Mohon tunggu...
Riska Jayanti
Riska Jayanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, content writer

Seorang penulis amatir yang ingin jadi penulis profesional dengan banyak karya. Sering kali saya suka menulis apapun termasuk edukasi konten tips trick kepenulisan, maupun sharing bisnis marketing, life style, hiburan, dan edukasi pendidikan. Find on @riskajaya25/wattpad

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Author's Perspective Vs Beta Reader

22 Oktober 2022   19:20 Diperbarui: 24 Oktober 2022   21:35 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ok lanjut. Setelah uda paham definisinya. Selanjutnya apa sih hubungan keduanya? Ok kita mulai. Kita pakai pola cause & effect ya.

Cause adalah penyebab alias sumber. Dimulai dari author yang lempar perspectivenya melalui bukunya untuk dibaca reader yang akan jadi effect berbentuk feeling. Yap, itu akan dinilai, seperti bagaimana pilihan kata-katanya, kekuatan kalimatnya, dan struktur kalimatnya, berdasarkan plot jalan cerita.

Nah, kalian harus tau. Dalam penilaian itu semua disebut Tone. Yakni, gabungan perspektive penulis dengan skill teknik penulisan itu sendiri. Seperti apakah bahan bacaan itu formal, casual, penuh motivasi, unik dari pada yang lain, atau bisa juga mendeskripsikan rasa marah, atas refleksi karakter cerita yang udah diciptakan?

Misal, karakter tokoh cerita seorang ibu yang marah, memarahi pacar anaknya, yang uda keterlaluan menghamili anaknya. Tentu saja pas menulis ini, pasti seakan-akan dia marah, menghayati peran karakter ibu tsb itu. Jadi, itu maksudnya ya. Ada tuh di scene dua garis biru. Ibu kandungnya memarahi bima karena anaknya dara dihamili. Sad:(

Ok, kemudian gantian, kita ganti rolenya lagi ya.

Setelah karyanya dibaca. Apa aja tanggapan beta reader atas perspective penulis? Apa aja reaksinya? Bagaimana perasaannya? Apa aja yang pembaca lakukan? Apa dia cium2 buku tsb karena bahagia, atau robek maybe. Dan reaksi result itu dinamakan mood, ya.

Kesimpulannya gini sih. Mood adalah bagaimana teks tulisan yang ditulis penulis, membuat reader bereaksi mengungkapkan perasaannya. Misal, bukunya membosankan ih, ceritanya buat stress banget sampe kebawa mimpi, atau tulisannya malah membuat reader tambah termotivasi gitu menjalankan kehidupannya.

Contohnya begitu. Yakni feel perasaannya, seperti rasa damai, terhibur, menyenangkan, membosankan atau membuat kepala pusing ataupun ngantuk menguap pengen tidur. Jadi begitu ya kira-kira.

Sebagai tambahan dikit untuk penulis dan pembaca. Sebagai penulis. Nulislah yang baik supaya bermanfaat untuk pembaca. Sedangkan untuk pembaca beta reader. Ambil yang dipikir baik, dan buang yang jeleknya. Jangan sombong. Jangan mencela juga.

Sesama penulis yang sebagai pembaca juga, harus saling support. Semua skill kepenulisan kan butuh proses sampai mahir. Jadi jangan sombong. Kita harus salam damai dan respect.  Teaching dan review baik2 biar penulis menerima dengan senang hati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun