"Bagaimana Ra masih sepakat untuk bersedih?" Raka memang suka terburu-buru, termasuk dalam menginginkanku untuk segera ikhlas. Ia tampak tak sabar.
"Tunggu dulu, biarkan aku berpamitan dengan kesedihan."
"Mau berfoto sama monyet?"
"Kan setiap hari aku sudah berteman dengan monyet."
"Maksudmu?" Raka menatapku penuh selidik.
"Ya kamu tahulah ucapanku."
"Sialan!" Raka menyumpahiku sambil berjalan mendahului.
Untuk hari ini, aku memutuskan untuk menghilangkan segala duka yang telah hinggap. Untuk hari ini aku biarkan bahagia menguasai diriku. Aku akan hidup sebagai anak-anak yang menyukai kebun binatang, aku izinkan takdir membawa ibuku.
Ibu, Mbak Rara akan terus tumbuh, aku akan hidup sebagai anak ibu, aku akan hidup dewasa dengan baik, dengan tetap menangis dan bahagia. Bu hari ini, aku akan tumbuh dengan kebahagiaan. Sesuai yang Ibu mau.
-Tamat-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H