“Sudahlah, dia sudah membayar lebih dari cukup. Kapan lagi kita mendapatkan pelanggan pemurah semacam ini,”Karla mengedipkan matanya.
“Mata duitan!” aku berdecak kesal.
“Urus dulu pesanan klepon itu!”
“Kau saja! Aku lihat kau naksir.”
“Kak, Ayolah!” Karla mulai gelendotan manja di lenganku. Aku mendorongnya menjauh. Dia masih saja menempel ala lintah.
“Yayayaya?”
Aku mendengus. “Iya.”
Karla langsung melepaskan pegangannya dan bergerak mendekati tembok. “Dia ingin klepon itu diantarkan besok pukul dua siang tepat.”
“Apa?” aku melotot sejadi-jadinya.
Pesanan aneh dan mendadak, aku harus menyelesaikan semua pesanan lain.
“Pelanggan kita bagaimana?” aku memberikan tatapan skeptis.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!