Mohon tunggu...
Dwi Rini Endra Sari
Dwi Rini Endra Sari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta...smp-kuliah di Jogja kembali lagi ke Jakarta untuk mengabdi kepda negara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gempa Bumi Mengguncang Ibu Kota, Siapkah?

1 Maret 2018   10:06 Diperbarui: 3 Maret 2018   05:05 2725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan yang lalu, masyarakat Ibu Kota Jakarta dikejutkan dengan gempa bumi yang berpusat di Wilayah Kabupaten Lebak, Banten dengan magnitude 6.1 yang menyebabkan ratusan rumah rusak di kawasan tersebut. Tidak hanya kejadian pada lebak saat itu yang mengakegetkan masyarakat Jakarta, tetapi berdasarkan hsitori, di wilayah Jakarta pernah terjadi gempa bumi pada tahun 1699 dan 1780 di selatan Jakarta.

Berdasarkan informasi, sumber gempa bumi yang berpotensi Kota Jakarta dan sekitarnya berasal dari:

a. Gempa bumi Subduksi /Benioff di selatan  Jawa

b. Sesar-sesar aktif  yang ada di daratan Propinsi Jawa Barat  dan Banten ( Baribis,    Cimandiri,segmen Sukabumi-Bogor,   Lembang ). Isu adanya sesar di Jakarta  masih perlu penelitian yang mendalam.

Indonesia merupakan rawan gempa bumi karena dilalui 3 lempengan dunia, Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Hal ini yang menyebakan wilayah Indonesia rawan dan berpotensi terjadinya gempa bumi, termasuk wilayah Jakarta.

Hingga saat ini, kita belum dapat memprediksi gempa bumi, tetapi hal ini bukanlah menjadikan kita untuk berdiam diri dan pasrah. Tentunya kondisi inilah menjadi perhatian kita, untuk terus meningkatkan kapasitas SDM dan infrastruktur teknologi dalam mendukung penyebaran informasi peringatan dini gempa bumi dan tsunami.

Indonesia melalui BMKG telah memiliki 160 jaringan seismograf, serta sistem peringatan dini tsunami (Indonesia-Tsunami Early Warning System) sebagai langkah kesiapsiagaan terhadap resiko bencana gempa bumi.

Seperti yang kita ketahui bahwa, dampak dari gempa bumi yang ditimbulkan adalah: bangunan robah/ retak-retak, longsor, amblesan tanah, dan tsunami. Tentunya kondisi ini sangat mengkhwatirkan masyarakat.

Wilayah Jakarta dikeliling 2 megathrust, yaitu: megathrust Jawa Barat dan Jawa Tengah; serta megathrust selat Sunda. Terlebih saat ini terjadi peningkatan Megathrust di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Selat Sunda, seperti yang terjadi pada Pengandaran, dan Lebak.  Namun sejumlah ilmuwan khawatir dengan Megathrust yang terjadi di wilayah Selat Sunda karena jika itu terjadi dapat menimbulkan gempa bumi dengan M. 8.7 setara dengan gempa bumi di Aceh, 2004.

Selain di kelilingi megathrust, tanah wilayah Jakarta berjenis tanah alluvial atau endapan yang membuat getaran terasa kuat akibat adanya gempa bumi kuat. Semakin tebal tanah alluvial, maka semakin besar guncangan.  Kondisi ini tentunya menjadi renungan kita, apakah kita hanya berdiam diri? Atau sudah siapkah kita?

Siapkah Kita Hadapi Gempa Bumi?

Wilayah Indonesia menjadi salah satu incaran gempa bumi yang sewaktu-waktu mengguncang wilayh Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa gempa bumi belum dapat diprediksi. Lantas akankah kita berdiam diri?sudah siapkah kita?

Bencana tidak dapat kita hindari, tetapi kita dapat melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan pengurangan resiko bencana sehingga diharapkan dapat mengurangi jumlah korban jiwa. Salah satu langkah kesipasiagaan melalui pengenalan bencana.

Kita dapat mencontoh negara-negara maju, seperti Jepang yang merupakan salah satu negara yang sering terjadi gempa bumi.Masyarakat Jepang sangat memiliki kesadaran akan bencana, mereka ditanamkan mindest bahwa negara mereka rawan gempa bumi sehingga apabila jika terjadi gempa bumi, masyarakat Jepang otomatis melakukan evakuasi mandiri.

Di Jepang, terdapat Rinkai Disaster Prevention Park, disana didesain menjadi area berman sekaligus menjadi gempa bumi. Hampir 1.000-2.000 anak sekolah didatangkan setiap harinya ke tempat simulasi bencana itu.

Sementara di Indonesia pun, kita juga memiliki taman pintar di Yogyakarta, disana masyarakat yang didominasi usia pelajar melakukan rekerasi edukasi. Seperti halnya di Jepang, di Taman Pintar Yogyakarta pun dibangun alat simulasi gempa bumi.

Melihat kondisi ini, perlu dilakukan langkah-langkah yang konkrit untuk upaya mitigasi, seperti perencanaan pembangunan gedung, audit bangunan dan pendidikan masyarakat. Contohnya, kita masih sering menjumpai bangunan dan gedung yang dilengkapi dengan jalur evakuasi dan tanda-tanda bahaya sebagai salah satu alert.

Pendidikan terhadap pengenalan gempa bumi pun akan digalakkan di Jakarta, seperti di Rinkai Disaster Prevention Park Jepang yang didesain sebagai wahana edukasi yang kekinian. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk merealisasikan edutainment tersebut di Jakarta, seperti yang dikatakan Sandiaga Uno. (Baca) 

Tidak hanya pendidikan pengenalan gempa bumi, tetapi untuk mengurangi resiko terhadap  dampak guncangan gempabumi pada rencana, bangunan infrastruktur (bangunan penting) sebaiknya dirancang sebagai bangunan tahan gempa  dengan memperhatikan tingkat aktivitas kegempaan yang terjadi pada daerah tersebut  dan sekitarnya.

Tidak hanya itu, perlu adanya transformasi knowledge bagi masyarakat karena mengingat adanya penerus generasi sehingga perlu diberikan pengulangan pengetahuan dan pemahaman terkait hal ini. Kedepannya, apakah kita sudah mengatakan SIAP hadapi Gempa Bumi, bahkan tsunami?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun