saat ini, hubungan sosial tidak lagi terbatas dalam bentuk pertemuan dan pembicaraan secara langsung, namun juga dalam bentuk obrolan grup pada media-media komunikasi secara online. Tidak terbatas di usia berapapun, ketika mereka merupakan pengguna aktif media komunikasi berbasis online, dipastikan terdapat setidaknya satu grup obrolan yang terbentuk sebagai wadah komunikasi. Entah beranggotakan teman sejawat, anggota keluarga, komunitas hobi, anggota kepengurusan di lingkungan atau sekadar grup obrolan bersama teman-teman dekat. 

Melaui grup obrolan online ini, kita setidaknya masih bisa menuangkan setidaknya waktu untuk menyimak hal menarik untuk diperbincangkan atau sekadar mengetahui kabar dari masing-masing teman tanpa harus melakukan banyak effort. Menyenangkan rasanya membaca obrolan menghibur ditengah hectic-nya kehidupan yang kita jalani. Tak jarang bertukar kabar menjadi hal yang bisa membuat kita manjadi saling menyemangati. Bahkan berdiskusi tentang pengalaman hidup menjadi media belajar yang menyenangkan jika dibicarakan bersama teman-teman dalam grup obrolan.

Namun untuk sampai di tahap memiliki hubungan pertemanan yang demikian bukanlah terbentuk tanpa proses pencarian dan penilaian. Dahulu mungkin kita membentuk pertemanan dari hal-hal yang sederhana dan menyenangkan. Namum semakin dewasa, hubungan pertemanan yang bertahan adalah mereka yang kita rasa bisa diajak berkompromi bersama.

Sama halnya memilih pasangan hidup, memilih dengan siapa kita berteman juga merupan sebuah manifesting. Karena lingkungan terdekat selain keluarga adalah lingkungan pertemanan. Bagaimana pengaruh dan masukan dari lingkungan pertemanan bisa menjadi salah satu dasar atas keputusan yang akan kita lakukan dalam hidup.

Dan ternyata ketika semakin dewasa, sensitivitas dalam menilai orang menjadi lebih tinggi. Bahkan dari hal-hal kecil yang mungkin dulunya terabaikan, namun jika kita lihat dari pikiran yang lebih dewasa, hal itu cukup menjadi alasan seberapa jauh kita menjalin hubungan dengan orang yang tersebut.

Saya pernah mendapati bahwa bahwa ada sebuah perbedaan dari kualitas  pertemanan yang tercermin dari  fenomena grup obrolan. Mungkin hal ini akan lebih sering dialami oleh para wanita yang notabene lebih aktif biasanya memiliki grup pertemanan dalam media komunikasi online.

Sebuah grup pertemanan sebut saja Grup A beranggotakan 6 orang di dalamnya. Ketika ada sebuah hal yang direncanakan dan satu anggota keberatan atau berhalangan, akan ada grup obrolan lain di luar anggota tersebut. Dan hal ini terjadi sampai terbentuk beberapa grup obrolan dengan kombinasi dri 6 anggota grup A.

Di sisi lain ada grup obrolan pertemanan sebut saja Grup B yang beranggotakan 5 orang. Di situasi yang sama seperti yang terjadi pada Grup A, ada satu orang yang misalnya berhalangan, mereka yang tetap sepakat akan berkomunikasi secara pribadi satu per satu.

Dari kedua grup tersebut, apakah kalian juga bisa melihat bagaimana bentuk pertemanan yang terjalin? Manakah grup yang hubungannya lebih solid? Bahkan dari gambaran yang saya berikan mungkin sudah terbayangkan apa isi obrolan di dalam grup pertemanan tersebut. Bagaimana mereka menyikapi saat ada yang tak sepakat atau tak sependapat. 

Mungkin hal ini terkesan kecil, bukan juga perihal merasa keberatan saat tidak berada dalam grup ketika yang lain ada. Namun hal ini menjadikan kita bisa melihat bagaimana bentuk kompromi dan menghargai dalam sebuah pertemanan. Setidaknya kita bisa menilai apakah pertemanan ini hanya didasarkan pada yang bisa sepakat atau bisa tetap berjalan sekalipun kita berbeda.

Entah apapun profesinya, apapun status sosialnya, apapun asal usulnya selama dengan mereka, kita merasa berada di lingkungan yang nyaman ketika kita bisa saling berkompromi satu dengan yang lainnya dan disanalah kita menemukan indahnya bentuk pertemanan. 

Karnea bentuk nyaman juga bisa berarti secara luas. Bagi seorang yang introvert, tidak pernah dipaksa untuk berada di tengah kebanyakan orang menjadi hal yang nyaman. Bagi typical yang extrovert, dibiarkan menghabiskan energinya entah apapun bentuk yang sukainya tanpa di judge adalah hal yang nyaman. Bagi yang sudah berumah tangga, tak pernah ikut acara pertemuan namun tetap selalu dirangkul adalah sebuah bentuk kenyamanan. Disinilah kita akan bertahan dalam pertemanan yang tak akan habis digerus masa ke masa.

Semua perihal bagaimana kita berkompromi satu sama lainnya. Kita sadar bahwa dunia selalu bergerak dan bertumbuh seiring waktu begitu juga teman-teman disekitar kita. Sejauh apa kita berkompromi, sejauh itulah usia pertemanan kita akan berlangsung.

Tidak perlu takut saat  circle  petemanan semakin sempit. Lebih baik memiliki satu namun punya seribu pemikiran yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun