Flipped Classroom memungkinkan lebih banyak waktu untuk diskusi dan kegiatan interaktif di kelas. Hal ini tidak hanya meningkatkan partisipasi siswa tetapi juga memperdalam pemahaman mereka terhadap materi melalui proses diskusi dan refleksi yang mendalam.
3.3 Memaksimalkan Peran Guru sebagai Fasilitator
Dalam Flipped Classroom, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa memahami dan mengaplikasikan materi. Hal ini memungkinkan guru untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa yang memerlukan bantuan tambahan dan membimbing siswa dalam proses berpikir kritis dan analitis.
Bab 4: Tantangan dalam Penerapan Flipped Classroom di Indonesia
4.1 Keterbatasan Akses Teknologi
Tidak semua siswa di Indonesia memiliki akses yang memadai terhadap teknologi, seperti internet dan perangkat elektronik yang diperlukan untuk mengakses bahan ajar di rumah. Ini menjadi tantangan utama dalam implementasi Flipped Classroom di seluruh wilayah Indonesia.
4.2 Kesiapan Guru dalam Metode Pembelajaran Baru
Guru perlu dilatih untuk menguasai teknologi dan strategi pengajaran baru agar dapat menjalankan peran sebagai fasilitator secara efektif. Pelatihan khusus diperlukan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan media digital dan mengembangkan bahan ajar yang sesuai.
4.3 Perubahan Kebiasaan Belajar Siswa
Flipped Classroom membutuhkan waktu adaptasi bagi siswa yang terbiasa dengan metode pembelajaran konvensional. Siswa perlu dibimbing untuk memahami manfaat belajar mandiri dan mengelola waktu dengan baik.
Bab 5: Strategi Implementasi Flipped Classroom secara Efektif