Menolak sekolah untuk mendapatkan reward tertentu, seperti bebas dalam penggunaan hp, tv, ps, dst. Misalnya anak mogok sekolah karena ia tidak banyak tuntutan dan bebas menggunakan hp/main game.
Saat mendapati anak yang mogok sekolah, orang tua sebaiknya tetap berpikir tenang, tidak kecewa, marah, atau takut yang berlebihan sampai anak membaca ekspresi orang tua. Orang tua seyogyanya melakukan identifikasi dan melihat mana faktor yang paling dominan menjadi penyebab anak mogok sekolah.
Orang tua bisa mulai bicara dengan anak mengenai sekolah.
Menanyakan mengenai perasaannya selama di sekolah? Adakah yang ingin diubah dari situasi/kondisi di sekolah? Apakah anak punya masalah dengan teman di sekolah?
Bila anak kesulitan dalam menyampaikan pikiran/perasaannya, orang tua bisa coba bertanya terkait guru, makanan, fasilitas di sekolah. Jadi orang tua tidak to the point mengenai permasalah yang sedang dialami anak. Untuk anak-anak yang lebih kecil, bisa menggunakan media seperti foto/video mengenai sekolah, teman, guru di sekolah. Anak diminta untuk memberikan respon (berbagai pilihan emoticon) dari foto/video yang diputar.
Orang tua juga bisa mengobservasi kembali situasi di rumah. Apakah ada faktor dari keluarga yang membuat anak terasa berat untuk masuk sekolah. Misalnya anggota keluarga yang sakit juga bisa menjadi salah satu penyebab anak mogok sekolah.
Beberapa kondisi yang dapat orang tua kembangkan saat anak mogok sekolah, antara lain
1. Buat suatu rutinitas/ time table
Misalnya kegiatan di pagi hari mulai dari sholat subuh dst. Buatlah kegiatan yang sama "sibuk" nya seperti saat di sekolah.
2. Penerapan aturan dasar : Selama anak di rumah, penerapan aturan sama seperti saat ia berada di sekolah. Misalnya, selama jam sekolah Ananda tidak boleh menggunakan hp. Maka selama ia hanya di rumah, maka ia juga tidak diperbolehkan menggunakan hp.
3. Usahakan ada pengawasan orang dewasa selama Ananda di rumah.