Mohon tunggu...
Riska Dayana
Riska Dayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi saya membaca buku fiksi dan mengenai ilmu psikologi, kepribadian saya introvert, saya hanya seorang mahasiswi biasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Inklusi: Mengharmonisasikan Perbedaan dan Menghargai Perbedaan Kesempatan yang Ada

1 November 2024   23:22 Diperbarui: 2 November 2024   11:08 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Anak disabilitas fisik atau tunadaksa adalah anak yang mengalami gangguan gerak akibat kelumpuhan, tidak lengkap anggota badan, kelainan bentuk dan fungsi tubuh atau anggota gerak. Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan disabilitas fisik contohnya seperti; Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh, Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali), Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa, Terdapat cacat pada alat gerak, Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam, Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.

5. Anak Disabilitas Sosial (Tunalaras)

Anak disabilitas sosial atau tunalaras adalah anak yang memiliki masalah atau hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, serta berperilaku menyimpang. Ciri-ciri atau tanda anak tunalaras antara lain: Bersikap membangkang dan suka berbohong, Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah, Sering melakukan tindakan agresif, merusak, dan mengganggu, Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/norma hukum, Kurang/tidak mampu menjalin hubungan dengan orang lain, Mempunyai perasaan yang tertekan dan selalu merasa tidak bahagia.

6. Anak dengan GPPH/ADHD

Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan, yang ditandai dengan sekumpulan masalah berupa ganggguan pengendalian diri, sulit fokus atau memperhatikan, masalah rentang atensi atau perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas, yang menyebabkan kesulitan berperilaku, berfikir, dan mengendalikan emosi. Ciri-ciri anak berkebutuhan khusus ini dapat ditandai dengan tidak bisa duduk diam di kelas, kesulitan belajar, suka mondar-mandir, atau terus berbicara. Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif:

a.) Inatensi atau kesulitan memusatkan perhatian, seperti tidak mau mendengar, gagal menuntaskan tugas-tugas, sering menghilangkan benda-benda, tidak dapat berkonsentrasi, perhatiannya mudah terganggu, suka melamun, pendiam, harus diingatkan dan diarahkan terus-menerus.

b.) Impulsif atau kesulitan menahan keinginan, seperti terburu-buru saat mendekati sesuatu, tidak teliti, berani mengambil risiko, mengambil kesempatan tanpa pikir panjang, sering mengalami celaka atau luka, tidak sabar, dan suka interupsi.

c.) Hiperaktif atau kesulitan mengendalikan gerakan, seperti sangat sulit istirahat, tidak dapat duduk lama, bicara berlebihan, menggerakkan jari-jari tak bertujuan (usil), selalu bergerak ingin pergi atau meninggalkan tempat, mudah terpancing, dan banyak berganti-ganti posisi/gerakan.

7. Autisme

Anak dengan gangguan spektrum autisma atau autism spectrum disorders (ASD) adalah anak yang mengalami gangguan dalam tiga area dengan tingkatan berbeda-beda, yaitu kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, serta pola-pola perilaku yang repetitif dan stereotipi. Gangguan ini bisa membuat anak seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan gangguan spektrum autisma: Usia 0--2 tahun: anak jarang menangis atau sering menangis tanpa sebab (iritable), sulit bila digendong karena gerakan tangan dan kaki berlebihan, tidak ada kontak mata, tidak ditemukan senyum sosial (merespon/membalas senyum orang lain disekitarnya), terkadang ada fase perkembangan motorik yang terlewati seperti anak tidak melewati fase merangkak tapi langsung berdiri/lari, menggigit tangan dan anggota orang lain secara berlebihan. Usia 2--3 tahun: anak tidak tertarik bersosialisasi dengan anak lain, melihat orang sebagai benda, kontak mata terbatas, tertarik pada benda tertentu, tidak menyukai sentuhan/dipeluk, marah bila rutinitas yang biasa dikerjakan diubah, menyakiti diri sendiri, dan agresif. Anak sangat lambat bicara atau tidak bisa sama sekali , mengeluarkan suara yang aneh tanpa makna, mengulang-ulang ucapan lawan bicara, berbicara tapi tidak untuk berkomunikasi. Ditanya tidak bisa menjawab, bahkan mengulang pertanyaannya, Tidak bisa berkomunikasi dua arah dan tidak menatap mata lawan bicaranya. Kalau dipanggil tidak mau menengok, Merasa tidak nyaman dalam keramaian, misalnya pesta ulang tahun, perkawinan, dan lain sebagainya, Merasa lebih nyaman bila main sendiri, Berperilaku aneh seperti jalan berjinjit-jinjit, berputar-putar, lompat-lompat, mondar-mandir tak bertujuan, Sering melihat dengan mata yang miring, Kelekatan dengan benda tertentu, sehingga kemana-mana harus membawa benda tersebut, Mengamuk hebat kalau tidak mendapatkan keinginannya, Tertawa/menangis/marah tanpa sebab yang jelas, Tidak ada rasa empati, Ada kebutuhan untuk mencium-cium sesuatu dan memasukan segala benda yang dipegangnya ke dalam mulut atau digigit-gigit.

Ciri atau tanda anak spektrum autis bervariasi yang meliputi 3 bidang yaitu: gangguan komunikasi/wicara, interaksi sosial, dan gerakan berulang-ulang (stereotipi) dengan derajat ringan sampai berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun