Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gundah Hati Anak Negeri di Tanah Kerontang

2 April 2019   18:18 Diperbarui: 2 April 2019   18:47 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

embun meninggalkan langit sendiri, menjadikannya sepi. tak pernah lagi hadir pelangi, dan hambarpun menyergap pagi, mengulitinya hingga mati. serupa gurun yang kering kerontang, atau seperti hamparan tanah retak membatu membentang, sejauh tebaran pandangan, negeri ini kehilangan roh-roh pembawa hujan.

lihatlah para pengkhotbah yang menjadi pemarah, melemparkan serapah ke segala arah, membabi-buta. juga tua-tua bijaksana yang menjadi pengadu domba, berebut memerahkan tanah, kata-kata fitnah meluncur dari tajamnya lidah, mengalir dari hati hitam bernanah.

tinggallah anak-anak negeri yang kehilangan arah, terpecah-pecah. berjalan memelas di tengah padang panas, berlari dari kejaran kepentingan buas. mencoba mencari perlindungan, mencoba menemukan pohon-pohon kesejukan, yang terlanjur ditebang, yang terlanjur diberikan kepada api kepentingan sebagai umpan.

anak-anak negeri, dalam letih dan kepanasan, memanggil angin agar mendatangkan awan, untuk menurunkan hujan.

anak-anak negeri, saling bertatapan, dalam pelukan harapan, berbisik lirih mengajukan pertanyaan:

"rayuan pulau kelapa, ke manakah ia gerangan?"

Jakarta, 2 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun