Mohon tunggu...
RIRIN Anggriani
RIRIN Anggriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi saya sebagai mahasiswa

Ririn kepribadiannya baik, dan hobinya suka membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

8 Tahap Perkembangan Psikososial Eril Erikson

27 Oktober 2024   09:52 Diperbarui: 27 Oktober 2024   09:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori psikososial Erik Erikson adalah salah satu pendekatan utama dalam psikologi perkembangan, yang menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam pembentukan identitas individu. Erikson mengembangkan teorinya dengan memperluas konsep Freud tentang perkembangan psikoseksual, tetapi ia lebih fokus pada aspek sosial dan kultural.

Delapan Tahapan Perkembangan

Erikson membagi perkembangan manusia menjadi delapan tahapan, masing-masing dengan krisis atau tantangan yang harus dihadapi. Setiap tahapan mempengaruhi kepribadian dan identitas individu.

Tahap 1: Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun) Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai lingkungan mereka. Ketika kebutuhan dasar seperti makanan dan kenyamanan terpenuhi, mereka mengembangkan rasa percaya. Jika tidak, mereka cenderung mengalami ketidakpercayaan terhadap orang lain.

Tahap 2: Otonomi vs. Malu dan Keraguan (1-3 tahun) Di tahap ini, anak mulai belajar kemandirian. Mereka ingin mengeksplorasi lingkungan dan melakukan aktivitas sendiri. Jika orang tua mendukung kemandirian, anak akan mengembangkan rasa otonomi. Sebaliknya, jika terlalu dibatasi, anak dapat merasa malu atau ragu.

Tahap 3: Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun) Anak-anak mulai berinisiatif dalam permainan dan interaksi sosial. Ketika mereka diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan berinovasi, mereka merasa percaya diri. Namun, jika mereka merasa tertekan atau dihukum, mereka dapat mengembangkan rasa bersalah.

Tahap 4: Industri vs. Inferioritas (6-12 tahun) Pada tahap ini, anak-anak berusaha untuk mencapai kompetensi di sekolah dan lingkungan sosial. Keberhasilan dalam mencapai keterampilan baru meningkatkan rasa percaya diri, sementara kegagalan dapat menyebabkan perasaan inferioritas.

Tahap 5: Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun) Remaja berjuang untuk menemukan identitas mereka. Mereka mulai mengeksplorasi berbagai peran dan nilai. Keberhasilan dalam tahap ini menghasilkan identitas yang kuat, sementara kebingungan dapat menyebabkan krisis identitas.

Tahap 6: Kedekatan vs. Isolasi (18-40 tahun) Di tahap dewasa awal, individu mencari hubungan intim dan kedekatan emosional. Keberhasilan dalam membangun hubungan yang sehat menghasilkan kedekatan, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan isolasi dan kesepian.

Tahap 7: Produktivitas vs. Stagnasi (40-65 tahun) Individu di usia dewasa tengah berfokus pada kontribusi terhadap masyarakat dan generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau kegiatan sosial. Mereka yang berhasil merasa produktif, sementara yang gagal mungkin merasa stagnan.

Tahap 8: Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas) Pada tahap ini, individu merenungkan hidup mereka. Mereka yang merasa hidup mereka berarti dan memuaskan akan merasakan integritas. Namun, jika mereka merasa menyesal atau tidak puas, mereka dapat mengalami keputusasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun