Kala itu, di tempat kita berlabuh hujan ragu-ragu bersua
Pohon melambai, begitu juga dengan camar
Tapi, kau sudah lebih dulu melangkah, jauh
Kuyup, hujan yang bebas telah jatuhÂ
Aku kedinginan dan aku tak punya sandal untuk pulangÂ
Aku menunggu di sana walau hujan,Â
Walau kuyup aku tetap tegarÂ
Tetap menunggu cahaya merah yang menjadi tujuanÂ
Namun aku telanjur kuyupÂ
Bahkan ketika ia datang aku sudah tak mampu menatapÂ
Aku telanjur kuyup sehingga lemahÂ
Bahkan ketika kedua lengan itu menarikku keluar,
Aku sudah tak ada.Â
05 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H