Seperti yang kita ketahui bersama saat ini Indonesia sedang dalam keadaan darurat covid-19 dimana setiap hari kasus orang yang positif virus tersebut semakin bertambah dan sulit dikendalikan, bahkan banyak rumah sakit yang over capacity sehingga tidak dapat lagi menampung pasien, salah satu rumah yang telah mengalami over capacity atau melebihi kapasitas yaitu RSUD Sumedang, sebagai solusi bahwa untuk rumah sakit tersebut hanya menampung pasien covid-19 dengan gejala atau kategori berat saja ujar Satgas Covid-19 Kabupaten Sumedang.Â
Dengan meningkatnya kasus orang yang terpapar Covid-19 pemerintah pun mengeluarkan. Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun 2020 mengenai pencegahan penyebaran Covid-19 di dunia Pendidikan. Dalam surat edaran tersebut Kemendikbud menginstruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan menyarankan para peserta didik untuk belajar dari rumah masing-masing sejak bulan Maret 2020.Â
Ketika peraturan tersebut diterapkan ada banyak kekurangan dan masalah yang bermunculan sebab masih belum siapnya pembelajaran online diterapkan di Indonesia, banyak sekolah yang kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran daring akibat belum tersedianya alat untuk berlangsung nya pembelajaran, suasana rumah yang kurang mendukung untuk belajar, dan juga peran orangtua yang harus mendampingi anak nya untuk belajar terutama untuk para siswa jenjang Sekolah Dasar sementara tidak semua orangtua dapat membimbing anak nya belajar dengan baik seperti ketika disekolah sebab terkadang anak usia SD lebih menuruti perkataan gurunya dibanding orangtuanya.
Keluarga sendiri merupakan tempat pertama bagi anak untuk tumbuh dan berkembang bahkan pembelajaran pertama yang didapat oleh anak juga didapat dalam keluarga.ketika pembelajaran masih dilakukan secara langsung di sekolah atau katakanlah sebelum pandemi maka orangtua dibantu oleh sekolah sebagai rumah kedua bagi para siswanya untuk mendapatkan pendidikan, selain orangtua dan siswa banyak juga guru yang mengalami kesulitan ketika diterapkannya pembelajaran online diantara guru tersebut ada yang kebingungan dalam bagaimana cara menyampaikan materi sehingga tidak jarang guru hanya memberikan penugasan kepada para siswanya melalui grup whatsaap. "tugas yang diberikan kepada siswa tidak boleh terlalu banyak dan menyulitkan orangtua dan siswa tugas juga jangan terlalu banyak".Â
Ujar salahsatu guru di Kabupaten Sumedang. Dengan hanya memberikan siswa tugas yang ringan atau dapat dikerjakan dengan waktu yang sebentar akan menjadikan siswa memiliki watu bermain yang lama, bahkan tak jarang siswa bermain di luar bersama teman-temannya sedangkan tugas mereka dikerjaka oleh orangtua mereka. Ini yang menjadikan orangtua geram "tugas yang diberikan guru jarang dikerjakan sehiingga saya sebagai orangtua yang mengerjakannya". Ujar orangtua kelas 6 salahsatu SD di Kabupaten Sumedang.
Risandi Prima Hardianyah salah satu mahasiswa UPI Kampus Sumedang turut melaksanakan KKN Tematik UPI 2021 pada Bidang Pendidikan. Pada masa pandemi covid-19 semua sektor terdampak oleh virus tersebut tak terkecuali sektor pendidikan yang turut merasakan dampak dari adanya virus tersebut.Â
Dalam pelaksanaan KKN penulis membuat beberapa program yang menyasar langsung kepada dunia pendidikan seperti meakukan pendampigan kepada guru dalam pembuatan vidio pembelajaran, membantu dan memberi arahan kepada siswa mengenai pembelajaran mengenani google form, juga mendampingi orangtua siswa dalam proses mendidik dan mengajarkan anak mereka ketika sedang melaksanakan pembelajaran dari rumah.
Menurut penulis peran orangtua dan guru sangat penting dalam pembelajaran daring yang sekarang dilakukan sebab jika hanya guru saja yang berperan tanpa bantuan dari orangtua siswa maka proses pembelajaran menjadi tidak terpantau karena guru tidak dapat memantau setiap anak ketika belajar daring di rumah mereka masing-masing,Â
namun jika orangtua membantu guru atau dapat bekerja sama  dengan guru dalam mendidik anak maka anak pun akan dapat lebih di awasi lagi terlebih anak usia SD biasanya jika tidak ada bimbingan dari orang dewasa dalam proses pembelajaran online maka kemungkinan besar mereka tidak akan belajar bahkan justru malah pergi kelauar dengan teman-temannya yang lain.
Pada awal penulis berkunjung kesekolah tempat KKN penulis langsung bertemu dengan kepala sekolah yang kemudian kepala sekolah menyarankan penulis untuk mendampingi guru kelas 6 yang merupakan guru senior dan sangat memerlukan bimbingan terutama dalam proses pembelajaran daring, penulispun langsung menemui guru yang dimaksud oleh kepala sekolah dan melakukan wawancara mengenai bagaimana cara mengajar ibu selama proses pembelajaran daring.
Ibu guru pun menjawab, "bahwa sebenarnya masih bingung dalam melakukan pembelajran daring sebab ibu sendiri kurang begitu paham terhadap teknologi jadi sebagai alternatif cara ibu memberikan tugas kepada siswa untuk menghafalkan perkalian terlebih dahulu selama satu minggu yang nantinya akan dites, karena mengingat siswa kelas 6 ini akan mengikuti ujian jadi ibu rasa perkalian itu benar benar harus sudah lancar untuk mempermudah mereka dalam proses menghitung sebelum masuk kepada rumus, barangkali dari mahasiswa mempunyai metode belajar online yang lebih menyenangkan ibu akan sangat senang untuk diajarkan dan dibantu dalam proses pembelajaran".Â
Penulispun menawarkan kerjasama bahwa penulis akan membantu dan mengajarkan cara membuat vidio pembelajaran, sementara guru mengajarkan penulis dalam mendapatkan pengalaman bagaimana cara mengelola kelas sesuai dengan yang dilakukan guru setiap hari ketika pembelajaran online dimulai. Setelah bertemu dengan guru penulispun berkesempatan bertemu dengan siswa kelas 6 dan orangtua nya ketika sedang dirumah kemudian sedikit bertanya mengenai bagaimana siswa tersebut belaar ketika disekolah.Â
Orangtua siswa pun menjawab bahwa sampai saat ini pembelajaran online dirasa masih menyulitkan terutama saya selaku orangtua harus mengajarkan anak saya yang terkadang kalau dikasih tahu malah melawan dan susah untuk dikasih tahu, terutama dalam mengerjakan tugas kalau disuruh mengerjakan malah bilangnya nanti saja. Penulispun penasaran dengan watak anak tersebut yang kemudian penulis secara langsung mengobrol dengan anak tersebut. Kalau belajar online itu lebih ke menghafal, kalau ada tugaspun harus liat dibuku dan saya paling ga suka baca liat buku suka pusing ujar anak tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H