Mohon tunggu...
Binti Risalatus Salafiyah
Binti Risalatus Salafiyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa PAI IAIN Jember

Dari Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Filsafat Esensialisme di Dunia Pendidikan

13 Mei 2020   21:15 Diperbarui: 13 Mei 2020   21:30 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum kompasianer:)

Artikel kali ini akan membahas aliran filsafat esensialisme di dunia pendidikan guys..

Yuuk dipantengin.

A. Pengertian filsafat pendidikan esensialisme

Esensi sendiri berarti inti pokok dari sesuatu hal. Jadi esensialisme bermakna sebuah aliran filsafat yang mempunyai keinginan kuat untuk mengembalikan kebudayaan-kebudayaan terdahulu yang dianggap sebagai warisan sejarah yang telah berperan menmunculkan kebaikan-kebaikan untuk umat manusia. 

Pada dunia pendidikan, aliran essensialisme berpendapat kalau pendidikan haruslah berpijak pada nilai yang stabil, telah teruji oleh terdahulunya, dapat bertahan lama dan mempunyai kejelasan datanya. Jadi dasar pandangan fleksibilitas dalam segala bentuk tidak boleh dijadikan tumpuhan dalam dunia pendidikan, karena hal tersebut dapat menimbulkan adanya pandangan yang berubah-ubah, tidak stabil dan tidak jelas arahnya. 

B. Pemikiran Tokoh Filsafat Pendidikan Esensialisme

1. William C. Bagley

Ia merupakan pendidik asal Amerika yang memaparkan tentang ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme. Ciri-ciri tersebut meliputi:

a. Minat kuat dan bertahan lama saat belajar sesunghuhnya bukan berasal dari dorongan dalam diri siswa melainkan berasal dari adanya upaya pembelajaran yang memikat dan menarik perhatiannya.

b. Pada masa balita, pengawasan dan pengarahan dari orang dewasa akan lebih melekat pada manusia.

c. Tujuan pendidikan yang utama adalah kemampuan disiplin diri

d. Esensialisme menyediakan teori pendidikan yang kuat dan kokoh namun sedangkan pesaing sekolah lainnya memberikan teori yang lemah.

2. Johan Frieddrich Herbart

Ia berpandangan bahwa kesesuaian jiwa manusia dengan perintah Tuhan atau hukum kesusilaan adalah tujuan utama dari pendidikan. Hal ini biasa disebut Herbart dengan sebuah "pengajaran yang mendidik".

3. William T. Haris

Tujuan pendidikan menurutnya adalah menciptakan terbukanya realitas dengan kesatuan spiritual. Lembaga yang dapat memelihara nilai-nilai moral sesorang dengan masyarakatnya tidak laim adalah lembaga sekolah.

4. Johann Frederich Frobel

Dalam dunia pendidikan, ia beranggapan bahwa anak sebagai makhluk yan berekspresi aktif yang juga termasuk bagian dari alam, maka dari itu ia sangat tunduk dengan adanya hukum alam. Frobel juga berpendapat kalau tugas dari sebuah pendidikan adalah mengarahkan peserta didik untuk menyadari dirinya sendiri secara murni sesuai dengan fitrah yang realitas.

Itu tadi sedikit pemaparan dari artikel kali ini.

Semoga bermanfaat:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun