Proses berkomunikasi dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Secara verbal, bahas digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa dalam komunikasi memiliki peranan penting dalam kehidupan. Bahasa sebagai sarana komunikasi memiliki tujuan untuk menyampaikan dan menginformasikan pesan untuk menunjukkan maksud atau perasaan agar lawan bicara paham atas informasi yang diberikan. Tidak memungkiri dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia. Di Indonesia komunikasi yang terjadi pastinya lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Kita sebagai masyarakat Indonesia pada umumnya adalah bahasa daerah sedangkan bahasa kedua adalah bahasa Indonesia. Nyatanya tidak semua masyarakat Indonesia memiliki kecakapan dalam berbahasa Indonesia, walaupun mereka tinggal dan menetap di Indonesia khususnya pada masyarakat yang tinggal di pelosok-pelosok atau di pedalaman yang jarang kontak dengan orang luar.
Bahasa Indonesia lahir dari bahasa Melayu. Namun, dalam perkembangannya bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional dan bahasa persatuan. Ia menyebutkan pada tahun 1953 sedikitnya ada 23 ribu jumlah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia yang sebagian besar diadopsi dari bahasa Melayu. Hingga sekarang jumlah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia mencapai 91 ribu kosakata bahkan sudah bertambah jadi ratusan ribu. "Yang membuat bangsa Indonesia masih bersatu karena warisan sangat berharga bahasa persatuan, bahasa Indonesia," -Prof Mahsun
Indonesia memiliki keragaman suku sehingga mereka memiliki ciri khas dalam berbahasa Indonesia. Tingkat heterogenitas bangsa yang tinggi membuat polah tingkah bahasa Indonesia yang digunakan untuk berkomunikasi haruslah baik sesuai dengan aturan yang berlaku. Melestarikan bahasa adalah memang sangat penting, tapi yang tak kalah penting juga harus bisa bahasa Indonesia yang baik. Kemajuan zaman saat ini membuat penggunaan bahasa Indonesia di kalangan anak muda menurun. Adanya perkembangan zaman, penggunaan bahasa asing dan gaul yang semakin sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Karena bahasa gaul mudah digunakan berkomunikasi maka anak muda memilih menggunakan bahasa gaul untuk percakapan sehari-hari. Banyak anak muda zaman sekarang tidak bisa berbahasa Indonesia sesuai kaidah yang benar. Dari kalangan anak-anak, hingga bahkan guru bahasa Indonesia masih terbatas.
Untuk itu pada tahun 2021 Badan Bahasa meluncurkan UKBI sebagai alat uji standar untuk mengetahui kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia. Tidak hanya untuk menguji kemahiran bahasa Indonesia seseorang, tetapi UKBI juga untuk menumbuhkan rasa bangga masyarakat Indonesia terhadap bahasanya. UKBI telah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada awalnya, UKBI dilakukan dalam tes yang berbasis kertas. kemudian UKBI dilaksanakan berbasis UKBI luring yaitu teknologi komputer. Generasi ketiga UKBI dilakukan berbasis daring dengan tidak hanya menggunakan komputer tetapi juga dengan memanfaatkan jaringan internet yang memungkinkan peserta uji tidak harus hadir ke tempat ujian. Kali ini, UKBI Adaptif Merdeka merupakan penyempurnaan dari pendekatan pelaksanaan tes UKBI sebelumnya yang memiliki sejumlah keunggulan. Tidak hanya waktu dan tempat yang dapat dilakukan kapan dan di mana saja, tetapi juga sistem soal yang menyesuaikan dengan kemampuan peserta uji. Penggunaan UKBI di masyarakat telah diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia.
Terdapat level UKBI sebagai berikut:
1. Terbatas
2. Marjinal
3. Semenjana
4. Madya
5. Unggul
6. Sangat Unggul
7. Istimewa.
UKBI alat uji kemahiran seseorang dalam berkomunikasi bahasa Indonesia baik lisan maupun tulis. Berkaitan dengan aspek kemahiran dan pengetahuan berbahasa Indonesia, tes UKBI terdiri atas lima seksi yaitu:
Seksi pertama mendengarkan
Berupa wacana lisan percakapan atau dialog tertentu
Seksi kedua merespons kaidah
Soal tertulis berupa kalimat, menganalisa kebahasaan
Seksi ketiga membaca
Berupa bacaan
Seksi keempat menulis
Berupa presentasi tulis disertai gambar atau infografik
Seksi kelima berbicara
Berupa presentasi lisan
Manfaat UKBI?
Tentu saja manfaat yang pertama adalah sebagai tolak ukur kemampuan bahasa Indonesia seseorang. Sebagai sarana evaluasi mutu penggunaan bahasa Indonesia, selain itu sertifikat UKBI akan memberikan manfaat, khususnya di bidang pendidikan. Berikut rincian manfaat mengikuti tes UKBI:
1. Mengukur Kemahiran berbahasa Indonesia bagi WNA yang mengikuti program BIPA
Perkembangan zaman membuat orang perlu mempelajari bahasa asing agar dapat beradaptasi di suatu wilayah. Maka UKBI menjadi alat uji yang tepat untuk mengetahui kemampuan WNA dalam berbahasa Indonesia.
2. Bermanfaat bagi pekerja dengan bidang tertentu
menggunakan kemahiran berbahasa sebagai salah satu prasyarat dalam mengukur atau menentukan keprofesionalan seseorang. Seperti pekerja bidang penerjemah, penulis, guru, dosen, peneliti, wartawan, editor.
3. Syarat pendamping kelulusan siswa dan mahasiswa pada jenjang S-1, S-2, dan S-3
Sertifikat UKBI sendiri memiliki persyaratan siswa untuk dapat lulus dari jenjang pendidikan khususnya Perguruan Tinggi atau menunjang persyaratan masuk ke jenjang sekolah yang diinginkan. Agar pasca lulus kompetensi lulusan sudah terjamin kualitasnya.
4. Syarat kelulusan seleksi CPNS
UKBI berguna mengukur kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia. Kantor Bahasa memfasilitasi para calon seleksi CPNS agar tidak hanya menguasai kompetensi atau pengetahuan umum saja, mereka juga harus memahami kaidah-kaidah Bahasa Indonesia.
Panduan mengikuti tes UKBI
Pelaksanaan pengujian dapat dipilih sesuai dengan hari dan waktu uji yang tersedia. Untuk mengikuti tes UKBI anda harus memiliki perangkat komputer atau laptop yang memadai dilengkapi dengan perangkat pendengaran headseat atau earphone, Memiliki pos-el (email) yang aktif. Memiliki akses internet yang stabil dengan kecepatan minimal 10 Mbps, Foto kartu identitas yang berlaku, Memiliki pasfoto digital.
Menyiapkan pendaftaran pada laman ukbi.kemendikbud.go.id dan melakukan pembayaran, serta mengonfirmasi jika sudah membayar.
Cara pendaftaran peserta
1. Setelah mengeklik pendaftaran, pilih opsi sebagai Pelajar dan Mahasiswa/Umum/WNA. Opsi atau pilihan ini akan membedakan profil peserta dan pembiayaan
ujian.
2. Anda akan mendapatkan informasi tentang beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pendaftaran, misalnya berkas yang diperlukan dan tahapan yang harus dilalui
3. Klik tombol Saya Mengerti untuk melanjutkan pendaftaran
4. Klik paket ujian yang Anda pilih.
5. Mengisi biodata. Isian biodata untuk pelajar berbeda dari biodata untuk mahasiswa/umum/WNA.
Pelajar
Terdapat isian foto diri, kartu pelajar, nama lengkap hingga sekolah dan alamatnya.
6. Untuk foto diri, pastikan unggah foto berkualitas baik. Sebaiknya unggah foto ambilan jarak dekat (close up)
7. Selanjutnya, Anda dapat memilih jadwal uji yang tersedia.
8. Untuk mahasiswa/umum/WNA, terdapat isian yang lebih detail, seperti
pendidikan terakhir, pekerjaan, dan instansi.
9. Pilihan jadwal uji yang akan diikuti dan tempat
tes. Pastikan tanggal dan waktu ujian yang dipilih.
10. Pos-el (e-mail)serta kata sandi (password)
untuk masuk ke dalam aplikasi. Pastikan pos-el Anda aktif karena akan
ada proses verifikasi akun ke pos-el tersebut.
11. Klik Selanjutnya, lalu akan muncul Pratinjau untuk memastikan bahwa data yang Anda masukkan sudah benar.
12. Jika terdapat bagian yang belum terisi atau data Anda belum tepat, klik
Sebelumnya dan edit kembali data Anda. Jika data Anda sudah lengkap
dan tepat, isi kode captcha (kode keamanan), lalu klik Kirim
13. Konfirmasi kembali akan muncul terkait dengan data yang sudah
dimasukkan. Klik Kirim.
14. Notifikasi bahwa Anda sudah berhasil mendaftar akan muncul. Silakan cek pos-el Anda untuk mengonfirmasi.
15. Buka pos-el Anda dan periksa pesan masuk.
16. Klik tautan verifikasi (link verifikasi) pada pesan yang terdapat di pos-el Anda.
17. Akun berhasil terverifikasi dengan pos-el yang terdaftar.
Pelajar tidak dipungut biaya sesuai PNBP (PP 82 Tahun 2016)
Mahasiswa Rp 135.000,00 (per orang per ujian)
Masyarakat Umum Rp 300.000,00 (per orang per ujian)
Warga Negara Asing Rp 1.000.000,00 (per orang per ujian)
Pengaduan dan saran dapat disampaikan secara tertulis melalui surat yang ditujukan kepada penanggung jawab Tempat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H