Mohon tunggu...
risaayusilviana
risaayusilviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswa fakultas Perikanan dan Kelautan program studi Akuakultur Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

KKP Khawatir : Ikan Indonesia Sulit untuk Memasuki Pasar Eropa, Apa yang Menghambat?

11 Januari 2025   14:50 Diperbarui: 11 Januari 2025   14:54 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain Indonesia, ada negara lain yang berusaha memasok pasar ikan Eropa. Dengan produk makanan laut yang memenuhi semua persyaratan, negara-negara seperti Norwegia, Thailand, dan Vietnam telah memimpin pasar Eropa. Vietnam, negara penghasil ikan terbesar di Asia, sebenarnya sering memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa (EVFTA) untuk mendapatkan akses yang lebih mudah ke pasar. Sementara itu, Indonesia terus berjuang untuk meningkatkan kerangka peraturan dan infrastruktur yang diperlukan untuk bersaing lebih baik di pasar Eropa.

Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Hambatan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan beberapa upaya agar hambatan yang ada dapat segera diatasi, diantaranya sebagai berikut:

1. Peningkatan Kualitas. KKP meningkatkan kualitas produk perikanan Indonesia dengan cara menjamin mutu dan keamanan melalui pengambilan sampel serta pengujian.

2. Membuka Peluang Pasar. Akses pasar tradisional seperti Uni Eropa dan Jepang diperluas oleh KKP agar dapat membuka pasar baru di wilayah non tradisional seperti Afrika Utara dan Asia Selatan.

3. Pendidikan dan Pelatihan. Pelatihan tentang standar internasional dan keuntungan dari sertifikasi keberlanjutan harus mulai diberikan kepada nelayan atau produsen ikan kecil. Dengan demikian, persiapan untuk bersaing di pasar global menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun