Mohon tunggu...
Riska Y. Imilda
Riska Y. Imilda Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

IG: riskayi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Hak Warga Negara, Bukan Kaum Kapitalis

7 Mei 2017   21:53 Diperbarui: 7 Mei 2017   22:06 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita bebas dari belenggu asing namun terperangkap didalam kejahatan negeri sendiri. Orang kota dan kampung sama-sama warga negara, hidup dibawah panji merah putih, darah republik akan tetapi sangat disayangkan fasilitas tak sama. Orang berduit yah fasilitas bagus dan sebaliknya. Begitu pedih cerminan pendidikan negeri ini.

Tidak ingin membandingkan tetapi wajib dibandingkan, mengapa dalam suatu wilayah saja strata dalam pendidikan itu terasa. Setiap pulang sekolah di halte bus akan terlihat dimana anak-anak yang berpakaian rapi penuh dengan buku serta laptop ditangannya. Kemudian melirik kesamping, terlihat anak dengan pakaian kucel sepatu yang standar saja. Mencoba balikan badan, terdapat anak yang seumuran tetapi tak berseragam melainkan dia sedang mengorek-orek tempat pembuangan sampah. Kasus itu hanya mengambil sampel di tempat pemeberhentian bus dimana saja kita berada.

Pendidikan tak hanya mengejar trendtetapi pemerataan yang harus digalakkan. Percuma pembangunan industri saja disebarluaskan, reklamasi diperluar, namun dana pendidikan serta wilayah hanya stagnat bahkan jalan ditempat. Anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, seharusnya disekolahkan dan diberi pendidikan dengan baik. 

Bukan ditangkap, dikejar-kejar saat berjualan koran di lampu merah, diteror saat sedang mengamen. Hal tersebut tidak akan terjadi apabila, pendidikan merata tak berpihak kepada kaum kapitalis saja. Pemerintah dengan tegas mengatur sistem pendidikan. Berkarakter juga harus dibekali ilmu pengetahuan, ilmu tersebut datang dari pendidikan. Jangan salahkan penduduk Indonesia tetap menduduki salah satu negara miskin di dunia, jika pendidikan saja kurang didalam negeri.

Pendidikan itu tonggak negara, pendidikan itu harus terlahir sejak dini. Kualitas dan kuantitas saling diimbangi untuk mendapatkan sistem terbaik dalam pendidikan. Apabila, susah untuk memberhentikan sang korupsi di ranah pendidikan, kenapa tak coba berbaik hati untuk membagikan hasil korup itu dibangun untuk pendidikan. Jika susah kedua-duanya jangan salahkan pendidikan akan selalu dimiliki orang bermodal, karena yan bermodal sedikit maka Indonesia krisis manusia yang berpendidikan. Apabila tak berpendidikan maka sulit untuk berkarakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun