Kita bebas dari belenggu asing namun terperangkap didalam kejahatan negeri sendiri. Orang kota dan kampung sama-sama warga negara, hidup dibawah panji merah putih, darah republik akan tetapi sangat disayangkan fasilitas tak sama. Orang berduit yah fasilitas bagus dan sebaliknya. Begitu pedih cerminan pendidikan negeri ini.
Tidak ingin membandingkan tetapi wajib dibandingkan, mengapa dalam suatu wilayah saja strata dalam pendidikan itu terasa. Setiap pulang sekolah di halte bus akan terlihat dimana anak-anak yang berpakaian rapi penuh dengan buku serta laptop ditangannya. Kemudian melirik kesamping, terlihat anak dengan pakaian kucel sepatu yang standar saja. Mencoba balikan badan, terdapat anak yang seumuran tetapi tak berseragam melainkan dia sedang mengorek-orek tempat pembuangan sampah. Kasus itu hanya mengambil sampel di tempat pemeberhentian bus dimana saja kita berada.
Pendidikan tak hanya mengejar trendtetapi pemerataan yang harus digalakkan. Percuma pembangunan industri saja disebarluaskan, reklamasi diperluar, namun dana pendidikan serta wilayah hanya stagnat bahkan jalan ditempat. Anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, seharusnya disekolahkan dan diberi pendidikan dengan baik.Â
Bukan ditangkap, dikejar-kejar saat berjualan koran di lampu merah, diteror saat sedang mengamen. Hal tersebut tidak akan terjadi apabila, pendidikan merata tak berpihak kepada kaum kapitalis saja. Pemerintah dengan tegas mengatur sistem pendidikan. Berkarakter juga harus dibekali ilmu pengetahuan, ilmu tersebut datang dari pendidikan. Jangan salahkan penduduk Indonesia tetap menduduki salah satu negara miskin di dunia, jika pendidikan saja kurang didalam negeri.
Pendidikan itu tonggak negara, pendidikan itu harus terlahir sejak dini. Kualitas dan kuantitas saling diimbangi untuk mendapatkan sistem terbaik dalam pendidikan. Apabila, susah untuk memberhentikan sang korupsi di ranah pendidikan, kenapa tak coba berbaik hati untuk membagikan hasil korup itu dibangun untuk pendidikan. Jika susah kedua-duanya jangan salahkan pendidikan akan selalu dimiliki orang bermodal, karena yan bermodal sedikit maka Indonesia krisis manusia yang berpendidikan. Apabila tak berpendidikan maka sulit untuk berkarakter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H