Mohon tunggu...
Suci Santy Risalah
Suci Santy Risalah Mohon Tunggu... Freelancer - Risalah Husna

Love kids, writing and coffee. English Bachelor. Love mountain and sea.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

7 Hal Penting Kenapa Makan Bersama Itu Penting

27 Agustus 2016   23:10 Diperbarui: 8 September 2016   17:45 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memperhatikan potret keluarga Indonesia akhir-akhir ini, sepertinya makin banyak saja yang tidak harmonis dan akhirnya berujung pada perpisahan. Ada banyak faktor kenapa sebuah keluarga pada akhirnya menjadi tidak utuh lagi. Memang sih bukan hak saya mengurusi permasalahan keluarga lain, toh saya pun punya keluarga yang harus saya jaga. Tapi, banyaknya fenomena pasangan suami istri yang telah memiliki anak, akhirnya harus berpisah, membuat saya pun aware.

Tidak lantas menyalahkan satu pihak, karena yang tahu pasti masalahnya adalah pasangan itu sendiri. Tapi jika mau diusut, faktor utama terjadinya ketidakharmonisan itu adalah masalah komunikasi. Gagalnya komunikasi akan banyak menimbulkan masalah. Puncaknya, jika tidak ditangani dengan serius maka perpecahanlah yang terjadi.

Membangun komunikasi dengan anggota keluarga sebenarnya susah-susah gampang. Bisa dikatakan susah jika sejak awal tidak dibiasakan. Dan, akan menjadi sangat mudah jika sejak awal sudah terbiasa mengajak seluruh anggota keluarga untuk berbincang. Keluarga yang tidak terbiasa membuka percakapan ketika sedang berkumpul bersama keluarga, tentu butuh effort jika akan memulai sebuah obrolan. Apalagi jika semua anggota keluarga sibuk dengan dunianya masing-masing.

Kesibukan anggota keluarga membuat waktu untuk berkumpul bersama menjadi sangat sulit. Misalnya saja Ayah yang selalu berangakat kerja di pagi buta dan pulang setelah matahari terbenam. Ibu yang tidak kalah sibuk dengan urusan kantor dan meeting sana sini. Anak-anak yang tidak kalah sibuk dengan dunianya sendiri. Bagiamana mau membangun komunikasi yang baik, jika seluruh anggota keluarga malah sibuk sendiri-sendiri.

Ada satu momen yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan kehaangatan antar anggota keluarga. Momen yang paling pas untuk membuka sebuah obrolan. Momen itu adalah ketika makan bersama. Momen ini bukan sekadar momen mengenyangkan perut bersama keluarga saja. Tapi, ada banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari kegiatan makan bersama ini.

  • Membangun Komunikasi

Ketika semua anggota keluarga berkumpul, maka hidupkanlah suasana dengan berbincang yang ringan-ringan dahulu. Orangtua memiliki peran penting dalam membuka obrolan. Bertanyalah tentang kegiatan anak-anak di rumah termasuk sekolah dan tugas-tugasnya.

Dari obrolan yang terjadi di antara keluarga, artinya keluarga tersebut sedang membangun  komunikasi mereka. Momen makan bersama adalah momen yang santai dan rileks. Jadi, anggota keluarga harusnya bisa mengurai cerita mereka tanpa beban.

Anak-anak saya termasuk yang gemar sekali bercerita, jadi ketika makan bersama pun mereka saling berebut untuk menceritakan semua kegiatan mereka seharian. Saya membiarkan mereka mengurai semua yang ingin mereka ceritakan. Walau ada beberapa cerita yang diulang-ulang, saya tetap mendengarkannya. Saat saya mendengarkan mereka bercerita, saya menempatkan diri saya sebagai seorang teman. Saya akan menanggapi setiap cerita mereka dengan penuh antusisas, layaknya seorang teman yang sedang menjadi pendegar bagi temannya. Dengan begitu, anak-anak akan merasa senang dan nyaman berbincang dengan orangtuanya sendiri.

Saat makan bersama seharusnya akan banyak cerita yang terurai. Apalagi jika anggota keluarga lengkap berkumpul semua. Kita bisa saling bertukar pikiran juga. Berkumpulnya seluruh anggota keluarga ketika makan, akan membuat komunikasi dalam keluarga tercipta dengan baik. Dengan begitu, hubungan keluarga menjadi lebih baik dan hangat.

  • Menjadi Sarana Diskusi

Jika ada masalah dalam keluarga, kita bisa menggunakan momen makan bersama ini sebagai sarana diskusi dalam mencari solusi yang terbaik. Kita bisa meminta masukan dari tiap anggota keluarga. Dengan begitu, akan banyak variasi solusi yang hadir.

Setiap kepala pasti memiliki ide yang berbeda. Ketika ada yang harus didiskusikan, mintalah pendapat dari tiap anggota keluarga yang hadir. Kumpulkan ide-ide yang hadir, lalu bersama-sama memilih ide yang terbaik.

Selain mencari solusi dari masalah yang hadir, makan bersama pun bisa menjadi momen bertukar pikiran. Ayah atau ibu bisa melempar satu topik obrolan, lalu meminta anak-anak yang menanggapi. Cari saja topik yang sedang hangat diperbincangkan publik, misalnya tentang bullying yang masih terjadi di sekolah-sekolah. Biarkan anak-anak berpendapat, setelah mereka mengeluarkan pendapat, giliran Ayah dan Ibu yang mejelaskan.

Selain membahas isu-isu terkini, kita juga bisa melempar ide traveling seru untuk keluarga. Konsep traveling ala anak-anak itu ternyata sangat unik. Kadang ide yang tidak kita pikirkan sebelumnya.

  • Membangun dan Menyatukan Ikatan Emosional

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Ketika semua anggota keluarga berbincang, akan ada kehangatan yang tercipta. Sadar atau tidak, kita bisa merasakan hubungan yang lebih dekat. Setiap interaksi yang terjadi dalam momen makan bersama akan membuat ikatan emosional antar keluarga terjalin dengan baik. Tidak masalah jika terjadi perbedaan pendapat ketika membincangkan satu topik pembicaraan. Itu sangat wajar terjadi, karena setiap anggota keluarga memiliki karakter yang berbeda-beda.

Setiap anggota keluarga bisa saling melemparkan obrolan lalu ditanggapi oleh anggota keluarga yang lain. Mungkin akan ada tawa dan sedih yang tercipta. Namun, itulah yang akan membuat ikatan emosional antar keluarga menjadi lebih erat.

  • Memahami Karakter Anggota Keluarga

Diskusi-diskusi yang tercipta saat makan bersama akan membuat kita paham karakter masing-masing anggota keluarga. Ada yang ngotot dengan pendapatnya, ada yang mengikuti saja pendapat yang ada, dan mugkin ada yang hanya menjadi pendengar saja.

Dengan memahami karakter anggota keluarga, kita akan tahu bagaimana harus memperlakukan mereka. Seperti anak sulung saya yang cenderung pendiam namun bossy,   anak kedua yang sangat cerewet dan selalu ingin diperhatikan, dan anak ketiga yang tidak kalah cerewet namun lebih santai. Saya belajar bagaimana memahami karakter mereka, bagaimana memperlakukan mereka, serta memahami apa yang mereka suka dan tidak mereka suka.

Biasanya, kita bisa melihat dan mempelajari karkater anggota keluarga ketika mereka semua berkumpul. Karena, ketika berkumpul mereka akan dihadapkan pada perbedaan pendapat, ide dan pikiran. Dan, kita akan bisa belajar memahami dari momen makan bersama.

  • Mengontrol Pola Makan

Gaya hidup saat ini yang serba mudah dan instan, membuat siapapun tergoda untuk menikmatinya. Termasuk mungkin, kita dan seluruh anggota keluarga. Ketika ibu sedang tidak mood untuk masak, kita bisa dengan mudah pergi ke resto favorit untuk makan. Atau, menggunakan layanan pegantar makanan. Tinggal telepon dan dala waktu kurang dari 1 jam, makanan pun sampai di rumah.

Jika itu terus terjadi setiap hari, kita tidak bisa mengontrol asupan gizinya. Karena semua serba instan, tentu kita tidak tahu kandungan gizi yang terdapat dalam makanan tersebut.

Namun jika memasak sendiri, kita bisa mengontrol gizi untuk keluarga. Dengan makan bersama di rumah, kita bisa mengatur porsi makan bagi seluruh anggota keluarga. Segala nutrisi dan gizi yang baik tentu sudah dipikirkan. Dengan begitu, seluruh anggota bisa menikmati makanan yang tidak hanya enak tapi juga sehat.

  • Menghemat Pengeluaran

Dengan makan bersama di rumah dan menikmati masakan yang dimasak, artinya kita bisa mengontrol keuangan juga. Kalau mau berhitung, tentu akan jauh lebih hemat jika membuat makanan sendiri daripada membeli di luar. Ya, sesekali boleh lah mencicipi dan makan di luar. Satu kali dalam sebulan sepertinya cukup.

  • Menghadirkan Keberkahan

Dalam ajaran islam, makan bersama itu sangat dianjurkan. Bahkan ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud;

Seseorang datang menghampiri Rasulullah dan mengadu “Wahai Rasulullah, kami ini setiap kali makan tidak pernah kenyang” Dan Rasulullah berkata “pasti masing-masing dari kamu makan sendiri-sendiri” dia menjawab “ya, benar” Dan Rasulullah berkata “makanlah bersama-sama dan sebutlah nama Allah agar makananmu diberkahi”

Dalam Islam kegiatan makan bersama menjadi momen silaturhami. Dan momen itulah yang akan membawa keberkahan atas makanan yang kita nikmati.

-----

Saya ingat betul ketika kecil dulu, tiap pagi saya serta abang dan adik saya selalu sarapan pagi di sebuah meja dekat dapur.  Mejanya tidak terlalu besar namun cukup untuk menampung 3 tubuh kecil kami. Ada 4 buah kursi yang diletakkan. Tiap pagi, mamah selalu menyiapkan sarapan untuk kami. Bukan sarapan mewah seperti buah super mahal, pancake, ataupun sereal. Hanya sarapan sederhana yang kami makan tiap pagi seperti nasi goreng, nasi uduk, lontong sayur, atau nasi putih dengan telur ceplok dan kecap. Kalau mamah tidak sempat menyiapkan makanan, tidak jarang kami hanya meneguk segelas teh manis atau susu.  

Walau sederhana, tapi lewat meja makan lah banyak cerita yang mengalir. Saya dan abang biasanya akan bercerita soal kegiatan kami di sekolah. Mamah juga akan ikut bertanya tentang sekolah kami. O iya, kalau sedang malas makan, biasanya mamah akan menyuapi saya dan itu yang paling saya suka. Saya akan bercerita walau dengan mulut penuh. Dan, mamah biasanya akan angguk-angguk saja mendengarkan cerita yang keluar dari mulut kecil putrinya.

Saya rindu dengan suasana seperti itu. Saat sebuah meja menjadi saksi kebersamaan anggota keluarga. Saat ini, meja itu sudah tidak ada di rumah. Seingat saya, papah terpaksa membongkarnya karena ingin memiliki ruangan yang lebih luas. Dulu kan kami kecil-kecil, jadi ruang makan masih terasa leluasa. Tapi, dengan ukuran tubuh yang semakin besar belum lagi tambahan anggota keluarga baru seperti menantu dan cucu, ruangan akan terasa sesak. Papah mengganti ukuran meja dengan yang lebih kecil sehingga ruangan masih terasa luas.
------

Seorang psikolog keluarga mengatakan bahwa makan bersama menjadi kegiatan yang harus terus dilakukan. Sesibuk apapun, sempatkanlah untuk berkumpul dan menikmati makanan bersama-sama. Kehangatan yang tercipta saat makan bersama akan menjadi energi positif. Dan itu akan sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.

Seorang anak yang terbiasa berkumpul dan berbicara dengan keluarga akan memiliki kepercayaan diri yang lebih. Dia juga akan menjadi pribadi yang menyenangkan bagi teman-temannya. Tumbuh sebagai anak yang memiliki empati dan mau berbagi.

Ketika makan bersama, tidak boleh ada gadget. Karena fokus makan tentu akan menjadi terganggu ketika ada gadget di dekat kita. Jika ada gadget, tentu perhatian akan teralihkan. Sebentar-sebentar cek hape, sebentar-sebentar cek medsos, dan lain-lain. Suasana makan menjadi senyap karena makannya sambil sibuk bermain gadget.

Menurut Vera Itabiliana, seorang psikolog dari Universitas Indonesia, familiy time atau waktu berkumpul bersama keluarga—seperti makan bersama—bukan sekedar kumpul tanpa arti. Tapi, family time harusnya menjadi ajang mengeluarkan semua unek-unek dari masing-masing anggota keluarga. Percuma juga kan ya kalau seluruh anggota keluarga kumpul  tapi di tangan masing-masing ada gadget. Family time juga bisa dikatakan sebagai golden moment karena disitulah banyak terjadi interaksi serta hubungan emosional. Dengan begitu, hubungan antar anggota keluarga menjadi lebih dekat dan hangat.

Sesekali tidak ada salahnya menghabiskan waktu bersama keluarga dengan makan bersama. Tidak perlu sering-sering, cukup satu kali di awal bulan saja. Misalnya saja dengan makan bersama di resto yang memberikan kenyamanan layaknya di rumah sendiri, seperti KFC misalnya. Resto legendaris ini sudah sangat famous bahkan sejak saya masih kecil hingga kini saya memiliki anak kecil. Konsep resto yang nyaman pasti akan membuat kita dan keluarga nyaman untuk berbincang. Sambil menikmati sajian khas, kita bisa membincangkan satu isu yang sedang kekinian, seperti isu Mukidi, misalnya. Dan, biarkan semua anggota keluarga memberikan opininya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Begitu banyaknya manfaat makan bersama, artinya momen ini harus menjadi ritual keluarga yang tidak boleh ditinggalkan. Kehangatan bersama keluarga akan tercipta dan hubungan antara anggota keluarga pun akan menjadi lebih harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun