Mohon tunggu...
Risa Apriliyani
Risa Apriliyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Korea Wave Sebagai Budaya Populer Saat Ini

12 Juli 2024   15:00 Diperbarui: 12 Juli 2024   15:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Budaya adalah sebagai salah satu unsur  yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, karena manusia tidak terlepas dari proses dan perilaku komunikasi antar kelompok sehingga budaya mudah berkembang di tengah masyarakat. Apalagi budaya sangat berkaitan erat dengan dengan kondisi geografis, ekonomi dan sosial yang ada di masyarakat. Hal ini juga yang menyebabkan setiap negara di dunia memiliki budaya yang berebeda-beda dan akan terus dilestarikan secara turun temurun sebagai ciri khasnya.

Namun modernisasi akan muncul seiring perkembangan zaman, karena negara-negara maju yang berupaya taransfer budaya lokal mereka keseluruh dunia dan mengenalnya sebagai nilai-nilai global. Modernisais mulai mengaburkan batasan batasan kebudayaan lokal di Indonesia yang akhirnya menciptakan kebudayaan pop yakni kebudayaan yang diciptakan oleh masyarakat secara tidak langsung, lalu bagaimana bentuk budaya popular sesungguhnya pada masa kini?

Teori Budaya Populer atau Budaya Pop John Storey

Jika dicermati, budaya pop menggabungkan dua istilah menjadi satu: budaya dan populer. Kebudayaan adalah suatu kekuatan pikiran yang berupa cipta dan rasa; kebudayaan merupakan hasil emosi, karsa, dan kreasi sensasi. Kata "populer" berasal dari kata "pop" yang berarti "vulgar", "naif", "vulgar", dan "kebanyakan orang", namun pop memiliki konotasi positif yang mencakup "banyak orang". juga sebuah makna. Berdasarkan arti kata pop yang berarti "kebanyakan orang" dan "populer secara luas", "populer" mempunyai arti diterima oleh banyak orang, disukai banyak orang, atau diakui.

Adapun budaya populer menurut John Storey mengatakan bahwa budaya popular merupakan budaya yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, serta semua hal yang disukai rakyat. Berdasarkan penjelasan tersebut Budaya Korea (Korean Wave) menjadi satu dari sekian budaya di dunia yang paling digandrungi saat ini. Mengapa demikian ?

Fenomena Korea Wave muncul akibat budaya populer Korea dan menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa popularitas musik K-POP, drama televisi Korea (K-drama), film Korea, fashion, kosmetik, dan gaya hidup Korea telah mempengaruhi masyarakat global dan menarik minat yang besar.

Menurut John Storey, budaya populer juga sama dengan budaya postmodern, atau budaya komersial. Sebab, budaya populer erat kaitannya dengan budaya populer. Budaya massa adalah budaya populer yang diproduksi dan dijual melalui teknik industri produksi massal untuk mendapatkan keuntungan dari massa. Oleh karena itu, dalam proses penyebaran budaya Korea tidak lepas dari media massa yang menyebarkan berbagai hiburan dan informasi. Media massa yang merupakan media komunikasi informasi juga menyebarkan informasi dalam jumlah besar. 

Media massa pada umumnya berfungsi sebagai wadah atau sarana penyebaran informasi dan pesan kepada masyarakat. Media sepertinya telah membuat seluruh masyarakat percaya bahwa apapun yang berhubungan dengan Korea Selatan itu menarik. Seiring berjalannya waktu, budaya Korea telah banyak menyatu dalam kehidupan sehari-hari para pecinta budaya Korea, mulai dari fashion, tata rias, perawatan kulit Korea, makanan, cara berbicara hingga bahasa. Fenomena ini banyak terjadi di Indonesia dan dampaknya terasa dalam kehidupan sehari-hari.

Analisis Studi Kasus

Disini saya melakukan penelitian kepada remaja perempuan berinisial (AP) yang berusia 19 tahun, Sejak kecil, (AP) selalu tertarik dengan berbagai budaya, namun perhatiannya benar-benar tertuju pada budaya Korea Selatan ketika ia menonton drama Korea pertamanya, "Boys Over Flowers". Sejak saat itu, hatinya tertambat pada segala sesuatu yang berbau Korea

Setiap hari sepulang sekolah, (AP) tidak pernah melewatkan menonton drama Korea. Ia sangat menikmati alur cerita yang menarik, akting para pemain yang memukau, dan tentu saja, ketampanan dan kecantikan para aktor dan aktrisnya. Drama-drama seperti "Descendants of the Sun", "Goblin", dan "Crash Landing on You" menjadi teman setianya. (AP) merasa dirinya seperti terhanyut dalam dunia yang penuh dengan romansa, intrik, dan keajaiban yang ditawarkan oleh drama-drama tersebut.

Kegemarannya tidak berhenti di situ. (AP) juga jatuh cinta pada musik K-pop. Grup seperti BTS, BLACKPINK, EXO, dan TWICE mengisi playlist hariannya. (AP) bahkan bergabung dengan beberapa fan club dan komunitas online untuk berbagi kesukaan dan berdiskusi tentang idola favoritnya. Setiap kali ada konser online, (AP) selalu memastikan dirinya bisa menonton dan merasakan euforia yang sama dengan para penggemar di seluruh dunia.

Selain itu, (AP) juga mulai mengeksplorasi makanan Korea. Bibimbap, tteokbokki, kimchi, dan kimbap menjadi menu yang sering ia coba buat di rumah. Ia sering mengajak teman-temannya untuk mencicipi hasil masakannya, dan tidak jarang mereka mengadakan acara makan bersama dengan tema Korea. Tania juga rajin mengunjungi restoran Korea di kota tempat tinggalnya untuk mencoba berbagai hidangan autentik yang belum sempat ia buat sendiri.

Fashion Korea juga tak luput dari perhatiannya. (AP) selalu mengikuti tren fashion yang sedang populer di Korea. Ia mengidolakan gaya berpakaian para idol K-pop dan sering meniru gaya mereka. Lemari pakaian (AP) dipenuhi dengan pakaian ala Korea, mulai dari oversized sweater, hingga aksesoris lucu yang sering dipakai oleh idolanya. Gaya berpakaiannya sering mendapat pujian dari teman-teman sekolahnya, yang membuat (AP) semakin percaya diri.

Di sekolah, (AP) dikenal sebagai "cewek Korea" karena kecintaannya yang begitu besar terhadap budaya Korea. Baginya, kecintaan pada budaya Korea telah membuka pintu persahabatan baru dan memberikan warna tersendiri dalam kehidupannya.

Berdasarkan kasus AP tersebut bahwa Korena Wave telah mempengaruhi dan membentuk selera seseorang bahkan telah mengintergrasikan elemen elemen ini ke dalam kehidupan sehari harinya. Hal ini menunukan korean wave sebagai budaya populer saat ini dikalangan remaja.

Namun sayangnya ini akan memberikan  pengaruh terhadap  pembentukan  identitas  mereka dan  lunturnya  nilai-nilai  budaya bangsa. Remaja    seakan    lupa    dengan    identitas mereka     sebagai     anak     Indonesia    dan bahkan    tidak    mengenal    akan   budaya bangsa.     Remaja     Indonesia     cenderung menyukai  produk-produk  Korea  daripada produk  lokal. Oleh karena itu, pemahaman terhadap budaya lokal harus ditingkatkan lagi agar masyarakat tidak meninggalkan ciri khas dari budaya Indonesia sendiri.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun