Mohon tunggu...
Risalah Karima Amirul Hayati
Risalah Karima Amirul Hayati Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Siswi Kelas XI SMAN 28 Jakarta Jurusan IPS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerpen Anak Sekolah: "Antara Sial dan Beruntung"

22 November 2020   15:12 Diperbarui: 22 November 2020   15:21 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku jadi teringat, kenapa harus repot-repot membeli. Aku kan bisa mengakses novel itu secara online. "Betapa bodohnya aku!" kupikir. Aku pun membaca buku itu semalaman melalui HP-ku sampai tengah malam. Aku benar-benar merasa senang bisa membaca cerita ini. Sungguh cerita yang mengesankan. Akupun tertidur pulas ditengah-tengah membaca.

......

Pagi ini, aku berangkat ke sekolah dengan buru-buru. Aku bahkan lupa sarapan. Hanya mandi, bahkan aku lupa menyiapkan buku-buku pelajran hari ini. Untungnya ada sahabat karibku, Kelly yang selalu bisa kuandalkan. Aku berlari ke sekolah, untungnya sekolah ku ada di dekat rumah. Jadi tidak perlu kendaraan menuju kesana. Aku sangat senang karena ketika aku melihat tulisan papan "SMA Monarki", jam masih menunjukkan pukul 06.28 WIB. Dua menit lagi menuju jam masuk sekolah.

Ketika aku masuk kelas, Mina memanggilku. "Hei Corrin, kau sudah belajar untuk ulangan Matematika hari ini?". Tiba-tiba keringat ku terasa dingin. Aku menegang, karena kejadian tadi malam aku jadi lupa belajar. Aku bahkan lupa kalau hari ini akan ada ulangan. ` "Ooou..yaaa..tentuu..hehe..aku sudah belajar kok." hanya itu yang bisa kujawab, karena aku tidak tahan lagi berdiri. 

Aku langsung menghampiri tempat dudukku. Dengan wajah tersenyum palsu ke hadapan Mina. Aku juga baru sadar bahwa Kelly juga tidak masuk hari ini. Mina bukanlah orang yang mudah di ajak kerja sama, apalagi ketika ujian seperti ini. Aku benar-benar menyesal, seharusnya aku menunggu dengan sabar buku itu untuk terbeli dengan uang ku sendiri. Seharusnya aku memeriksa dahulu pelajaran yang akan diadakan hari ini. Begitu banyak hal yang ku sesali.

Ujian pun dimulai, aku benar-benar tidak bisa tenang. Bukan hanya peristiwa tadi, tapi juga guru yang mengawasi benar-benar galak dan bermata tajam seperti seekor serigala yang sedang mengitari ruang kelas. Aku pun berusaha menenangkan diri, dan melihat soal di depan mataku. Aku tau jenis soal ini, tapi sulit rasanya untuk mengenali rumus apa yang harus kupakai. Aku pun mencoba mengerjakan semampuku. Aku benar-benar berharap, setidaknya nilai ku berada di atas KKM.

Ujian pun selesai, dan aku bernapas lega. Namun keringat ini belum selesai mengucur karena aku masih menunggu hasil ujian tadi. Setelah dinilai, jantung ku benar-benar dibuat berdetak kencang dan kecewa bercampur dalam hati. Aku mendapat nilai 70 untuk ujian hari ini, karena nilai ini belum diatas KKM. Aku terbangun dari lamunan ku ketika bu guru memukul papan tulis. 

"Anak-anak, banyak dari kalian mendapatkan nilai yang menyedihkan. Tapi ada satu anak yang mendapat nilai terbaik di kelas ini, berikan tepuk tangan pada Corrin!" kata bu guru di depan kelas. Aku benar-benar kaget dan bingung, padahal nilai yang kudapatkan benar-benar rendah. Tidak kusangka teman-teman sekelas mendapat nilai lebih rendah dariku. Padahal Mina adalah anak yang pintar jika dibandingkan denganku, walaupun kami sering bersaing dikelas. Ada sedikit rasa puas dalam hatiku bercampur dengan kecewa.

Aku pun keluar kelas untuk membeli jajan, aku sudah kelaparan sejak tadi pagi karena tidak sarapan. Tiba-tiba aku dihadang oleh Fadhel. Pacar tampan ku yang sangat ku tunggu kedatangannya. Ingin aku segera memeluknya, tapi aku berhenti karena ucapannya. "Hai Rin, bagaimana nilai ujian matematika hari ini?"dia bertanya dengan wajah seriusnya, benar-benar menakutkan. Aku tidak berani menjawab jujur. "Ooo ya..benar-benar lancar...aku bahkan mendapat nilai tertinggi di kelas, aku dapat 95, hehe. Hebat kan pacar mu ini? Kataku dengan percaya diri.

Aku merasa tidak enak mengatakan itu setelah kulihat wajahnya yang berubah sedih. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, ada apa dengan dia? "Iya, itu benar kau memang hebat. Pacarku yang bernama Corrin ini memang wanita yang paling hebat yang pernah aku temui. Tapi apalah aku ini jika dibandingkan denganmu? Maafkan aku Rin,  mungkin disini akhir hubungan kita."katanya dengan suara merasa bersalah. 

"Hei Fadhel, sadarlah. Ada apa dengan mu? Kenapa tiba-tiba kau bicara begitu?"tanyaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun