Siapa yang tidak mengenal aplikasi ojek online saat ini? Walaupun kita sudah mengenal ojek dari beberapa tahun yang lalu, namun layanan transportasi berbasis digital ini sempat menjadi fenomenal di masyarakat.
Saat ini masyarakat kita banyak yang sudah menggunakan aplikasi ini dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Berbagai layanan lengkap mulai dari transportasi, logistik, pembayaran, layan-antar makanan, dan berbagai layanan on-demand lainnnya tersedia dalam satu aplikasi ini.Â
Platform tersebut sebagai penyedia layanan transportasi melalui smartphone dan gaya hidup berbasis aplikasi ini beroperasi di berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Balikpapan, Malang, Solo, Manado, Samarinda, Batam, Sidoarjo, Pekanbaru, Jambi, Sukabumi, Bandar Lampung, Padang, Pontianak, Banjarmasin, Mataram, Kediri, Madiun, Purwokerto, Cirebon, Serang, Jember, Magelang,Sumedang, Banda Aceh, dan beberapa kota lainnya.
Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Â
Layanan seperti transportasi online baik kendaraan bermotor maupun mobil masih menjadi juara, sementara layanan lain yang tidak kalah peminatnya adalah layanan pengantaran makanan, dan pengiriman barang. Hanya dengan menggunakan smartphone dan membuka fitur di dalam aplikasi, konsumen bisa memesan makanan dari restoran yang sudah bekerja sama. Makanan akan dipesan dan diantar langsung ke konsumen.
Bagi pengusaha kuliner, terlebih lagi untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang tidak mempunyai budget besar dalam pengantaran makanan, ini merupakan angin segar. Bisnis pengantaran makanan ini bisa menjadi solusi alternatif yang sangat membantu.Â
Pengusaha UMKM bisa memiliki layanan deliver order tanpa harus menyiapkan kendaraan atau armada. Para pengusaha tidak perlu pusing memikirkan harus merekrut karyawan, bahkan tidak perlu mengeluarkan dana untuk menggaji karyawan delivery. Bisnis pengantaran makanan ini diklaim telah mengalahkan vendor pengantar makanan India dan kini menjadi yang terbesar di dunia.Â
Di Indonesia sendiri bisnis ini memiliki lebih dari 100.000 merchant di seluruh Indonesia. Jika kita lihat, bisnis ini memiliki masa depan yang sangat cerah untuk UMKM di Tanah Air. Sebab, orang Indonesia memiliki kebiasaan makan di segala suasana. Bisnis kuliner memang menjanjikan untuk UMKM di Indonesia. Bahkan usaha kuliner ini termasuk penyumbang utama dari sektor ekonomi kreatif. Bisa dikatakan bisnis pengantaran makanan ini sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kerakyatan. Karena tidak hanya restoran mewah, tetapi pedagang kaki lima-pun bisa menikmatinya.
Teknologi Dan Order Fiktif
Berbicara mengenai kecanggihan teknologi ternyata hal ini membawa dampak perubahan dalam dunia bisnis. Teknologi adalah salah satu kunci penting dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Teknologi harus mampu menjadi pondasi inovasi oleh suatu perusahaan. Tetapi sangat disayangkan kecanggihan teknologi tidak selamanya digunakan secara bijak oleh masyarakat kita.Â
Masih maraknya kasus-kasus orderan fiktif yang dialami oleh driver transportasi online, mulai dari layanan transportasi, pengantaran makanan, dan pembelian barang hal ini menunjukkan masih adanya celah yang bisa digunakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Tidak sedikit para driver tersebut mengalami kasus orderan fiktif. Dan tentu saja ini sangat meresahkan.Â
Di media sosial-pun masih sering kita jumpai kasus-kasus seperti ini. CEO salah satu platform transportasi online juga telah menerima laporan, dan timnya melakukan penelusuran dengan mengolah data dan ternyata banyak driver di wilayah operasi-nya terlibat dalam kasus order fiktif. Kasus lain yang tidak kalah ekstrem adalah adanya pembatalan pesanan oleh customer padahal pesanan sudah dijalankan, terlebih lagi driver harus menanggung konsekuensi dari biaya pembelian pesanan tersebut.
Dari wacana diatas terkait dengan orderan fiktif bisa kita lihat, bahwa sistem verifikasi-nya masih lemah. Kedepannya diharapkan platform tersebut mempunyai sistem verifikasi akun yang lebih ketat. Pemeriksaan kembali identitas dari si pembuat akun. Identitas yang pertama terkait dengan KTP.Â
Pendaftaran yang melibatkan penginformasian KTP ini harus terintegrasi dengan sistem E-KTP, sehingga menghindari orang menggunakan KTP palsu. Paling tidak ini membuat satu nomor identitas hanya bisa membuat satu akun saja. Tentu saja ini berlaku tidak hanya untuk pengguna tetapi kepada mitranya. Identitas yang kedua adalah terkait no telepon seluler yang digunakan. Untuk no telepon seluler yang didaftarkan tentu saja yang sudah teregistrasi oleh Kominfo. Campur tangan pihak pemerintah disini juga sangat penting.Â
Dengan adanya registrasi yang diberlakukan oleh Kominfo beberapa waktu yang lalu diharapkan jangan sampai orang dengan mudahnya menggunakan 10 atau  lebih nomor telepon. Dengan verifikasi KTP dan no telepon seluler yang lebih ketat diharapkan dapat menghindari oknum-oknum yang sering melakukan kecurangan.Â
Adanya sistem pelacakan yang sedang dikembangkan oleh salah satu penyedia platform, yaitu algoritma machine learning diharapkan mampu mendeteksi aktivitas kecurangan tersebut. Dengan demikian diharapkan kedepannya baik dari penyedia platform, driver ataupun customer akan merasa aman dan nyaman dalam menggunakan aplikasi maupun bertransaksi menggunakan jasa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H