Mohon tunggu...
Nurmarinda Dewi Hartono
Nurmarinda Dewi Hartono Mohon Tunggu... Freelancer - Ririn Marinda

Pendiam di dunia nyata, Menghanyutkan dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alat Permainan Edukatif dari Masa Lalu: Montessori, Peabody, Froebel, dan Cuisenaire

29 September 2021   08:36 Diperbarui: 29 September 2021   09:08 3131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.nwmontessori.vic.edu.au/

Para ahli pendidikan pra sekolah telah memberikan banyak kontribusi tidak hanya dalam hal teori tetapi juga alat dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang teori. Alat permainan edukatif atau APE telah dirancang oleh para ahli terdahulu yang hingga  saat ini masih digunakan dan dikembangkan untuk kebutuhan pendidikan pra-sekolah. Apa saja itu ? Mari kita simak bersama!

Alat Permainan Edukatif ala Montessori

Maria Montessori (31 Maret 1870 -- 6 Mei 1952) adalah seorang pendidik, ilmuwan, dan dokter asal Italia. Beliau dikenal dengan sebuah metode pendidikan  yang memberi kebebasan bagi anak-anak untuk melakukan kegiatan dan mengatur kegiatan harian (daily activities). Montessori juga merancang alat permainan edukatif untuk anak usia dini yang disebut alat peraga Montessori.

Konsep kemandirian menjadi hal utama dalam metode pembelajaran Montessori. Filosofi dari APE yang dirancang oleh Montessori berasal dari ungkapan "mengajari bukan mengoreksi". Arti dari ungkapan ini adalah guru tidak boleh banyak mengoreksi atau menyalahkan peserta didik, tetapi lebih kepada mengajari atau mencontohkan yang benar.  Menurut Montessori, mengoreksi memang akan lebih cepat memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh siswa, tetapi akan menimbulkan catatan mental pada anak tentang ketidaksempurnaan sesuatu yang dikerjakan oleh anak tersebut. Oleh sebab itu, APE ciptaan Montessori telah dirancang sedemikian rupa sehingga anak mudah memeriksa sendiri kesalahannya dan segera menyadarinya tanpa dikoreksi oleh guru.

Montessori mengemukakan tentang karakteristik dari APE ciptaannya yaitu:

  • Swadidik, artinya anak dapat belajar secara mandiri melalaui alat peraga tersebut. Alat peraga Montessori memang sengaja dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan fisik dan psikologis anak supaya memudahkan anak  belajar secara mandiri. Oleh karena itu setiap alat peraga dibuat menggunakan bahan yang ringan agar anak mampu membawanya sendiri.
  • Swakoreksi, artinya anak dapat mengoreksi sendiri kesalahannya selama menggunakan APE. Montessori mengonsepkan setiap alat peraganya memiliki pengendali kesalahan. Sehingga, bukan guru yang menjadi pengendali kesalahan anak melainkan pada alat tersebut.
  • Bergradasi, artinya alat peraga Montessori memiliki ukuran yang jelas dan dapat diamati oleh anak. Setiap satu set alat peraga terdapat alat yang sama tetapi dengan ukuran yang berbeda-beda dengan gradasi ukuran alat yang konsisten, yakni memiliki  selisih ukuran yang sama. Menurut Montessori, gradasi alat akan melatih kemampuan berlogika siswa dalam menyelesaikan masalah. Contohnya satu set alat terdiri dari 5 tongkat yang berbeda ukuran panjangnya, maka jika tongkat pertama dan kedua selisih panjangnya 2 cm maka selisih panjang untuk semua tongkat adalah 2 cm semua.
  • Menarik, artinya alat peraga Montessori dirancang dengan penampilan yang semenarik mungkin, baik dalam hal warna, bentuk, dan cara penggunaannya Desain yang menarik bertujuan untuk menarik minat anak untuk menyentuh dan menggunakan alat tersebut.

Ada berbagai macam APE Montessori, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Inkastri silinder

Inkastri silinder merupakan alat peraga Montessori yang digunakan untuk melatih kemampuan sensorial anak. Penggunaan alat peraga ini sebaiknya digunakan pada masa awal perkembangan anak.  Inkastri silinder terdiri dari empat jenis, yaitu inkastri tinggi rendah, inkastri besar kecil, gemuk kurus, dan inkastri gemuk pendek kurus tinggi. Cara menggunakan inkastri silinder adalah dengan meminta anak  untuk memasukkan setiap inkastri pada lubangnya dengan cara meraba terlebih dahulu.

Sumber: https://id.pinterest.com/
Sumber: https://id.pinterest.com/

2. Tongkat Asta Merah Biru

Alat peraga ini terdiri dari 10 tongkat berwarna merah dan biru berukuran 10 cm sampai 100 cm. Setiap tongkat memiliki warna yang berselang-seling antara biru dan merah, dengan warna awal selalu warna merah. Latihan pertama adalah anak menyususun tongkat asta mulai dari asta satu hingga asta sepuluh. Setelah anak benar-benar paham dengan urutan panjang tongkat asta, anak diberikan kartu angka dan diminta untuk meletakkan kartu angka pada tongkat yang sesuai.

Sumber: https://komunitas.sikatabis.com/
Sumber: https://komunitas.sikatabis.com/

3. Menara Merah Muda

Alat peraga ini berupa satu set kubus berukuran 1 cm x 1 cm sampai 10 cm x 10 cm, sehingga ada 10 kubus berwarna merah muda dengan ukuran yang berbeda. Alat peraga in mudah digunakan untuk mengenalkan konsep besar dan kecil kepada anak usia dini. Alat peraga ini sesuai dengan ciri khas dari alat peraga Montesori yaitu bergradasi kubus.

Sumber: https://www.leportschools.com/
Sumber: https://www.leportschools.com/

Alat Permainan Edukatif Elizabeth Peabody

Elizabeth Palmer Peabody (16 Mei 1804 -- 3 Januari 1894) adalah seorang pendidik dan penulis yang mendirikan taman kanak-kanak berbahasa Inggris pertama di Amerika Serikat. Jauh sebelum sebagian besar pendidik, Peabody menganut premis bahwa permainan anak-anak memiliki nilai perkembangan dan pendidikan intrinsik. Peabody merancang pperangkat pembelajaran guna mengembangkan bahasa pada Taman Kanak-Kanak. Bahkan ia juga mampu menciptakan seperangkat tes perkembangan bahasa yang kemudian dikenal dengan nama Peabody Individual Achievement Test (PIET) dan Peabody Picture Vocabulary Test (PPVT).

Secara garis besar, alat permainan edukatif yang dikembangkan Peabody ini lebih mengacu pada aspek pengembangan bahasa, yaitu kosakata yang dekat dengan anak. APE tersebut terdiri atas dua boneka tangan yang berfungsi sebagai tokoh mediator, yaitu tokoh P. Mooney dan Joey. Boneka itu dilengkapi papan magnet, gambar-gambar, piringan hitam berisi lagu, dan tema cerita serta kantong pintar sebagai pelengkap. APE ini mengilhami pembuatan boneka tangan yang dikembangkan di TK Indonesia. Boneka tangan yang dimainkan dengan tangan ini dikembangkan dengan menggunakan panggung boneka yang dilengkapi latar yang dapat diganti sesuai dengan budaya setempat anak usia dini.

Sumber: https://www.abbywilsona.com/
Sumber: https://www.abbywilsona.com/

Alat Permainan Edukatif Friedrich Frbel

Friedrich Wilhelm August Frbel atau dikenal dengan Friedrich Froebel (21 April 1782 -- 21 Juni 1852), merupakan seorang pendidik asal Jerman. Beliau merupakan murid dari Johann Heinrich Pestalozzi. Oleh karena itu pemikiran Froebel sangat dipengaruhi oleh Pestalozzi. Ia meyakini bahwa ada keterkaitan antara lingkungan alamiah dan perkembangan pemikiran anak.

Froebel menciptakan konsep taman kanak-kanak dan menciptakan kata untuk memasuki bahasa Inggris. Ia juga mengembangkan mainan edukatif yang dikenal sebagai hadiah Froebel (Froebel Gifts). Froebel merasa satertarik dengan perkembangan mainan untuk anak-anak. 

Hadiah Froebel dirancang untuk merangsang pembelajaran melalui permainan yang terarah dengan baik, termasuk bola, bola dunia, dadu, silinder, dadu yang bisa dilipat, bentuk kayu yang akan disatukan, kertas untuk dilipat, potongan kertas, batang, manik-manik, dan kancing. Tujuan dari mainan ini adalah untuk mengembangkan penilaian unsur yang membedakan bentuk, warna, pemisahan dan asosiasi, pengelompokan, pencocokan, dan sebagainya.

Sumber: https://www.pgpedia.com/f/froebel-gifts
Sumber: https://www.pgpedia.com/f/froebel-gifts

Alat Permainan Edukatif Georges Cuisenaire

Emile-Georges Cuisenaire (1891--1975) adalah seorang guru Belgia yang menemukan balok Cuisenaire (Cuisenaire Rod) sebagai alat bantu pengajaran matematika, kemampuan berhitung pada anak, pengenalan bilangan, dan untuk peningkatan keterampilan anak dalam bernalar. Asal mula Cuisenaire Rod diketahui pada tahun 1945. Cuisenaire bertahun-tahun telah melakukan penelitian dan eksperimen untuk menciptakan permainan yang terdiri dari potongan karton berwarna dengan berbagai panjang yang ia gunakan untuk mengajar matematika kepada anak-anak.

Pada tahun 1951 metode Cuisenaire Rod dikenalkan di Belgia pada buklet edisi pertama Numbers and Colours. Cuisenaire Rod telah merevolusi pengajaran matematika diakui oleh para pendidik dan psikolog di seluruh dunia sebagai instrumen kemanjuran yang luar biasa. Metodenya diadopsi oleh ribuan guru di lebih dari enam puluh negara hingga saat ini.

Sumber: https://www.teachingenglish.org.uk/
Sumber: https://www.teachingenglish.org.uk/

-------

Sumber:

Badru Zaman, dkk. 2009. Media dan Sumber Belajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Pendidikan Masyarakat. 2019. Konsep 

Dasar PAUD. Jakarta: Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud.

"Froebel dan gerakan taman kanak-kanak". https://delphipages.live/ diakses pada 28 September 2021.

Ilindra. 2021. "Model Permainan Edukatif untuk Anak Usia Dini". Tesis. Bengkulu: IAIN Bengkulu.

Magini, Agustina Prasetyo. Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius.

"Materiale Sensoriale". Prisca Mellucoo. Diakses tanggal 28 September 2021.

Montessori, Maria.1964. The Montessori Method. New York:SCHOCKEN BOOKS

"Number Rods". Montessorimom. Diakses tanggal 28 September 2021.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun