Mohon tunggu...
Riri Agustia
Riri Agustia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penerapan Pendidikan Formal, Informal, dan Nonformal

23 Januari 2023   18:26 Diperbarui: 23 Januari 2023   20:32 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel Penelitian
MINI RISET
“PENERAPAN PENDIDIKAN FORMAL, INFORMAL DAN NON FORMAL 

Oleh:

H. Zainal Abidin, S. Ag, MM ,Erpa Lestari,Riri Agustia,Mutia Damayanti, Icah Cahaya Sabila,Nurliyah 

Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Daar Al-Uluum Asahan-Kisaran, Jalan Mahoni (Sibogat) Kisaran Sumatera Utara

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membahas penerapan pendidikan formal
di SD IT Qur’an Kisaran, pendidikan informal di Pengajian Al-Fath Desa Mekar
Sari dan pendidikan non formal di Rumah Tahfidz YAUMI Desa Sei Alim
Hassak. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan observasi serta wawancara langsung dengan
narasumber. Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan pengetahuan
tentang alam sekitarnya. Pendidikan diawali dengan proses belajar untuk
mengetahui suatu hal kemudian mengolah informasi tersebut untuk diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mini riset ini juga dibahas mengenai sejarah
dari penddikan FIN yang tertera, kelebihan-kelebihan, hambatan-hambatan yang
terjadi, kegiatan atau program yang diselenggarakan serta prestasi yang dicapai
dalam pendidikan FIN ini. Persamaan hambatan-hambatan yang terjadi di ketiga
ruang lingkup pendidikan ini yaitu kurangnya dukungan orangtua, kurangnya
kesadaran masyarakat dalam mempelajari Al-Qur’an dan kurangnya motivasi
anak untuk belajar Al-Qur’an yang bisa saja dipengaruhi oleh lingkungan, baik
lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial.

Kata Kunci: Pendidikan, Formal, Informal, Non formal.

Abstract: This study aims to discuss the application of formal education at SD ITQ ur'an Kisaran, informal education at Al-Fath Study in Mekar Sari Village andn on-formal education at Tahfidz YAUMI House, Sei Alim Hassak Village. The type of research used in this research is qualitative research with observation anddirect interviews with informants. Education is a human effort to increasek nowledge about the natural surroundings. Education begins with the process ofl earning to know something and then processing that information to be applied in every day life. This mini-research also discusses the history of the listed FIN education, the strengths, the obstacles that occurred, the activities or programs that were held and the achievements achieved in this FIN education. The commonalities of the obstacles that occur in these three educational spheres are the lack of parental support, the lack of public awareness in learning the Qur'an and the lack of children's motivation to learn the Qur'an which can be influenced by the environment, both the family environment and the environment social. 

Keywords: Education, Formal, Informal, Non-formal.

1. Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan pengetahuan tentangalam sekitarnya. Pendidikan diawali dengan proses belajar untuk mengetahuisuatu hal kemudian mengolah informasi tersebut untuk diaplikasikan dalamkehidupan sehari-hari.

Peranan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi pendidikan. Hal ini dikarenakan setiap individu yang terlibat dalam proses pendidikan saling berinteraksi menjadi satu kesatuan dengan lingkungannya.

Lingkungan pendidikan sendiri dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1. Pendidikan Formal

2. Pendidikan Informal

3. Pendidikan Non Formal 

Pendidikan dalam lingkungan keluarga memiliki peranan penting terhadap perkembangan anak. Orang tua bertanggung jawab terhadap semua peningkatan dan kemajuan pendidikan anak-anaknya. Begitu juga dengan lingkungan sekolah,disana para guru bertanggung jawab terhadap kemajuan prestasi anak didiknya.

Selain lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga sangat
berperan penting dalam peningkatan prestasi anak didik yaitu dengan peran
sertanya dalam pendidikan luar sekolah
 Pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap individu,
baik anak-anak, dewasa maupun orang tua. Ada istilah mengatakan
“tidak ada kata terlambat untuk belajar”
Betapa penting dan perlunya pendidikan itu bagi anak-anak. Dan jelaslah pula
mengapa anak-anak itu harus mendapat pendidikan. Pendidikan ialah segala usaha
orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.

Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi
diri sendiri dan bagi masyarakat.

Rumusan masalah dari mini riset ini adalah:
1. Bagaimana Pendidikan formal di SD IT Qur’an Kisaran atau SD YPQ?

2. Bagaimana penerapan Pendidikan informal di pengajian Al-Fath di Desa
Mekar Sari?

3. Bagaimana penerapan Pendidikan non-formal di Yayasan Amanah
Ummat Mutiara Ilmu (YAUMI) di Desa Sei Alim Hassak Dusun I?

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan cara wawancara dan observasi. Dengan sumber data utama adalah Umi Suryani selaku wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaa (SD IT Qur’an Kisaran), Umi Surya Elika Sari selaku Direktur Rumah Tahfidz YAUMI, dan Ibu Riri Agustia selaku bendahara Pengajian Al-Fath. Adapun alasan kami memakai kedua teknik ini yaitu karena menurut kami kedua teknik ini lebih mudah dipakai dan secara tidak langsung kami juga menelaah dengan seksama apa yang ada didalam penelitian kami dan juga melibatkan langsung narasumber yang berkaitan dengan tempat yang kami teliti yaitu di SD Islam Terpadu Qur’an atau Sd YPQ di Desa Sentang,Rumah Tahfidz Yaumi di Desa Hassak Dusun I, dan pengajian Al-Fath di Desa Mekar Sari.

3. Hasil Pembahasan

A. Pendidikan Formal di SD IT Qur’an Kisaran
Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat,
berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang
setaraf denganya termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.

Berdasarkan makna Pendidikan formal di atas, maka kami melakukan mini riset kami mengenai Pendidikan formal di SD IT Qur’an Kisaran sebagai salah satu dari jenjang Pendidikan formal yang ada di Kisaran.


Dalam mini riset ini, kami akan membahas mengenai sejarah perkembangan
sekolah ini, program-program sekolah, prestasi-prestasi, dan hambatan-hambatan
yang terdapat di SD IT Qur’an Kisaran ini.

1. Sejarah SD IT Qur’an

SD Islam Terpadu Qur’an Asahan diresmikan pada tahun 2017/2018. SD IT  Qur’an Asahan ini merupakan jenjang Pendidikan yang termasuk ke dalam Yayasan Pendidikan qur’an (YPQ) Asahan. SD YPQ ini bertempat di Jalan Jahe,
Sentang, Kecamatan Kota Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Pada awalnya kegiatan belajar mengajar SD IT Qur’an ini dilaksanakan di dalam
Kawasan ponpes YPQ karena pada saat itu Gedung sekolah ini masih dalam
pembangunan dan pada tahun 2019/2020, prose KBM sudah dilaksanakan di
Gedung SD yang terpisah dengan Gedung atau Kawasan Pondok Pesantren YPQ.
SD IT Qur’an pada awalnya di tahun 2017 dikepalai oleh Ibu Tri Agustini dan
pada tahun 2020 sampai sekarang dikepalai oleh Bapak Mhd. Alwi, S.Pd. I.

SD Islam Terpadu Qur’an Asahan sudah berakreditasi A untuk jenjang jenjang sekolah dasar. SD IT Qur’an juga merupakan salah satu sekolah adiwiyata yang ada di Kecamatan Kisaran Timur. SD IT Qur’an juga berperan aktif dalam mengikuti kegiatan maupun perlombaan baik perlombaan antar sekolah maupun perlombaan lainnya, baik di bidang Tahfidz, kesenian, maupun olimpiade-olimpiade.

Visi SD Islam Terpadu Qur’an Asahan yaitu : Terwujud dan Terciptanya Insan Qur’ani dan Madani.

Misi SD Islam Terpadu Qur’an Asahan yaitu :

a. Mewujudkan peserta didik yang memiliki kemampuan membaca,menghafal, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an.
b. Memiliki dan menguasai ilmu tanziliyah dan kauniyah.
c. Memiliki kemampuan berbahasa, berpidato dan skill dalam iptek,
d. Memiliki kebiasaan berfikir, bersikap dan berbuat sesuai dengan AlQur’an.

Pilar-pilar Pendidikan yang diterapkan dalam SD IT Qur’an Asahan ini ada
lima (5) yaitu : akhlak, ibadah, tahfidz, iptek, seni dan budaya.Dalam kurun waktu 5 tahun, SD IT Qur’an telah mengalami dua kali
pergantian pimpinan antara lain:
a. Tri Agustini, S. Pd. I: Periode 2017 s/d 2020
b. Mhd. Alwi, S.Pd. I: Periode 2020 sampai sekarang  SD IT Qur,an Asahan saat ini memiliki staf pendidik dan kependidikan sebanyak   26 dengan rombel ( rombongan belajar) atau kelas sebanyak 16 ruang, serta siswa  yang berjumlah 398 siswa terdiri dari 235 siswa laki-laki dan 163 siswa  perempuan. SD IT Qur’an juga memiliki satu ruang laboratorium, satu ruang  perpustakaan, satu kantor guru, satu kantor tata usaha, satu kantor bendahara,ruang kepaal sekolah dan 2 ruang sanitasi siswa.

2. Kegiatan dan Pembelajaran di SD IT Qur’an Kisaran (SD YPQ)

Menurut Umi Suryani selaku wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan menyebutkan bahwa kegiatan-kegiatan maupun program yang diselenggarakan di SD IT Qur’an Kisaran ini terbagi menjadi empat, yaitu Program Harian (PH),Program Mingguan (PM), Program Bulanan (PB), dan Program Tahunan (PT).

a. Program Harian (PH)
Beberapa program harian yang diselenggarakan di SD IT Qur’an Kisaran
dan menjadi rutinitas yang wajib dilaksanakan dalam proses pembelajaran
yaitu:
1) Literasi selama 15 menit (pukul 07.15 - 07.30) 

2) Sholat Dhuha selama 30 menit (07.30 – 08.00)

3) Tahfidz yang dibimbing masing-masing guru tahfidz setiap kelas (pukul 08.05 – 09.15)

4) Pembelajaran sesuai dengan roster masing-masing

b. Program Mingguan (PM)

Program mingguan yang diselenggarakan di SD IT Qur’an Kisaran antara lain:

1) Upacara bendera setiap Hari Senin (petugasnya bergantian setiap kelas mulai dari kelas 3 sampai kelas 6 dengan pembina upacara yaitu wali kelas untuk kelas yang bertugas)

2) Ekstrakurikuler yaitu Pramuka setiap hari Jum’at dan Sabtu (pukul 14.00-16.30), ekskul menari di hari Sabtu (pukul 11.00-13.00), ekskul kaligrafi dihari Jum’at dan Sabtu (pukul 11.00-13.00)

3) Senam setiap hari Sabtu.

c. Program Bulanan (PB)

Program bulanan yang diselenggarakan di SD IT Qur’an Kisaran antara lain:

1) Perlombaan tahfidz bulanan untuk setiap tingkatan kelas

2) Perlombaan umum dan tahfidz (per 3 bulan sekali).

3) Pertunjukkan bulanan setiap kelas mulai dari hafalan, menari, sholawatan maupun karya seni masing-masing kelas.

d. Program Tahunan (PT)

Adapun program tahunan yang diselenggarakan di SD IT Qur’an Kisaran antara lain:

1) Wisuda tahfidz setiap akhir semester 2 minimal 1 Juz.

2) Perayaan Isra’ Mi’raj dan Maulid Nabi

3) Perayaan Nasional seperti perayaan 17 Agustus, hari Pramuka, dsb.

3. Prestasi yang Diraih SD IT Qur’an KIsaran

Adapun beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh SD IT Qur’an Kisaran antara lain:

a. Juara I Lomba IPA antar sekolah se Kabupaten : Reza Alfiyansyah

b. Juara I Lomba Adzan antar sekolah se Kisaran Timur: Fikry Abdiyansyah

c. Medali Perak (Juara II) Lomba Matematika se Kabupaten : Sanju Adinata

d. Juara 3 MTQ (Tartil Putri) antar sekolah se Kabupaten Asahan :Khadziya

e. Dll

4. Hambatan-Hambatan di SD IT Qur’an Kisaran

Adapun hambatan-hambatan yang terjadi di SD IT Qur’an Kisaran yaitu:

a. Masih banyaknya masyarakat yang perekonomiannya menengah kebawah sehingga lebih memilih sekolah negeri sebagai tempat pendidikan anak mereka.

b. SD IT Qur’an Kisaran sebagai sekolah yang tergolong baru membuat masyarakat belum begitu tahu tentang sekolah ini.

B. Pendidikan Informal di Pengajian Al-Fath Di Desa Mekar Sari

Pendidikan informal adalah metode pendidikan yang berasal dari keluarga dan lingkungan tertentu pada kegiatan belajar individu yang dilaksanakan dengan sikap yang bertanggung jawab.3

Berdasarkan makna Pendidikan informal di atas, maka kami melakukan mini  riset kami mengenai Pendidikan informal di pengajian al-Fath di Desa Mekar Sari.

Dalam mini riset ini, kami akan membahas mengenai sejarah perkembangan pengajian ini, kegiatan-kegiatan, metode pembelajaran, keunggulan-keunggulan,dan hambatan-hambatan yang terdapat di pengajian Al-Fath di Desa Mekar Sari.

1. Sejarah Pengajian Al-Fath Desa Mekar Sari

Pengajian adalah satu wadah kegiatan yang mempunyai tujuan untuk membentuk Muslim yang baik, beriman dan bertakwa serta berbudi luhur. Dalam penyelenggaraan pengajian, metode ceramah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.

Jadi berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajian salah satu
bentuk dakwah Islamiyah untuk mengajarkan agama Islam dari segi kehidupan masyarakat.Pada hakekatnya dakwah atau pengajian adalah mengajak manusia
kepada kebaikan dan petunjuk Allah SWT, menyeru mereka kepada kebiasaan
yang baik dan melarang mereka dari kebiasaan buruk supaya mendapatkan keberuntungan di dunia dan di akhirat.Allah SWT berfirman dalam AlQur’an :Artinya:“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar : mereka orang-orang yang beruntung”. Q.s. Al Imran ayat 104.

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa dakwah dalam artian luas adalah memanggil ,mengajak, menyeru, baik diri sendiri maupun orang lain untuk selalu berbuat baik sesuai dengan ketentuan -ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya, serta mampu meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Sedangkan pengertian dakwah itu sendiri adalah ucapan
untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti agama Islam. 

Di sini kami pemakalah akan menguraikan tentang Pengajian AL Fath didesa Mekar Sari kec buntu Pane kab Asahan, Pengajian Al fath sendiri mulai  sejak tahun 2017.


Sebagaimana yang dijelaskan oleh salah satu narasumber kami sekaligus anggota mini riset ini yang berperan sekaligus sebagai pengelola dan pendidik  yaitu Ibu Riri Agustia menyatakan bahwa:

“Berawal dari ingin mengajar kan Anak untuk mengajarkan mengaji,karena kita tau bahwasanya di zaman sekarang ini pengajian di sekitar hanya mengaji pulang, mengaji pulang tidak ada didikan tentang ahlak atau
sebagainya, maka Pengajian Al Fath yang kami kelola, menginginkan pengajian yg bukan hanya sekedar mengaji lalu pulang tapi juga dengan mengaji kami menginginkan ada nya perubahan sikap dan prilaku dari anak-anak pengajian, Alhamdulillah dengan berjalan nya waktu karena masyarakat terutama orang tua melihat program-program pengajian Al Fath
tertarik untuk meng ngaji kan anak nya di pengajian Al fath, tetapi pihak pengajian Al fath juga berharap dengan adanya Pengajian Al fath ini maka anak-anak bisa belajar ilmu-ilmu agama yang nantinya akan bermanfaat untuk diri mereka pribadi dan juga masyarakat sekitar.”4

Di dalam sebuah pendidikan pasti nya di perlukan tenaga pendidik walaupun ini hanya pendidikan formal, tapi pengajian Al fath bersungguh -sungguh dalam mengajarkan anak-anak yang di amanahkan kepada Pengajian AlFath, adapun tenaga pendidik ataupun biasa di panggil Abi dan Ummi . Untuk dipengajian Al fath sendiri ada 4 orang tenaga pendidiknya dimana, 4 orang pendidik mengajar Iqro dan al-quran. Dengan murid kurang lebih 90 orang.

 
2. Kegiatan dan Pembelajaran di Pengajian Al-Fath

Adapun kegiatan dan pembelajaran yang dilaksanakan dalam pengajian Al- Fath di Desa Mekar Sari ini antara lain:
a. Masuk mengaji dimulai dari jam 16.00 sampai jam 18.00 dan di lanjutkan anak Al Quran jam 18.00 sampai 21.00. 

b. Shalat berjamaah, shalat ashar magrib dan isya. 

c. Murajaah hafalan dan mengulang 2 bacaan iqro maupun Al Quran. 

d. Pemberian sembako bagi yang kurang mampu di sekitar pengajina Al fath

e. Tilawah yang biasa di ajarkan setiap malam sabtu. 

f. Setiap umi atau abi memberi kuis tanya jawab seputar fiqih dan seputar kehidupan sehari-hari, 

g. Adanya ceramah setiap anak sebelum pulang dan mendengarkan cerah dari abi dan Ummi nya agar anak mendapatkan pelajaran yg akan di bawa dikehidupan sehari-hari. 

h. Senam dan rihlah yg biasa diadakan untuk merefres anak,agar tidak bosan dengan pembelajaran setiap minggu. 

3. Metode Pembelajaran di Pengajian Al-Fath

Adapun metode pembelajaran yang digunakan di pengajian Al-fath antara lain: 

a. Metode Penunjukan
Dengn menggunakan metode ini mempermudah anak untuk terus mengingat bacaan atau panjang pendeknya, karena untuk anak-anak relatif cenderung mudah lupa, jadi dengan metode penunjukkan ini lebih  mempermudah anak dalam membaca iqro.

b. Metode Lagu

Dengan adanya metode lgu di dalam membaca iqro anak lebih senang dan lebih mudah dalam membaca dan tidak bosan dalam membaca, karena anak-anak lebih mudah membacanya.

Setelah anak di jenjang iqro masuk ke alquran pengajian Al-Fath tidak hanya mengajar baca tapi juga sekalian menghafalkan ayat ayat alquran tersebut.

c. Metode Membaca Berulang-ulang

Membaca berulang ulang memnludah kan anak dalam menghafal dan kalau sudah hafal apa yg di baca nya baru anak menyetor hafalan nya ke umi atau abinya masing-masing dan dalam penyetoran ayat juga anak sudah memakai laguseperti lagu bayati, nahwan dan jiharkah,

4. Keunggulan Pengajian Al Fath

Keunggulan-keunggulan yang terdapat di pengajian Al-Fath antara lain:

a. program Tahfiz

b. Tilawah

c. Ceramah

d. Program sedekah kepada masyarakat yang kurang mampu atau pun anak yatim

e. Program Tahsin

5. Hambatan-Hambatan di Pengajian Al-Fath

Hambatan-hambatan yang terjadi di pengajian Al-Fath antara lain:

a. Kehadiran

Dalam hal ini pemahaman orang tua masih terlalu tidak memproritaskan tentang kehadiran tersebut, di bandingkan dengan sekolh formal, mengaji dianggap mereka hanya untuk mengisi kekosongan waktu, contohnya saja kalau cuaca sedang mendung, apalagi hujan, berpergian dan anak yg cenderung mengikuti kegiatan orang tuanya, karena denga ketidakhaduran mereka dalam pengajian mereka sulit untuk mengikuti program program yang di terapkan oleh Pengajian Al fath.

b. Motivasi Orang Tua
Kurangnya kerja sama orang tua atau dorongan motivasi untuk anaknya dalam hafalan atau murajaah di rumah , terkadang orang tua menginginkan  anaknya cepat hafal tapi di rumah tidak pernah di bantu dalam menghafal
hafalannya, orangvtua lebih mendahulukan PR dari pendidik an formal yg mereka jalani,

C. Pendidikan Non-Formal di Yayasan Amanah Ummat Mutiara Ilmu(YAUMI) Desa Sei Alim Hassak

Pendidikan non formal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.5

Berdasarkan makna Pendidikan non formal di atas, maka kami melakukan mini riset kami mengenai Pendidikan non formal di Yayasan Amanah Ummat Mutiara Ilmu (YAUMI) desa Sei Alim Hassak.

Dalam mini riset ini, kami akan membahas mengenai sejarah perkembangan
pengajian ini, keunggulan-keunggulan, metode pembelajaran, hambatanhambatan, dan kegiatan-kegiatan yang terdapat di  Rumah Tahfiz YAUMI

1. Sejarah Rumah Tahfizh YAUMI

Rumah Tahfizh adalah salah satu pendidikan non formal yang saat ini sedang menjadi program unggulan di bidang keagamaan. Karena dengan adanya Rumah Tahfizh maka akan membantu sebagian besar masyarakat yang memiliki kemauan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Bukan hanya perihal menghafal Al-Quran saja , di Rumah Tahfizh anak-anak juga akan mendapatkan pengetahuan di bidang keagamaan. Selain urusan pekerjaan , tentunya pendidikan anak harus diprioritaskan, Memiliki anak yang cerdas dan berakhlak mulia adalah impian setiap orang. Orang tua mana yang tidak tersentuh hatinya ketika mendengar anaknya mampu membacakan ayat suci Al-Qur’an dengan suara lantang dan merdu di usianya yang masih muda.

Oleh karena itu , maka pihak Yayasan Amanah Ummat Mutiara Ilmu(YAUMI) berkeinginan untuk bisa membangun dan mengembangkan pendidikan di bidang keagamaan dan mencetak generasi yang Qur’ani . Salah satunya yaitu dengan mendirikan Rumah Tahfizh YAUMI yang berada di Desa Sei Alim Hassak Dusun I yang dibawah kepemimpinan Ustadz Muliadi SE.I ME.I. Rumah Tahfizh YAUMI berdiri pada tanggal 05 Juli 2021. Dengan adanya Rumah Tahfizh ini , pihak Yayasan YAUMI berharap dapat membantu masyarakat sekitar yang ingin menyalurkan potensi anak-anaknya di bidang Al-Quran. Bukan hanya itu , tetapi pihak Yayasan juga berharap dengan adanya Rumah Tahfizh ini maka anak-anak bisa belajar ilmu-ilmu agama yang nantinya akan bermanfaat untuk diri mereka pribadi dan juga masyarakat sekitar.

Dalam sebuah pendidikan tentunya diperlukan adanya tenaga pendidik. DiRumah Tahfizh, para tenaga pendidik bisa dipanggil dengan sebutan Umi dan Buya ataupun juga biasa dengan sebutan Ustadz dan Ustadzah . Untuk di Rumah Tahfidz YAUMI terdapat 4 orang tenaga pendidik diantaranya yaitu Umi Surya Elika Sari S.Pd yang juga merangkap sebagai Direktur Rumah Tahfizh YAUMI,Maylady Rantika Dewi, Umi Mutia Damaiyanti dan Umi Diana Lestari. Setiap tenaga pendidik memegang kelas nya masing-masing dengan jenjang kelas yang berbeda-beda. Untuk pembagian kelas , anak-anak terbagi menjadi empat kelas yaitu dua kelas untuk kelas Tahfizh putra-putri (yang sudah mampu membaca AlQur’an dengan lancar) dipegang langsung oleh Umi Mutia Damaiyanti dan Umi
Diana Lestari serta dua kelas untuk kelas Iqra’(yang belum mampu membac a AlQur’an dengan lancar) dipegang langsung oleh Umi Surya Elika Sari S.Pd dan juga Umi Maylady Rantika Dewi dengan jumlah santri rata rata 20 per kelas. Jadi jumlah santri di Rumah Tahfizh YAUMI adalah 60 anak.

2. Keunggulan Rumah Tahfizh YAUMI

Terdapat beberapa keunggulan di Rumah Tahfizh YAUMI diantaranya yaitu :

a. Pendidikan tambahan seperti pembelajaran tahsin setiap hari Senin. Hal ini untuk terus memperbaiki bacaan Al-Qur’an para santri

b. Pembiasaan yang dilakukan setiap hari Jumat untuk membangun kepercayaan diri santri yaitu dengan membiasakan diri untuk bisa tampil dihadapan teman-temannya.

3. Metode Pembelajaran di Rumah Tahfizh YAUMI

Terdapat perbedaan dari masing masing kelas untuk metode yang digunakan.Hal ini dikarenakan pihak Rumah Tahfizh YAUMI menyesuaikan metode yang digunakan dengan tingkatan kemampuan santri. Untuk kelas Iqro’ maka kami menggunakan metode talaqqi. Metode ini juga banyak digunakan pada Rumah Tahfizh yang lain karena metode ini dianggap tepat untuk membimbing santri yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan lancar namun ingin menghafal AlQur’an.

Sedangkan untuk kelas Tahfizh , maka kami menggunakan metode sabaq,sabaqi, manzil. Metode ini tepat untuk digunakan bagi para santri yang sudah mampu membaca Al-Qur’an dengan lancar. Karena dengan metode ini para  santri akan terus terpacu untuk menghafal Al-Qur’an dan juga mengulangh afalan.

4. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi di Rumah Tahfizh YAUMI

a. Kurangnya dorongan dari pihak orang tua.

Hal ini sering terjadi dimana para orang tua menginginkan anaknya menjadi anak penghafal Al-Qur’an tapi para orang tua kurang menyadari bahwa anakanak mereka membutuhkan support sistem dari orang tua nya. Para orang tua juga terkadang tidak menyadari bahwa lingkungan keluarga juga sangat  mendorong kemajuan anak.

b. Waktu yang kurang efesien

Waktu merukan salah satu hambatan terbesar kami dimana para santri juga sedang menjalani pendidikan formal di sekolah nya masing-masing dengan waktu perpulangan yang berbeda. Kebanyakan dari santri yang terhambat mengenai waktu ini . Hal ini menyebabkan timbulnya rasa malas akibat rutinitas yang sudah membuat mereka lelah. Waktu yang kurang efesien ini membuat para santri menjadi jarang hadir dan akibatnya akan mengganggu proses menghafal mereka.

5. Kegiatan Dan Pembelajaran Yang Ada Di Rumah Tahfizh YAUMI

Adapun kegiatan dan pembelajaran yang ada di rumah tahfizh antara lain

yaitu:

a. Mengaji dari jam 14.30 sampai menjelang shalat ashar.

b. Shalat ashar berjamaah.

c. Pembelajaran tahsin pada hari Senin setelah shalat ashar berjamaah.

d. Ziyadah wajib pada hari selasa , rabu dan kamis.

e. Murajaah setiap hari.

f. Kegiatan pembiasaan pada hari Jumat

g. Kegiatan selingan seperti olah raga , game , masak , rihlah dan lain lain sesuai dengan kegiatan dari masing masing guru pembimbing

6. Penghargaan-Penghargaan di Rumah Tahfizh YAUMI

Adapun beberapa penghargaan yang diraih di Rumah Tahfizh YAUMI antara

lain:

a. Juara I Lomba Surah Pendek antar pengajian : Naurah Yoana Syakila.

b. Juara III Lomba Surah Pendek : Zaki Pratama.

c. Juara I Lomba Tilawah Anak-anak Tingkat Kecamatan : Aqela Zahra.

d. Dll.

4. Kesimpulan 

Setelah kami melakukan mini riset di tiga tempat yaitu SD IT Qur’an Kisaran (Pendidikan formal), Pengajian Al-Fath Desa Mekar Sari (Pendidikan informal), dan Rumah Tahfiz YAUMI Desa Sei Alim Hassak (Pendidikan Nonformal), maka dapat kami tarik beberapa kesimpulan diantaranya yaitu:

1. SD IT Qur’an Kisaran sebagai salah satu Pendidikan formal menyediakan  berbagai program pembelajaran yang terbagi menjadi empat yaitu program harian (PH), program mingguan (PM), program bulanan (PB), dan program tahunan (PT). Terdapat banyak penghargaan yang telah diraih sekolah ini mulai dari tingkat desa sampai tingkat Kabupaten. Pilar-pilar Pendidikan yang diterapkan dalam SD IT Qur’an Asahan ini ada lima (5) yaitu : akhlak,ibadah, tahfidz, iptek, seni dan budaya.

2. Pengajian Al-Fath Desa Mekar Sari bersungguh - sungguh dalam mengajarkan anak-anak yang di amanahkan kepada Pengajian Al Fath,adapun tenaga pendidik ataupun biasa di panggil Abi dan Ummi . Untuk dipengajian Al fath sendiri ada 4 orang tenaga pendidiknya dimana, 4 orang pendidik mengajar Iqro dan al-quran. Dengan murid kurang lebih 90 orang.

Adapun hambatan-hambatan yang terjadi di Pengajian Al-Fath yaitu kehadiran dan motivasi orang tua.

3. Rumah Tahfizh YAUMI berdiri pada tanggal 05 Juli 2021. Dengan adanya Rumah Tahfizh ini , pihak Yayasan YAUMI berharap dapat membantu masyarakat sekitar yang ingin menyalurkan potensi anak-anaknya di bidang Al-Quran. Bukan hanya itu , tetapi pihak Yayasan juga berharap dengan adanya Rumah Tahfizh ini maka anak-anak bisa belajar ilmu-ilmu agama yang nantinya akan bermanfaat untuk diri mereka pribadi dan juga masyarakat sekitar.

Berdasarkan mini riset ini, dapat kami beri beberapa saran antara lain:

1. Diharapkan mini riset ini dapat dijadikan bahan kajian dan penentu arah baik kepada mahasiswa dan pembaca lainnya mengenai penerapan Pendidikan formal, informal, maupun non formal di terutama di SD IT Qur’an Kisaran(Pendidikan Formal), Pengajian Al-Fath Desa Mekar Sari (Pendidikan Informal), dan Rumah Tahfizh YAUMI Desa Sei Alim Hassak (Pendidikan Non Formal) ini.

2. Diharapkan mini riset ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita mengenai Pendidikan formal, informal, dan non formal. 

Daftar Pustaka

Rusli. 2004. Konsep Pendidikan Formal, Informal, dan Non formal. Jakarta:Bumi Aksara.

Suryani. 2022. “Program Pembelajaran SD IT Qur’an Kisaran”. Hasil  Wawancara Pribadi: 12 Desember 2022, SD IT Qur’an Kisaran.

Adam, Muhammad. 2007. Perspektif Pendidikan Informal dalam Pembelajaran.Jakarta: Balai Pustaka.

Agustina, Riri. 2022. “Latar Belakang Berdirinya Pengajian Al-Fath”. Hasil Wawancara Pribadi: 10 Desember 2022, IAIDU.

Anshari. 1982. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun