Mohon tunggu...
Riska UmiFadillah
Riska UmiFadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

Mahasiswi Ekonomi Syariah

Selanjutnya

Tutup

Financial

Keseimbangan Ekonomi dalam Perspektif UMKM: Motor Penggerak atau Korban?

17 Desember 2024   11:03 Diperbarui: 17 Desember 2024   11:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sering disebut sebagai tulang punggung perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan kemampuan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, UMKM memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan ekonomi. Namun, di balik peran besarnya, UMKM sering kali menghadapi tantangan yang membuat posisi mereka berada di antara motor penggerak ekonomi dan korban ketidakadilan struktural.

UMKM Sebagai Motor Penggerak Ekonomi

Tidak dapat disangkal bahwa keberadaan UMKM di berbagai sektor menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Data menunjukkan bahwa UMKM menyumbang lebih dari 60% PDB Indonesia dan menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 97% tenaga kerja. Peran ini semakin nyata di tengah krisis ekonomi, di mana UMKM menunjukkan fleksibilitas dan ketahanan yang luar biasa dalam menghadapi tekanan.

Pemerintah telah memberikan perhatian khusus kepada UMKM melalui berbagai kebijakan seperti kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga rendah, program pelatihan digitalisasi, dan pendampingan pengembangan usaha. Semua ini bertujuan untuk menjadikan UMKM lebih kompetitif di pasar lokal maupun global

UMKM juga menjadi katalisator utama dalam distribusi ekonomi yang lebih merata. Dengan menjamurnya UMKM di daerah-daerah terpencil, kesenjangan ekonomi antara wilayah perkotaan dan pedesaan dapat diminimalkan. Selain itu, UMKM turut mendukung pertumbuhan sektor informal yang menjadi tumpuan hidup banyak masyarakat menengah ke bawah.

Tantangan yang Mengancam Keseimbangan Ekonomi

Meski memiliki peran besar, UMKM sering kali menjadi korban ketidakadilan ekonomi. Salah satu tantangan utama adalah akses terhadap modal. Bank dan lembaga keuangan cenderung memprioritaskan perusahaan besar, sementara UMKM harus berjuang dengan proses birokrasi yang rumit untuk mendapatkan pinjaman kecil.

Selain itu, UMKM juga menghadapi persaingan yang tidak seimbang dengan perusahaan besar, terutama di era digital. Platform e-commerce sering kali memberikan prioritas kepada pelaku usaha besar, sementara UMKM harus berjuang untuk mendapatkan visibilitas. Belum lagi masalah regulasi yang seringkali tidak berpihak pada UMKM, seperti beban pajak yang berat atau izin usaha yang rumit.

Dengan semakin terbukanya pasar global, UMKM dihadapkan pada persaingan yang ketat dengan perusahaan besar yang memiliki keunggulan dalam skala produksi, pemasaran, dan teknologi. Perusahaan besar mampu memanfaatkan sumber daya yang lebih besar untuk menekan biaya produksi dan mendominasi pasar, sehingga UMKM kerap kesulitan untuk bersaing. Ketimpangan ini sering kali membuat pelaku UMKM sulit bertahan, terutama ketika mereka harus berhadapan langsung dengan produk-produk impor atau korporasi multinasional yang memiliki jaringan distribusi luas dan promosi yang agresif.

Selain itu, meskipun pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung UMKM, pelaksanaannya sering kali tidak optimal. Banyak kebijakan yang bersifat jangka pendek dan kurang menyentuh akar permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM, seperti akses terhadap modal, pembinaan, atau perlindungan dari persaingan yang tidak adil. Akibatnya, dukungan yang seharusnya menjadi penyelamat bagi UMKM tidak selalu memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha mereka.

Solusi untuk Menjadikan UMKM Sebagai Penggerak yang Tangguh

Untuk mendukung keberlanjutan dan daya saing UMKM, diperlukan beberapa langkah strategis yang terintegrasi. Pertama, peningkatan akses terhadap modal harus menjadi prioritas, di mana pemerintah perlu memperluas program pinjaman dengan bunga rendah dan mempermudah prosedur pengajuan, terutama bagi UMKM yang beroperasi di daerah terpencil. Selain itu, digitalisasi menjadi langkah penting yang tidak boleh diabaikan. Memberikan pelatihan dan pendampingan dalam penggunaan teknologi akan membantu UMKM bersaing di pasar digital, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.

Regulasi yang ramah bagi UMKM juga harus diimplementasikan, misalnya dengan menyederhanakan perizinan usaha dan sistem perpajakan, sehingga tidak menjadi hambatan bagi pelaku usaha kecil untuk berkembang. Terakhir, kemitraan antara perusahaan besar dan UMKM perlu didorong guna menciptakan rantai pasok yang inklusif. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat ekosistem usaha, tetapi juga membuka peluang bagi UMKM untuk belajar dan tumbuh bersama perusahaan besar. Melalui langkah-langkah ini, UMKM dapat memainkan peran maksimalnya sebagai motor penggerak ekonomi sekaligus menjadi bagian dari solusi untuk mencapai keseimbangan ekonomi.

Kesimpulan

UMKM memiliki peran strategis sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan ekonomi antara wilayah. Namun, tantangan seperti akses modal yang sulit, persaingan tidak seimbang dengan perusahaan besar, dan kebijakan yang kurang konsisten sering kali menghambat potensi maksimal UMKM.

Untuk menjadikan UMKM sebagai motor penggerak yang tangguh, diperlukan langkah-langkah strategis yang berkelanjutan. Peningkatan akses modal, pelatihan digitalisasi, regulasi yang mendukung, dan kemitraan inklusif dengan perusahaan besar adalah beberapa solusi yang dapat memperkuat UMKM. Dengan dukungan yang memadai, UMKM tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkontribusi lebih besar dalam menciptakan keseimbangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Pertanyaannya kini adalah, apakah kita siap memberikan ruang yang lebih besar bagi UMKM untuk berkembang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun