Mohon tunggu...
Riska Fadhilah
Riska Fadhilah Mohon Tunggu... -

Jurusan Akuntansi Di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Bab 20 Audit terhadap Siklus Produksi: Pengujian Substantif terhadap Saldo Sediaan

31 Maret 2016   08:07 Diperbarui: 5 April 2016   13:19 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


DISKRIPSI SEDIAAN

Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal ataupun barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Didalam perusahaan dagang, sediaan  terdiri dari sediaan barang dagang. Sedangkan dalam perusahaan manufaktur sediaan terdiri dari sediaan bahan baku dan bahan penolong, sediaan produk dalam proses, sediaan produk jadi, sediaan suku cadang dan bahan habis pakai pabrik (factory supplies).

Sediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dari auditordidalam proses auditnya karena berbagai alasan, sebagai berikut :

1.       Umumnya sediaan merupakan komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup material dan merupakan objek manipulasi serta tepat terjadinya kesalahan-kesalahan besar.

2.       Penentuan besarnya nilai sendiaan secara langsung mempengaruhi kos barang yang dijual (cost of good sold) sehingga berpengaruh pula terhadap perhitungan laba tahun yang bersangkutan.

3.       Vertifikasi kuantitas, kondisi dan nilai sediaan merupakan tugas yang lebih kompleks dan sulit dibandingkan dengan vertifikasi sebagaian besar unsur laporan keuangan yang lain.

4.       Seringkali sediaan disimpan di berbagai tempat sehingga menyulitkan pengawasan dan penghitungan fisiknya.

5.       Adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi auditor dalam melaksanakan auditnya.

PRINSIP AKUNTASI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN SEDIAAN DALAM NERACA

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan di neraca adalah sebagai berikut:

1. Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower of cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos sediaan.

2. Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilai pada harga pasarnya, kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung juga. Kos pengganti ini (current replacement cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk sediaan yang kosnya ditentukan berdasarkan metode masuk terakhir keluar pertama.

3. Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan rugi laba tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan pengecualian mengenai konsistensi penerapan prisip akuntansi berterima umum dalam laporan audit.

4.  Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika sediaan digadaikan sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.

5.  Jika jumlahnya material, sediaan dalam perusahaan manufaktur harus dikelompokkan dalam kelompok  utama yaitu sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku. Penyajian kelompok sediaan tersebut dalam neraca berdasarkan urutan likuiditasnya.

6.  Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika jumlahnya material ataupun bersifat luar biasa.

7. Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah tanggal neraca harus dibentuk dengan menyelisihkan sebagian laba yang ditahan. Cadangan ini tidak boleh dikurangkan dari sediaan, namun harus disajikan sebagai pengurang akun Laba Ditahan.

 

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SEDIAAN 

Tujuan pengujian substantif terhadap sediaan adalah sebagai berikut:

1.      Memperoleh keyakinan tentang keadaan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan sediaan.

2.      Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadiaan transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

3.      Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di neraca.

4.      Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di neraca.

5.      Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.

6.      Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca.

 

PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO SEDIAAN

Prosedur Audit Awal

Dalam melakukan rekonsiliasi informasi sediaan di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan auditor melakukan 5 prosedur audit berikut:

1.      Usut saldo sediaan yang tercnatum dineraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan didalm buku besar

2.      Hitung kembali saldo akun sediaan didalam buku besar

3.      Usut pendebitan dan pengkreditan akun sediaan kedalam juranl yang bersangkutan

4.      Usut saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu

5.      Lakukan rekonsiliasi buku pembatu sediaan dengan akun control sediaan yang bersangkutan di dalam buku besar

Prosedur Analitik

Prosedur analitik merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajarang sediaan yang disajikan dineraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung berbagai ratio yang bersangkutan dengan sediaan.

            Ratio berikut ini sering digunakan auditor dalam pengujian analitik terhadap sediaan:

 

 

 

 

 

Pengujian terhadap Transaksi Rinci

·    Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun sediaan ke dokumen yang mendukung timbulnya trnasaksi tersebut.

·    Periksa pendebitan akun sediaan ke dokumen pendukung

·    Periksa pengkreditan akun sediaan ke dokumen pendukung : faktur penjualan, laporan pengiriman barang, bukti pemakaianbarang gudang, memo debet untuk retur pembelian.

·     Pengujian pisah batas transakasi yang berkaitan dengan sediaan.

·     Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

·     Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya sediaan (karena transaksi penjualan atau pemakaian sendiri) dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

·         Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan.

·         Periksa instruksi tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan.

·         Lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh klien.

·         Kirimkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang pihak luar.

·         Mintalah informasi mengenai barang-barang klien yang dijual secara konsinyasi dan barang-barang titipan yang ada di tangan klien.

·         Mintalah informasi mengenai sediaan yang dijadikan jaminan penarikan utang.

·         Lakukan pengujian terhadap penilaian sediaan.

·         Mintalah informasi mengenai metode penilaian sediaan yang digunakan oleh kilen.

·         Periksa kesesuaian kos per satuaan sediaan dengan prinsip akuntansi berterima umum.

·         Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos satuan sediaan.

·         Bandingakan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun sebelumnya.

·         Lakukan pengamatan terhadap sediaan yang rusak.

·         Hitung tingkat perputaran sediaan dan bandingkan dengan tingkat perputaran sediaan tahun sebelumnya.

·         Lakukan pengamatan terhadap sediaan yang lambat pemakaiannya atau penjualannya.

·         Mintalah surat representasi sediaan dari klien.

Pemeriksaan Penyajian dan Pengungkapan Sediaan di Neraca

Atas dasar prinsip akuntansi berterima umum, auditor melakukan verifikasi penyajian sediaan di neraca dengan cara sebagai berikut:

1.      Periksa klasifikasi sediaan di neraca

2.      Periksa pengungkapan yang bersangkutan yang bersangkutan dengan sediaan

3.      Lakukan analytical review terhadao sediaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun