Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Memulung Hikmah di Tepi Rimba

21 November 2018   17:05 Diperbarui: 21 November 2018   17:04 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yang lain?" kejarku.

Tak ada jawaban selain anggukan.

"Kita samakan waktu. Sekarang pukul 17.49. 30menit sebelum hutan ini benar benar gelap. 30menit ini kita manfaatkan untuk mencari bahan api unggun. Kayu bakar, ranting, dan daun kering kita kumpulkan sebanyak-banyaknya. Cari juga tempat yang nyaman untuk melingkar dulu. Tempat datar dan nyaman untuk duduk berkumpul. Kira-kira 2jam 15menit lagi insya Allah akan ada bantuan mobil dari teman saya di kota. Saya juga sudah pesan ke mereka untuk membawa peralatan untuk memperbaiki mobil Pak Her juga kebutuhan logistic kita. Dan sebentar lagi Pak Penjaga Hutan juga akan datang, sama halnya. Saya juga sudah menitip pesan untuk membawakan perlengkapan camp, p3k, logistic, peralatan bengkel seadanya dan tentu saja air." Jelasku panjang lebar.

"Ok. Sampai disini paham?"

Semua mengangguk.

"Lalu Fred bagaimana? Dia masih belum kembali." Tanya Pak Lukman.

"Untuk Fred, sementara kita biarkan dulu. Insya Allah dengan perbekalan dan pengalamannya dia baik baik saja. Setelah api unggun menyala, dan Pak Penjaga sudah tiba, saya akan mencari Fred bersama Pak Penjaga jika dia belum kembali juga."

"Kenapa tidak dicari saja sekarang Pak Frednya? Kasian beliau di tengah hutan sendirian." Sela Kanaya berempati.

"Ya kamu benar. Kasian Fred tapi setidaknya, dengan Pak Penjaga yang lebih paham medan, kita bisa meminimalisir hal hal yang tidak diinginkan lagi. Jangan sampai kita hanya saling mencari tanpa strategi. Ini hutan guys. Alam Bebas." Jawabku setenang mungkin. Jujur saja, tidak mudah membiarkan sosok Fred yang sudah berusia lanjut itu sendirian di hutan dalam keadaan gelap. Hanya saja, melihat kegigihan, semangat, serta managemen perjalanannya yang sudah berpengalaman, saya merasa cukup percaya diri untuk mengesampingkannya sejenak. Berharap dia benar benar baik baik saja sesuai prasangka kami. All is well.

"Pak Her dan Pak Lukman tolong bantu saya mencari kayu bakar dan ranting kering disekitar sini. Bu Prita tolong jaga Kevin sembari menjaga nyala senter. Kanaya tolong kumpulkan daun daun kering sebanyaknya untuk menyulut api nanti. Anggi sementara tidak banyak gerak dulu agar kakimu tidak makin parah." Lanjutku menjelaskan.

Pak Lukman, Pak Her dan saya pun segera mencari ranting ranting kering. Kanaya tanpa protes meneruskan titah. Sementara Prita mendekap erat Kevin yang mulai kedinginan. Anggi, entah apa yang ditangkap microlessnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun