Mohon tunggu...
Risa Aliyah
Risa Aliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Risalatul Aliyah, saya anak kedua dari 3 bersaudara, saya merupakan mahasiswa yang memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencegahan Kekerasan Seksual Anak Melalui Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak

22 Desember 2023   20:51 Diperbarui: 22 Desember 2023   20:54 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL ANAK MELALUI

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK

Nama Penulis

Risalatul Aliyah

PAI FTIK UNISNU JEPARA

Email : risaaliyah23@gmail.com

Dosen Pengampu 

Dr. Wahidullah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

TP : 2023/2024

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

      Pentingnya untuk selalu melakukan komunikasi interpersonal dalam segala situasi, karena komunikasi interpersonal bermanfaat dalam menjalin persahabatan  dengan orang lain, membangun citra diri, dan menghindari  kejadian yang tidak terduga. Saat ini terdapat peningkatan signifikan dalam kejahatan kekerasan di kalangan anak-anak. Belakangan ini pemberitaan media massa semakin intensif, memberitakan 4.444 kejadian berbeda yang melibatkan korban anak-anak, termasuk 4.444 tindak kekerasan seksual. Wajar jika orang tua  sangat prihatin ketika melihat  kekerasan  terjadi di komunitasnya. Padahal kita mengetahui bahwa anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses  perkembangan yang pesat dan mendasar untuk kehidupan selanjutnya. Tahapan sejak lahir sampai seorang anak mencapai usia sekolah atau mulai bersekolah disebut anak usia dini. Saat ini proses  pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai  aspek berada pada tahap yang pesat dalam masa perkembangan kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk menjamin perkembangan pribadi yang baik, anak harus dilindungi dari berbagai tindakan  eksploitasi dan kekerasan, termasuk kekerasan seksual.

       Pada  masa ini, anak mulai tumbuh dan berkembang  sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga  mulai dipersiapkan secara optimal dalam  pendidikan dasar menuju masa dewasa. Tidak  dapat dipungkiri bahwa banyak anak  yang menjadi korban kekerasan seksual, namun  karena sifatnya  yang sangat pribadi dan rahasia, anak-anak menjadi ragu dan sulit untuk menceritakan atau melaporkannya kepada orang lain. Menurut Direktur Eksekutif KPAI Rita Pranawati, faktor lainnya adalah orang tua cenderung membesarkan anaknya hanya dengan orientasi akademik dan pendidikan saja. Yang dihadapi anak bukanlah masalah pendidikan atau sosial. Di Indonesia, sebanyak 60% orang tua hanya menanyakan hal akademik, seperti nilai dan peringkat  kelas. Hanya 30% yang menanyakan masalah sosial, hobi, masalah dengan  teman, status media sosial, bahkan  reproduksi. Oleh karena itu, keterbukaan terhadap isu-isu seksualitas masih kurang.

       Selain itu, hambatan dalam melaporkan kejadian kekerasan seksual adalah karena korban kekerasan seksual di bawah umur tidak memahami bahwa dirinya adalah korban. Korban merahasiakan kejadian pelecehan seksual tersebut karena sulit  mempercayai orang lain. Apalagi, untuk anak-anak, orang tuanya menjadi kontak utama  untuk pengaduan. Orang tua juga harus bisa memberikan kesempatan kepada anaknya untuk terbuka terhadap segala  aktivitas yang berlangsung dan memberikan wadah bagi anaknya untuk mengungkapkan isi hatinya. Hal ini membahas tentang pentingnya  komunikasi interpersonal, khususnya antara orang tua  dan anak kecil, untuk memahami perlindungan  dari  kejahatan seksual. Komunikasi yang baik  antara orang tua dan anak sangat penting dalam membangun hubungan yang baik. Komunikasi ini harus dibangun pada anak usia dini. ini bertujuan untuk membangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak serta membangun hubungan yang harmonis. Namun tak jarang orang tua merasa ragu dalam menjalin komunikasi, terutama komunikasi terkait topik seksual. Padahal, pengetahuan ini penting untuk diwariskan kepada orang  tua agar bisa melindungi anak dari  ancaman dan kekerasan seksual.

       Komunikasi pribadi adalah pengiriman pesan oleh satu orang dan  penerimaan pesan oleh orang  atau kelompok lain, dengan dampak yang berbeda dan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Dari sudut pandang diadik, komunikasi interpersonal diartikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang yang mempunyai hubungan  yang kuat dan terdefinisi dengan baik, seperti  hubungan antara seorang anak dan seorang ayah.

 

PEMBAHASAN

      Jumlah kekerasan yang terjadi pada anak usia dini cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Banyak anak usia dini yang menjadi korban kekerasan fisik, emosional, verbal, dan seksual, penelantaran, eksploitasi, perlakuan salah, diskriminasi, dan perlakukan tidak manusiawi, baik secara disadari maupun tidak disadari.

      Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak sangat penting untuk mencegah kasus kekerasan seksual pada anak. Membangun hubungan yang positif antara orang tua dan anak sejak usia dini sangat penting, serta memberikan pendidikan seks, perlindungan diri, dan peringatan tentang bahaya kekerasan seksual. Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab untuk membantu anak-anak yang tidak memiliki orang tua dalam mencegah kekerasan seksual. Karena itu, Untuk mencegah kekerasan seksual pada anak, sangat penting untuk orang tua dan anak berkomunikasi satu sama lain.

       Prosentase kasus kekerasan seksual (kasus) adalah yang paling tinggi, berkisar antara 50% dan 62%. Antara tahun 2011 dan 2015, Dewan Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan 1.671 kasus kekerasan seksual terhadap anak. Menurut UU Perlindungan Anak No.23 Tahun 2002, "anak" berarti seseorang yang belum mencapai usia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Berikut adalah beberapa diskusi tentang kekerasan seksual pada anak:

1. Pengertian Kekerasan Seksual Pada Anak

      Kekerasan Seksual Pada Anak merupakan Segala bentuk perlakuan atau pengabaian yang merugikan anak, baik secara fisik, seksual, maupun psikologis, dianggap sebagai kekerasan anak. Kekerasan anak dapat terjadi di banyak tempat, seperti di rumah, di sekolah, di tempat umum, dan di tempat kerja. Kekerasan terhadap anak termasuk pemukulan, pelecehan seksual, penelantaran, perlakuan tidak adil, dan banyak lagi. Konvensi Hak Anak mengdefinisikan kekerasan pada anak sebagai segala bentuk perlakuan atau pengabaian yang merugikan anak, termasuk kekerasan fisik, seksual, dan psikologis.

      Kekerasan ini dapat mengganggu perkembangan dan kesejahteraan anak. Anak-anak dapat dilakukan kekerasan oleh orang dewasa atau sesama anak. Kekerasan pada anak dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental anak dalam jangka panjang dan dapat mengganggu perkembangan dan masa depan mereka. Akibatnya, penting untuk segera menghentikan dan menangani kekerasan anak. 

2. Faktor Penyebabkan Kekerasan Seksual Pada Anak

Beberapa faktor penyebab kekerasan seksual pada anak adalah sebagai berikut:

1. Faktor masyarakat atau sosial, seperti tingginya tingkat kriminalitas, rendahnya layanan sosial, kemiskinan, pengangguran, dan pengaruh media massa;

2. Faktor orang tua atau situasi keluarga, seperti cara pengasuhan anak, kebiasaan memberikan hukuman badan kepada anak, dan hubungan erat antara korban dan pelaku. 3. Faktor individu, seperti kurangnya pemahaman tentang hak-hak anak dan kurangnya kesadaran akan pentingnya melaporkan kekerasan seksual.

      Memahami faktor-faktor ini penting untuk mengembangkan strategi pencegahan yang berguna dan memberikan perlindungan bagi anak-anak yang rentan terhadap kekerasan seksual.

3. Pencegahan Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak

      Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dapat membantu mencegah kekerasan seksual pada anak.

1. Meningkatkan pemahaman tentang seks sesuai dengan perkembangan anak.

2. Menciptakan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak.

3. Memberikan pelajaran dan pemahaman tentang pendidikan seks.

4. Memberi peringatan agar anak tidak berbicara dengan orang asing.

5. Mendorong anak untuk mengungkapkan diri secara jujur agar orang tua dapat mendapatkan informasi yang akurat tentang seks mereka.

      Dengan orang tua dan anak berbicara satu sama lain dengan baik, anak-anak diharapkan dapat memahami pentingnya melindungi diri dari kekerasan dan pelecehan seksual. Mereka juga diharapkan dapat mengatakan kepada orang tua mereka dengan jujur jika mereka mengalami masalah tersebut..

4. Pentingnya Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Anak Dalam Kekerasan Seksual 

      Komunikasi antara orang tua dan anak sangat penting untuk mencegah kasus kekerasan seksual pada anak. Komunikasi ini memungkinkan orang tua untuk mengajarkan anak tentang perlindungan diri dan bagaimana melindungi diri dari kekerasan seksual. Selain itu, orang tua dapat membangun hubungan yang positif dengan anak sehingga anak merasa nyaman untuk berbicara tentang apa yang mereka hadapi. Hal ini dapat membantu orang tua menemukan tanda-tanda kekerasan seksual pada anak mereka segera dan mencegahnya. Selain itu, komunikasi interpersonal dapat membantu anak menjadi lebih percaya diri dan lebih mampu berbicara dengan benar. Akibatnya, anak cenderung lebih mudah melaporkan kekerasan seksual yang dialaminya kepada orang tua atau pihak yang berwenang.

       Orang tua harus mengambil sikap dan berpartisipasi secara aktif dalam pendidikan seks anak mereka. Mereka juga harus membantu anak-anak mereka memahami perilaku seksual yang sehat melalui ceramah, diskusi, dan brosur. Batasan-batasan perlu dipertimbangkan dalam pemahaman ini, seperti bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan berpasang-pasangan dan harus mengikuti ajaran Tuhan dan Nabi-Nya. Orang tua yang melakukan kekerasan seksual terhadap anak-anaknya harus memberikan pemahaman yang baik tentang apa itu seksualitas dan harus memberikan pencegahan yang tepat. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting untuk memberikan pendidikan seksual dan mencegah kekerasan seksual. 

5. Langkah Orang Tua Untuk Menciptakan Komunikasi Yang Harmonis dengan Anak 

     Ada beberapa tindakan yang dapat diambil oleh orang tua untuk membangun hubungan yang positif dengan anak-anak mereka:

1. Sediakan waktu untuk berbicara dengan anak-anak, tidak peduli seberapa sibuk mereka.

2. Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga melalui media sosial jika tidak mungkin berkomunikasi dengan anak selama jam kerja. Usahakan untuk menghubungi anak-anak saat mereka membutuhkan perhatian, seperti saat makan siang, belajar, atau mandi.

3. Beri kesempatan kepada mereka untuk berbicara satu sama lain jika mereka membutuhkan komunikasi yang lebih baik lagi. Luangkan waktu sebentar untuk berbicara satu sama lain meskipun Anda sibuk.

 4. Buat suasana yang aman dan nyaman untuk anak agar mereka merasa nyaman untuk berbicara apa yang dirasakannya.

5. Beri dukungan dan perhatian pada anak saat mereka berbicara, sehingga mereka merasa didengar dan dihargai.

6. Beri contoh yang baik dengan berbicara dan berucap dengan cara yang sistematis dan baik.

7. Jangan lupa untuk menghormati dan menghargai anak, sehingga tercipta suasana komunikasi yang harmonis.

      Orang tua dapat mencegah kekerasan seksual pada anak mereka dengan mengambil tindakan ini untuk membangun hubungan yang positif dengan anak mereka.

KESIMPULAN 

      Perhatian dan tindakan pencegahan yang tepat diperlukan untuk masalah kekerasan seksual pada anak. Ketika orang tua dan anak berbicara satu sama lain, itu sangat penting untuk mencegah kekerasan seksual pada anak. Untuk melindungi anak-anak dari kekerasan seksual, orang tua dan anak harus berhubungan baik sejak usia dini, memberi mereka pemahaman tentang perlindungan diri, pendidikan seks, dan peringatan tentang bahaya kekerasan seksual. Selain itu, sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang masalah seksualitas dan memberi anak kesempatan untuk berbicara tentang hal-hal yang terjadi selama aktivitas tersebut.       

      Dalam situasi ini, peran orang tua sangat penting dalam membina komunikasi yang baik dengan anak, termasuk pendidikan seks dan perlindungan dari kekerasan seksual. Media juga berperan dalam memberitakan kasus kekerasan seksual pada anak, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah ini. Oleh karena itu, komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak adalah cara terbaik untuk mencegah kekerasan seksual pada anak.

SARAN

      Setelah mengetahui adanya kasus seksual anak yang begitu meningkat di indonesia yang telah terjadi terus menerus, kita sebagai mahasiswa harus dapat membantu dalam pencegahan kasus tersebut, dalam berbagai cara seperti diadakannya sosialisi. dan lebih pentingnya jika sudah menempati posisi sebagai orang tua maka kita harus melakukan komunikasi terus menerus agar anak dapat terbuka dan juga harus memberikan perhatian yang lebih khusus dengan penuh kasih sayang terhadap mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun