Beberapa alasan yang sering diungkapkan seperti,1) Pertimbangan ekonomi, karir, kesehatan mental dan kesejahteraan, yang mana beberapa orang merasa bahwa memiliki anak akan mengganggu pengembangan karir mereka, karena peran sebagai orang tua sering kali membutuhkan waktu dan energi yang banyak. Serta beban emosional yang bisa berdampak negatif.Â
2) Kekhawatiran terhadap lingkungan, sebagian orang merasa bahwa mengurangi jumlah populasi dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan.Â
3) Kemandirian dan kebebasan, childfree memberikan kebebasan untuk mengejar impian pribadi, berkeliling dunia, atau mengeksplorasi minat dan hobi tanpa harus memikirkan kewajiban besar sebagai orang tua.
Pandangan Masyarakat terhadap Fenomena Childfree di Indonesia
Di Indonesia, semakin banyak orang yang mulai terbuka terhadap pilihan hidup non-tradisional, memilih untuk tidak memiliki anak masih sering dianggap kontroversial.
Beberapa orang mungkin menilai pasangan yang childfree sebagai egois atau tidak memahami nilai-nilai keluarga. Ada pula yang beranggapan bahwa "kewajiban" untuk melahirkan dan membesarkan anak adalah bagian dari eksistensi manusia.Â
Terlebih lagi, dalam budaya yang sangat menghargai keturunan dan peran orang tua dalam melanjutkan garis keluarga, keputusan untuk tidak memiliki anak dapat dianggap sebagai penolakan terhadap tradisi.
Namun di sisi lain, ada peningkatan kesadaran tentang keberagaman pilihan hidup dan kebebasan individu. Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan childfree semakin diterima, terutama di kalangan generasi muda yang lebih terbuka terhadap konsep kebebasan pribadi.Â
Diskusi tentang childfree juga mulai muncul di media sosial dan platform digital, di mana orang dapat berbagi pengalaman dan perspektif mereka tentang kehidupan tanpa anak.
Tantangan dan Stigma yang Dihadapi
Meskipun semakin banyak yang memilih untuk childfree, mereka yang berada di luar arus utama sering kali menghadapi stigma sosial.Â
Pertanyaan-pertanyaan seperti "Kenapa tidak mau punya anak?" atau "Apakah kamu tidak takut kesepian di masa tua?" sering kali dilontarkan kepada mereka yang memilih untuk tidak memiliki anak.
Stigma ini mungkin berakar pada pandangan bahwa peran orang tua adalah bagian dari siklus hidup yang "normal" dan bahwa setiap orang harus melanjutkan keturunan mereka.Â