Mohon tunggu...
Risal Subekti
Risal Subekti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi saya badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak terhadap Diri Sendiri

1 Juli 2024   18:14 Diperbarui: 1 Juli 2024   18:23 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhlak adalah suatu cerminan peradaban suatu bangsa. Kehilangan akhlak, maka suatu bangsa akan mengalami kemunduran (Hasanah, 2015). Perilaku immoral dan tindakan kriminalitas bahkan radikalisme dan terorisme muncul karena akibat dari degradasi moral. Maka dari itu, pembenahan dan penguatan akhlak sangat penting diberikan sedini munkin bagi anak dan bangsa untuk masa depan yang lebih baik.

Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari mufradnya khuluq yang berarti "budi pekerti (Munawir, 2005). Sedangkan menurut terminologi, kata "budi pekerti", budi adalah yang ada pada manusia, berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran, rasio. Dengan demikian akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani maupun rohani.

Manusia harus memperlakukan dirinya dengan adil dan tidak pernah memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang salah atau bahkan membahayakan jiwanya. .Sesuatu yang membahayakan jiwa tersebut dapat bersifat fisik ataupun psikis. Contohnya seperti terlalu banyak berdagang bisa mengurangi day atahan tubuh, merokok dapat merusak paru-paru, mengonsumsi obat terlarang dapat merusak organ tubuh, meminum minuman keras yang dapat membahayakan jantung dan otak. Selain itu bahaya yang bersifat psikis dapat berupa perasaan iri, dengki, munafik, sifat tercela lainnya. Hal-hal tersebut Hal itu semua dapat membahayakan jiwa sendiri, semua itu merupakan penyakit hati yang harus dihindari (Ridwan, 2009).

Akan sangat sulit bagi seseorang yang mempunyai penyakit hati untuk menerima kebenaran tentang hal-hal seperti iri, kemunafikan, dan dengki karena hati dapat menjadi tempat kejahatan dan kekufuran selain menjadi tempat kebenaran dan keimanan. Untuk mencegahnya, maka manusia harus mewaspadai beberapa jenis macam penyakit hati yang dapat mengubah karakter dan fungsi hati itu sendiri, yang seharusnya merupakan pusat kebaikan dan keimanan, namun kini menjadi tempat keburukan dan kekufuran. Maka manusialah yang harus mengenali penyakit hati itu sebagaimana hadis nabi saw. Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah bersabda: Tandatanda orang munafik ada tiga, jika ia berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia berkhianat."(Bahroni, 2018).

Orang pendeki adalah orang yang paling rugi. Sifat yang buruk tersebut tidak akan menghasilkan apa pun baginya. Semua pahala kebaikan yang dimilikinya yang akan hiang. Islam tidak menyetujui atau membenarkan sifat dengki itu. Rasulullah bersabda: "Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, "hati-hatilah pada kedengkian kaerena kedengkian menghapuskan kebajikan, seperti api yang melahap minyak." (H.R. Abu Dawud).

Islam menekankan bahwa manusia harus memperhatikan kebutuhan jasmani dan rohaninya. Organ Mengonsumsi makanan halal dan sehat penting agar kita tetap ternutrisi. Mengonsumsi makanan yang tidak halal dan tidak menyehatkan menandakan kita telah merugikan diri sendiri. Akal kita juga harus dipupuk dan dilindungi agar pikiran kita tidak dikaburkan oleh gagasan-gagasan negatif. Jiwa harus disucikan agar menjadi orang yang beruntung. Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S Asy - Syam [91]: 9-10: Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya".

Kemudian menahan pandangan dan memelihara kemaluan juga termasuk berakhlak terhadap diri sendiri. Sebagaimana Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi yang telanjang yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya". (H.R.Bukhari dan Muslim). "Bahwa anak perempuan apabila telah cukup umurnya, maka mereka tidak boleh dilihat akan dia melainkan mukanya dan kedua telapak tangannya hingga pergelangan" (H.R. Abu Daud).

Ajaran Islam tentang menjunjung tinggi harga diri laki-laki dan perempuan sungguh sakral dan terpuji. Tidak ada ajaran agama lain yang mengatur hal ini dengan tepat. Perselingkuhan dalam pernikahan, perzinahan, dan prostitusi tidak akan mungkin terjadi jika hal ini dilakukan. Umat Islam seharusnya menjadi orang yang suci dan berbudi luhur, bukannya orang yang keji. Berakhlak terhadap diri sendiri meliputi:

  1. Setia (al-Amanah): sikap pribadi yang setia, tulus hatinya, nyata, dan jujur dalam mengamalkan segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya, baik berupa harta, kewajiban, rahasia, atau keyakinan lainnya.
  2. Benara (as-Shidqatu): berlaku jujur dan benar baik dalam perbuatan maupun perkataan
  3. Adil (al-'adhu): menempatkan pada tempatnya
  4. Memelihara kesucian (al-Ifafah): membela dan menjunjung tinggi keutuhan dan kesucian diri dari perbuatan tercela, pencemaran nama baik, dan perbuatan lain yang dapat mencemarkan diri.
  5. Malu (al-Haya): Merasa bersalah dan malu kepada Allah dan diri sendiri karena tidak menaati perintah-Nya
  6. Keberanian (as-Syajaah): sikap mental yang mengatur dorongan hati/nafsu dan perilaku seseorang yang seharusnya.
  7. Kekuatan (al-Quwwah): kekuatan fisik, jiwa atau semangat dan pikiran atau kecerdasan.
  8. Kesabaran (ash-Shabrul): tabah saat terkena masalah atau musibah dan dalam mengerjakan sesuatu
  9. Kasih sayang (ar-Rahman): sifat mengasihi terhadap diri sendiri, orang lain dan sesama makhluk.
  10. Hemat (al-Iqtishad): tidak boros terhadap harta, hemat tenaga dan waktu serta tidak mengeluarkan secara berlebihan atau boros.

Ada beberapa macam aplikasi akhlak terhadap diri sendiri yang harus ditunaikan untuk memenuhui haknya, Macam-macam akhlak terhadap diri sendiri tersebut dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

  1. Berakhlak terhadap Jasadiyah: Akhlak terhadap jasadiyah meliputi fisik dan juga jasmani yang dapat diuraikan di bawah ini:

Menjaga kebersihan dirinya, Islam memasukkan kebersihan dalam Iman. Yang menekankan menjaga kebersihan secara umum, termasuk tubuh dan pakaian. Nabi Muhammad memerintahkan para sahabatnya untuk selalu shalat, memakai wewangian, dan berpakaian rapi, terutama di hari Jumat.

Menjaga makan dan minumnya, Dalam Islam, hindarilah sikap terlalu berlebihan dalam hal makanan dan minuman. Makanan harus menempati sepertiga bagian perut, sepertiga lagi harus diminum, dan sepertiganya untuk bernafas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun