Mohon tunggu...
Riris Ronauli
Riris Ronauli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura

Saya adalah mahasiswa ilmu komunikasi yang gemar menyusun kata menjadi cerita. Melalui artikel menarik, saya mengeksplorasi ide, menyampaikan pesan, dan menginspirasi pembaca untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Respresentasi Perempuan Batak Dalam Film Ngeri - Ngeri Sedap : Analisis Peran, Konflik, Dan Tuntutan Sosial Berdasarkan Perspektif Gender Dan Budaya

19 Desember 2024   00:51 Diperbarui: 19 Desember 2024   00:51 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

Film Ngeri-Ngeri Sedap menggambarkan kehidupan keluarga Batak dengan berbagai dinamika sosial yang terjadi, terutama dalam hubungan antar anggota keluarga, serta representasi peran perempuan Batak. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis representasi perempuan Batak dalam film tersebut melalui perspektif gender dan budaya. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotikadan pendekatan kualitatif untuk menggali bagaimana karakter perempuan seperti Mak Domu  dan Sarma digambarkan dalam film, serta peran, konflik, dan tuntutan sosial yang mereka hadapi. Teori konstruksi sosial,feminisme (Simone de Beauvoir), performativity (Judith Butler), serta interseksionalitas diterapkan untuk menganalisis bagaimana identitas gender perempuan Batak dibentuk dan dinilai dalam budaya patriarkal yang dominan. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun perempuan dalam film ini menghadapi pembatasan peran akibat norma budaya, mereka juga berusaha untuk menegosiasikan, mengubah, dan merepresentasikan kembali identitas mereka. Melalui representasi ini, film Ngeri-Ngeri Sedap memperlihatkan ketegangan antara peran tradisional dan perubahan sosial dalam konteks budaya Batak, di mana perempuan berusaha menemukan keseimbangan antara memenuhi harapan budaya dan mempertahankan identitas diri mereka.

Kata Kunci : Representasi Perempuan, Peran Gender, Konflik Sosial, Budaya Batak, Analisis Semiotika, Perspektif Gender, Feminisme, Konstruksi Sosial.

 

Abstract

The film Ngeri-Ngeri Sedap depicts the life of a Batak family with various social dynamics, particularly within family relationships, as well as the representation of Batak women's roles. This article aims to analyze the representation of Batak women in the film through the lens of gender and culture. This research uses a semiotic analysis method and a qualitative approach to explore how female characters such as Mak Domu and Sarmaare portrayed in the film, as well as the roles, conflicts, and social demands they face. The theories of social construction, feminism (Simone de Beauvoir), performativity (Judith Butler), and intersectionality are applied to analyze how the gender identity of Batak women is shaped and evaluated in a dominant patriarchal culture. The analysis results show that, although the women in this film face role limitations due to cultural norms, they also attempt to negotiate, transform, and re-represent their identities. Through this representation, Ngeri-Ngeri Sedap highlights the tension between traditional roles and social change within the context of Batak culture, where women strive to find a balance between fulfilling cultural expectations and preserving their self-identity.

Keywords : Representation of Women, Gender Roles, Social Conflicts, Batak Culture, Semiotic Analysis, Gender Perspective, Feminism, Social Construction.

PENDAHULUAN

Dalam budaya batak keluarga merupakan unit sosial yang sangat penting dan peran gender dalam keluarga ditentukan oleh tradisi. Struktur pada keluarga batak memiliki prioritas tersendiri yaitu laki – laki lalu perempuan. Hal itu dapat dilihat dalam pandangan orang Batak dalam hal keturunan, dimana anak laki-laki adalah sebagai penerus keturunan. walaupun dilahirkan secara bersamaan, namun eksistensi antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam pandangan orang Batak, bahkan hal itu masih berlangsung hingga kini, dimana laki-laki lebih mendominasi dan perempuan menjadi termarjinalisasi (Butar-Butar, 2020).

Di dalam keluarga, perempuan Batak sering kali ditempatkan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kesejahteraan emosional dan sosial anggota keluarga. Meskipun perempuan Batak dihormati dalam hal menjaga dan meneruskan tradisi, mereka tidak memiliki kebebasan yang sama dengan laki-laki dalam hal memilih jalur hidup atau membuat keputusan besar. Sebagai contoh, dalam sistem marga Batak yang bersifat patrilineal, perempuan akan mengikuti marga suami setelah menikah, yang menunjukkan posisi perempuan yang lebih terikat pada keluarga suami dan tidak lagi dianggap bagian dari marga keluarganya sendiri. Hal ini mencerminkan dominasi laki-laki dalam struktur keluarga dan masyarakat.

Pada film Ngeri - Ngeri Sedap  ada 2 perempuan batak yang mengalami bias gender yaitu, Mak Domu (istri dari Pak Domu) dan Sarma(anak perempuan satu – satunya dari Pak Domu dan Mak Domu). Mak Domu dalam perempuan budaya Batak, sering kali diposisikan sebagai "penjaga keharmonisan" keluarga, yang lebih terfokus pada urusan rumah tangga, mengurus suami dan anak-anak, serta melaksanakan berbagai tugas domestik. Mak Domu berperan sebagai "ibu rumah tangga" yang setia dengan tanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan keluarga, mendukung suami, dan memelihara tradisi. Namun, konflik yang dialami Mak Domu muncul dari tuntutan sosial dan budaya yang menempatkannya dalam posisi yang sangat subordinat dalam keluarga. Sebagai perempuan Batak, ia diharapkan untuk mengikuti norma-norma yang ada, yakni mendukung suami dalam segala hal, bahkan ketika suaminya mengambil keputusan yang sulit atau penuh tekanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun