Mohon tunggu...
RISAYANTI
RISAYANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo..

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (21107030146)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Saatnya Kita Menjaga Keseimbangan Ekosistem

5 Juni 2022   22:57 Diperbarui: 5 Juni 2022   23:12 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memprioritaskan pada struktur dalam konservasi. Ekosistem harusnya dikelola  hanya sebatas kemampuan yang bisa dilakukan. Ekosistem seharusnya juga dikelola dengan ruang dan waktu yang tepat serta harus diatur dengan jangka panjang agar tidak mengalami kepunahan atau terjadi degradasi ekosistem.

Pengelolahan juga harus mengetahui perubahan yang akan berdampak pada ekosistem agar dapat dicegah migitasinya. Penting pula untuk megeseimbangkan antara konservasi dan keanekaramanan hayati. Penting juga untuk mempertimbangkan informasi-informasi termasuk kepercayaan dan informasi local di daerah konservasi. Seluruh elemen masyarakat dan disiplin ilmu perlu dengan pendekatan system.

Dalam prakteknya, pemerintah dan berbagai masyarakat melakukan restorasi ekosistem terhitung sejak tahun  2015 sampai 2021 berupa peningkatan dengan total kurang lebih  4,60 juta hektar lahan yang dipulihkan termasuk mangrove dan gambut yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas ekosistem hutan dan lahan yang terdegradasi.

Bentuk izin usaha juga sebagai pemenuhan terhadap restorasi sistem. Salah satu yang bisa direstorasi yang menghasilkan manfaat yaitu pada penebangan pohon. 

Restorasi system dilakukan untuk memperbaiki lahan yang terdegradasi akibat pengelolahan lahan semaksimal mungkin dapat Kembali seperti semula atau seminimal mungkin dapat mendekati kondisi semula. 

Hal tersebut adalah upaya untuk merubah pola pikir yang semula hanya berorentasi pada penghasil kayu meningkat menjadi pengelolaan hutan berbasis ekosistem.

Sejauh ini sudah terdapat 16 lahan hutan yang sudah menerapkan hutan yang berbasis ekosistem dengan luas area 622rb hektar. Masing-masing lahan memiliki tipe ekosistem yang berbeda dengan proporsi persentase menurut perluasannya, yakni ekosistem hutan pada dataran rendah, tinggi, mangrove, gambut maupun rawa rawa.

Tuigas pemerintah harus terus meningkatkan model restorasi sistem melalui berbagai pendekatan sistem, multi usaha dan multi manfaat kepada pengelola terutama kepada masyarakat sekitar dan lingkungan itu sendiri.

Pemerintah harus terus meningkatkan berbagai kegiatan perhutanan yang tidak lagi hanya bergantung pada komoditas kayu saja, akan tetapi harus sudah multi usaha dan didorong untuk memberikan benefit yang lebih luas lagi berupa dukungan dan penguatan dalam mengatasi perubahan iklim yang berakibat pada mengurangnya emisi gas rumah kaca. Pemerintah harus memberikan pengelolaan yang terbaik dan benar sehingga dapat meningkatkan pengelolaan hutan di Indonesia.

Memberikan peluang usaha dalam berbagai kegiatan dan prizinan baik multy usaha dengan insentif dengan nilai ekonomi karbon.

Kesuksesan dalam upaya mengintegrasikan pengelolaan ini sangat membantu dan sangat dibutuhkan di berbagai dunia karena bertujuan untuk mengurangi emisi gas emisi rrumah kaca sehingga suhu bumi maksimal tidak boleh meningkat lebih dari 2 celcius dan minimal kita berusaha untuk menahan sehingga  tidak naik lebih dari 1 celcius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun