Sebenarnya, Tuhan telah memberikan sinyal kepada manusia, tetapi terkadang manusia tidak peka dalam menerima sinyal dari Tuhan.
Contoh yang jelas dan sederhana, terkadang manusia sengaja "menjemput maut", seperti banyak dari kita yang menerobos palang pintu kereta api, menerobos lampu merah tanpa alat pelindung diri, dan berdiri dan bersandar di pintu kereta atau banyak moda transportasi yang nekad menerobos cuaca buruk. Padahal, telah diberikan informasi peringatan dini cuaca.
Kejadian kecelakaan Lion Air mengingatkan penulis akan kisah dari seorang profesi pakde sepupu saya, beliau semasa hidupnya yang menjalankan profesi seorang pilot di maskapai Garuda Indonesia tidak mengalami kecelakaan hingga massa pensiunnya sebagai pilot.
Saya teringat cerita almh. Ibu saya yang menceitakan bahwa dirinya selalu turun langsung mencek kesiapan pesawatnya sebelum beliau terbang. Beliau tidak semata-mata percaya dengan seorang teknisi. Â Tidak hanya itu, beliau sebelum terbang, selalu bangun malam dan "perihatin" sebelum menerbangkan pesawat.
Beliau selalu memegang teguh nilai profesionalisme dan memegang prinsip bahwa keselamatan penumpang adalah nomor satu.
Sepenggal kisah ini, menjadi renungan kepada kita, bahwa potensi maut bisa kapan saja dan dimana saja, tetapi apakah kita sudah mawas diri dan waspada? Atau justru apakah kita sombong dengan kemampuan dan keahlian kita, tanpa kita sadari?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H