Mohon tunggu...
Riska Prameswari Putri
Riska Prameswari Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Final Year Educational Physics Student at Sultan Ageng Tirtayasa University

Hello, I'm a beginner writer who always wants to learn and try new things. I will try to create a variety of useful writing content for you ^^

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hari Gini Masih Overthinking? Hentikan Sebelum Kamu Semakin Terjebak!

20 Januari 2023   21:00 Diperbarui: 20 Januari 2023   21:07 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Overthinking' kata yang pasti udah gaasing di telinga kita, terutama bagi generasi Z. Sebenarnya apasih overthinking itu?

Overthinking adalah kebiasaan memikirkan segala sesuatu secara berlebihan. Contohnya overthinking tentang masa depan, relationship, peran orangtua, keuangan, dan bahkan sosial politik negara. Overthinking bisa berdampak positif dan negatif, tergantung cara kamu menyikapinya. Jika kamu mampu mengarahkan overthinking menjadi bahan mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, problem solving, dan refleksi diri maka tentunya ini akan bermanfaat buat kamu dan sekitar.

Akan tetapi, jika kamu tidak mampu mengarahkan overthinking ke arah positif, maka ini akan berbahaya terlebih jika dalam jangka waktu panjang. Mengapa bahaya? Karena jika kamu terus-terusan overthinking, maka kamu akan kehabisan energi pikiran, kehabisan waktu dan uang, serta terganggunya kesehatan mental dan tubuh yang berakibat pada penurunan produktivitas kerja. 

Pasti gamau kan jika itu sampai di terjadi di kamu? So, coba ikutin beberapa cara ini yaa!!

1. Bersyukur

Meski terdengar klise, tapi faktanya ini cara yang ampuh loh. Kebanyakan dari kita overthinking karena selalu merasa kurang. Kamu harus mulai belajar menerima diri, memaafkan diri untuk hal-hal yang kamu sesali, dan melihat kembali hal apa yang seharusnya bisa kamu syukuri. Lalu fokus untuk terus mengasah bakat dan potensimu agar bisa menjadi sesuatu yang bermakna. 

2. Meditasi Mindfulness

Meditasi mindfulness adalah jenis meditasi yang dapat menyalurkan rasa kesal atau pikiran negatif hanya dengan fokus pada satu hal saja. Meditasi ini berbeda dengan terapi pada umumnya. 

Ada banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya seperti bernapas secara rileks, memberi afirmasi positif untuk diri sendiri, menggambar, jalan-jalan, menulis jurnal harian, dan meninggalkan media sosial sejenak.  Dengan begitu, meditasi ini mampu membuat pikiranmu jauh lebih tenang dan perasaan yang lebih bahagia.

3. Lawan Rasa Takutmu

Rasa takut ketika akan memulai sesuatu sebenarnya manusiawi. Namun jika ini terus terjadi tentunya bisa menghambat perkembanganmu. So, kamu perlu pelan-pelan melawan rasa takut itu. 

Kamu bisa mulai dengan me-list apa saja yang menjadi ketakutan di otakmu, lalu pikirkan apakah ketakutan itu realistis? Jika jawabannya iya, maka kamu bisa siapkan solusi agar apa yang kamu takutkan itu tidak terjadi. Namun jika kamu berpikir rasa takut itu hanya sugesti saja, kamu harus mulai berani melawannya. Kamu juga bisa terapkan sistem reward & punishment ya. Hal ini akan membantumu untuk tidak lagi tenggelam di  rasa takut yang membuatmu stuck di satu langkah saja. 

4. Fokus pada Apa yang bisa Dikendalikan

Dalam hidup tidak semuanya bisa dikendalikan. Ada hal-hal yang memang ada di bawah kendali kita seperti pikiran, opini, persepsi dan tindakan kita sendiri. Sedangkan kekayaan, kesehatan, reputasi, dan opini orang lain termasuk hal-hal di luar kendali kita. Meskipun hal-hal tadi bisa diusahakan, tapi tidak bisa dijamin kalau itu semua tidak akan diambil dari hidup kita. Sayangnya kebanyakan dari kita terlalu fokus dengan apa yang ada di luar kendalinya.

Oleh karena itu, lebih baik jika kita fokus pada internal goal yang ingin dicapai (di bawah kendali kita) dan belajar untuk selalu siap menerima apapun hasilnya (di luar kendali kita).

5. Kurangi Ekspektasi Siapkan Solusi

Seringkali manusia dipersulit oleh ekspektasinya sendiri bukan karena peristiwanya. Kamu boleh berekspektasi, tapi kamu juga harus bisa mengontrolnya. Oleh karena itu, saat seseorang berekspektasi tinggi dan tidak mampu mengontrolnya, diikuti peristiwa yang terjadi tidak sebagaimana mestinya, maka akan memicu emosi negatif pada orang tersebut. 

Saat hal itu terjadi, kamu bisa menerapkan metode S-T-A-R (Stop-Think & Assess-Respond). Stop : Kamu harus membiasakan dirimu untuk berhenti sejenak agar tidak larut di emosi negatif. Think & Assess : Setelah emosi mereda, kamu harus menilai emosi tersebut dengan rasional. Respond : Hasil penilaianmu terhadap emosi yang sudah dipikirkan dengan baik. 

Kamu juga bisa mengendalikan respon berlebih terhadap suatu masalah dengan mengingat betapa remehnya masalah itu jika dilihat dari jauh. Dan pada akhirnya semua akan terlupakan oleh waktu. So, akan lebih baik jika kamu menyiapkan solusi jika nantinya ada hal yang terjadi di luar dugaan daripada menyalahkan keadaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun