Dalam ajaran islam, makan bersama itu sangat dianjurkan. Bahkan ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud;
Seseorang datang menghampiri Rasulullah dan mengadu “Wahai Rasulullah, kami ini setiap kali makan tidak pernah kenyang” Dan Rasulullah berkata “pasti masing-masing dari kamu makan sendiri-sendiri” dia menjawab “ya, benar” Dan Rasulullah berkata “makanlah bersama-sama dan sebutlah nama Allah agar makananmu diberkahi”
Dalam Islam kegiatan makan bersama menjadi momen silaturhami. Dan momen itulah yang akan membawa keberkahan atas makanan yang kita nikmati.
-----
Saya ingat betul ketika kecil dulu, tiap pagi saya serta abang dan adik saya selalu sarapan pagi di sebuah meja dekat dapur. Mejanya tidak terlalu besar namun cukup untuk menampung 3 tubuh kecil kami. Ada 4 buah kursi yang diletakkan. Tiap pagi, mamah selalu menyiapkan sarapan untuk kami. Bukan sarapan mewah seperti buah super mahal, pancake, ataupun sereal. Hanya sarapan sederhana yang kami makan tiap pagi seperti nasi goreng, nasi uduk, lontong sayur, atau nasi putih dengan telur ceplok dan kecap. Kalau mamah tidak sempat menyiapkan makanan, tidak jarang kami hanya meneguk segelas teh manis atau susu.
Walau sederhana, tapi lewat meja makan lah banyak cerita yang mengalir. Saya dan abang biasanya akan bercerita soal kegiatan kami di sekolah. Mamah juga akan ikut bertanya tentang sekolah kami. O iya, kalau sedang malas makan, biasanya mamah akan menyuapi saya dan itu yang paling saya suka. Saya akan bercerita walau dengan mulut penuh. Dan, mamah biasanya akan angguk-angguk saja mendengarkan cerita yang keluar dari mulut kecil putrinya.
Saya rindu dengan suasana seperti itu. Saat sebuah meja menjadi saksi kebersamaan anggota keluarga. Saat ini, meja itu sudah tidak ada di rumah. Seingat saya, papah terpaksa membongkarnya karena ingin memiliki ruangan yang lebih luas. Dulu kan kami kecil-kecil, jadi ruang makan masih terasa leluasa. Tapi, dengan ukuran tubuh yang semakin besar belum lagi tambahan anggota keluarga baru seperti menantu dan cucu, ruangan akan terasa sesak. Papah mengganti ukuran meja dengan yang lebih kecil sehingga ruangan masih terasa luas.
------
Seorang psikolog keluarga mengatakan bahwa makan bersama menjadi kegiatan yang harus terus dilakukan. Sesibuk apapun, sempatkanlah untuk berkumpul dan menikmati makanan bersama-sama. Kehangatan yang tercipta saat makan bersama akan menjadi energi positif. Dan itu akan sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
Seorang anak yang terbiasa berkumpul dan berbicara dengan keluarga akan memiliki kepercayaan diri yang lebih. Dia juga akan menjadi pribadi yang menyenangkan bagi teman-temannya. Tumbuh sebagai anak yang memiliki empati dan mau berbagi.
Ketika makan bersama, tidak boleh ada gadget. Karena fokus makan tentu akan menjadi terganggu ketika ada gadget di dekat kita. Jika ada gadget, tentu perhatian akan teralihkan. Sebentar-sebentar cek hape, sebentar-sebentar cek medsos, dan lain-lain. Suasana makan menjadi senyap karena makannya sambil sibuk bermain gadget.
Menurut Vera Itabiliana, seorang psikolog dari Universitas Indonesia, familiy time atau waktu berkumpul bersama keluarga—seperti makan bersama—bukan sekedar kumpul tanpa arti. Tapi, family time harusnya menjadi ajang mengeluarkan semua unek-unek dari masing-masing anggota keluarga. Percuma juga kan ya kalau seluruh anggota keluarga kumpul tapi di tangan masing-masing ada gadget. Family time juga bisa dikatakan sebagai golden moment karena disitulah banyak terjadi interaksi serta hubungan emosional. Dengan begitu, hubungan antar anggota keluarga menjadi lebih dekat dan hangat.