Mohon tunggu...
Riska Apriliani
Riska Apriliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Rajapolah Memaknai Social Distancing

10 Maret 2023   07:13 Diperbarui: 10 Maret 2023   07:16 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku masyarakat dalam menyikapi social distancing

Rasa takut dengan adanya virus yang menyerang sistem pernafasan ini seakan dikalahkan dengan tuntutan kebutuhan hidup. Langkah pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus dengan social distancing belum sepenuhnya dilaksanakan. Situasi ini terjadi karena satu alasan yaitu ekonomi. Informan mengakui bahwa mereka mengetahui adanya pembatasan sosial, namun mereka terpaksa keluar rumah untuk menghidupi anggota keluarga. "saya tau ada laragan keluar rumah, tapi mau gimana, di rumah banyak yang bergantung dengan saya". Hal serupa juga diungkapkan informan lainnya "saya punya adik, ayah sudah tidak bekerja, jadi saya harus tanggungjawab untuk membiayai". Pengakuan informan berikutnyapun sama "ya saya sebagai masyarakat biasa masih harus tetep kerja mau gimanapun caranya, karena kalo gakerja nanti saya sama keluarga saya gabisa dapet penghasilan terus gabisa makan dong. Kalo saya tetep ikut anjuran dari pemerintah dengan berdiam diri dirumah bukan corona yang bakal dateng, tapi saya dan keluarga saya bakal kelaperan". Situasi yang dibangun atas pengakuan informan ini membuktikan bahwa masyarakat secara sadar dan mengetaui tentang kebijakan social distancing, namun karena faktor keterpaksaan kebijakan tersebut dilanggar. Meski demikian, informan mengakui bahwa selama beraktivitas di rumah mereka tetap menggunakan masker.

Kesimpulan
Social distancing sudah diketahui dan dipahami sebagai salah satu cara dalam mencegah virus COVID-19. Meskipun ada sebagian masyarakat yang masih bingung dengan kebijakan tersebut. Situasi ini terjadi karena minimnya literasi tentang bahaya COVID-19 yang diterima oleh masyarakat. Selain itu, adanya perasaan kaget dan hidup dalam kepanikan sehingga mereka bingungjika melakukan social distancing. Faktor utama yang membuat mereka panik, karena kebijakan tersebut mengakibatkan rutinitas harus dikerjakan dari rumah. Tentu saja situasi ini berdampak pada semua sektor seperti ekonomi dan pendidikan. Selain itu, masih adanya kekuatan relasi sosial di tengah masyarakat sehingga mereka terkadang secara sadar melanggar ketentuan social distancing. Adanya relasi seperti persahabatan dan silaturahmi dengan keluarga merupakan kebiasaan baik yang sulit ditinggalkan. Pengetahun masyarakat tentang social distancing dapat dikatakan hampir merata, terutama di perkotaan. Meski demikian, masih ada yang menyadari melanggar ketentuan tersebut. Informan menyadari bahwa aktivitas di luar rumah tidak baik sehingga tiap kali keluar rumah mereka menjalankan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, membawa handsanitizer, dan membiasakan cuci tangan. Penelitian juga menemukan masyarakat yang tetap memilih menjaga jarak sosial karena menyadari pentingnya keselamatan diri dan orang lain.

Budiansyah, A. (2020). Mengenal Apa itu Virus Corona & Cirinya Versi WHO.
Hidayat, D., & Noeraida. (2020). Pengalaman Komunikasi Siswa Melakukan
Pane, M. D. C. (2020). Virus Corona.
Rachmawati, R. P. (2020). Jaga Kesehatan Mentalmu Selama Social Distancing.
Ramadhan. (2020). Dampak nyata Social Distancing : memperlambat penyebaran COVID-19.
Rasyid, S. (2020). Dua teori penuntasan COVID-19.
WHO. (2020). #COVID Coronavirus Disease 2019: Situation Report 72. DroneEmprit (Vol. 2019).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun