Mohon tunggu...
Risang Rimbatmaja
Risang Rimbatmaja Mohon Tunggu... Freelancer - Teman kucing-kucing

Full time part timer | Fasilitator kampung | Sedang terus belajar bergaul

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saat Massa Menghakimi: Cara Memecah Emosi Massa

10 Juni 2024   12:21 Diperbarui: 10 Juni 2024   13:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hukamnas.com/

Kasus orang tidak ada salah, diteriaki maling lalu dihakimi massa bukan sekali dua kali terjadi. Tidak jarang berakhir kematian atau rumah sakit. Kejadian di Pati hanya satu dari sekalian banyak kasus yang muncul di media. Pemilik mobil rental dari Jakarta hendak mengambil sendiri mobilnya yang tidak pulang-pulang, lalu diteriaki orang. Massa kemudian mengeroyok tanpa ampun.

Mengeroyok begitu saja gara-gara satu teriakan yang belum diverifikasi. Kok, orang bisa sekejam itu?

Di konteks massa atau kumpulan banyak orang, otak sering kali macet, tidak bisa digunakan. Tidak ada rasionalitas kritis di massa. Kumpulan orang-orang yang emosional seperti aliran air bah, ikut saja bagian depannya, yang selalu mengarah pada tempat lebih rendah dan merusak yang menghadangnya. Luapan emosi massa juga cenderug begitu. Merusak.

Apalagi bila sebagian kecil warga sudah memiliki pengalaman buruk dengan kriminalitas dan kemudian menjadi pengetahuan bersama akibat pemberitaan. Ada semacam norma di masyarakat bahwa warga mesti mengambil caranya sendiri untuk menyelesaikan kriminilitas. Semacam vigilantisme, main hakim sendiri atau bertindak sebagai hakim, padahal bukan.

Makanya, dalam emosi yang meluap-luap, bentuk penghakiman apapun bisa terjadi. Bahkan sesadis menyiram bensin dan membakar.

Lantas, sebagai warga perorangan bagaimana memecah luapan emosi itu sehingga penghakiman yang sadis tidak terjadi?

Perorangan artinya hanya segelintir dari massa. Apakah bisa melakuka sesuatu untuk mencegah tindakan main hakim sendiri?

Secara teoritis tidak mudah karena orang terjebak emosi massa yang sulit dikontrol. Belum lagi, waktu memutuskan tindakan pencegahan itu mesti cepat karena terlambat beberapa saat saja akibatnya akan fatal bagi korban.

Sulit tapi mungkin bisa dicoba. Intinya, yang perlu dilakukan adalah bersifat cepat, mengagetkan, dan fokus pada beberapa orang tapi yang dapat diamati oleh orang banyak. Jangan banyak berkata-kata, nasihat panjang lebar, berharap orang berpikir. Karena orang sulit berpikir. Otak neo cortex-nya sedang tidak bekerja. Massa tengah terjebak pada otak mamalia (emosi).

Yang mungkin bisa dilakukan:

1) Banjur atau siram wajah orang dengan air lalu teriak: ada polisi! Atau ada CCTV! Kena pasal nanti!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun