Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Palu dan Allianz LifeChanger Concert 2019

11 Maret 2019   11:18 Diperbarui: 11 Maret 2019   11:40 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://drive.google.com/file/d/1xpQJ6oPJ5US1u5iTWLkx3XVkUFdd2crA/view?usp=sharing

Pengalaman Pribadi

Hari itu, tanggal 28 Oktober 2018, lebih-kurang pukul 18.35 WIB, saya masih di ruangan kantor di daerah Sunter, Jakarta Utara. Telepon genggam berbunyi, dan saya melihat ada panggilan dari Palu. 

Saya angkat, dan dari ujung telepon di Palu, saya mendengar: "Pak, ada gempa, kantor berantakan, kami...", lalu terputus begitu saja. Saya coba menghubungi balik, tetapi tidak tersambung. 

Beberapa saat kemudian saya mencoba melakukan panggilan, berkali-kali, namun hasilnya sama, tidak tersambung. Saya lalu kontak dengan seorang perwakilan perusahaan di Makassar, menanyakan kondisi Palu dan meminta yang bersangkutan untuk mencoba menghubungi Palu. Tapi saya mendapat berita bahwa nomor di Palu tetap tidak dapat dihubungi.

"Ini pasti gempa besar", batin saya dalam hati. Sebab hanya gempa besar yang mampu mengakibatkan putusnya komunikasi seperti ini. Saya hubungi kembali perwakilan Makassar: "Pak Syaiful, jika malam ini tidak ada kabar dari Palu, agar dipikirkan untuk segera cek kondisi di sana melalui jalur darat dari Makassar". Saya bereskan meja dan bergegas pulang. 

Di rumah, lewat siaran televisi saya melihat gelombang tsunami melanda pantai Talise, dan gambaran kerusakan yang terjadi. Ini mengerikan, bayangan nasib pimpinan cabang kami di Palu dan karyawan langsung melintas di kepala. 

Mereka pasti butuh bantuan segera. Sepanjang malam saya tetap mencoba menghubungi Palu, dengan hasil nihil. Saya kemudian mencoba mencari tiket penerbangan ke Palu, ternyata penerbangan ke Palu ditutup, karena keretakan di runway. Saya hubungi kembali perwakilan Makassar agar melanjutkan rencana untuk menempuh jalan darat ke Palu.

Tim dari Makassar berangkat pada pagi tanggal 29 Oktober 2018, dan pada tanggal 30 Oktober 2018, pukul 03.00 waktu Palu, tim dari Makassar tiba di Palu, dalam kondisi hujan dan gelap total, dan mulai melakukan pencarian terhadap pimpinan cabang dan karyawan di sana. Tim Makassar mungkin termasuk salah satu tim bantuan luar yang pertama-tama mencapai Palu. 

Ternyata betul, kondisi sangat memprihatinkan, bantuan makanan dan kebutuhan pokok sangat dibutuhkan. Mobil yang digunakan oleh tim kami dari Makassar hanya mengangkut sedikit kebutuhan logistik, langsung habis terbagi. 

Kami segera menggorganisir pengiriman bantuan secara mandiri. Beruntung kita juga memiliki perwakilan di Mamuju, Sulawesi Barat. Semua kebutuhan kami beli di Mamuju, untuk kemudian dikirimkan ke Palu. Jarak tempuh Mamuju-Palu lebih kurang 10 jam.

salah satu pojok kantor kami di Palu, arsip pribadi
salah satu pojok kantor kami di Palu, arsip pribadi
Pada subuh tanggal 2 Oktober 2019, saya terbang ke Mamuju, setelah transit di Makassar. Kemudian meneruskan perjalanan ke Palu. Memasuki wilayah Pasang Kayu, keadaan mulai gelap dan aksi penghadangan terjadi lebih dari 10 kali. Saya sampai di Palu dalam kondisi gelap-gulita, listrik masih padam, pada pukul 23.00. Kondisi karyawan sangat memprihatinkan, kita sangat beruntung pengaturan pengiriman logistik dari Mamuju-Palu berjalan lancar. Sehingga dapat sedikit meringankan penderitaan mereka. 

Saya berada di Palu dari tanggal 2 hingga 8 Oktober 2018. Selama 6 hari itu, saya melihat dan mendengar langsung dari korban bencana, sebagian besar mengeluhkan kondisi rumah yang sudah hancur, hilang karena likuifaksi, atau sudah tidak aman lagi untuk dihuni. Saya membatin, butuh bantuan besar untuk memulihkan kondisi Palu pasca bencana, terutama bantuan untuk hunian para korban, setelah bantuan awal berupa kebutuhan sandang dan pangan ini dipenuhi.

arsip pribadi
arsip pribadi
Allianz Peduli

https://drive.google.com/file/d/1xpQJ6oPJ5US1u5iTWLkx3XVkUFdd2crA/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/1xpQJ6oPJ5US1u5iTWLkx3XVkUFdd2crA/view?usp=sharing
Allianz, melalui Lifechanger Concert 2019 yang diselenggarakan pada tanggal 9 Maret 2019 yang lalu, adalah sebuah langkah yang sangat tepat. Seluruh hasil penjualan tiket konser ini akan disumbangkan untuk pembangunan hunian sementara (Huntara) lengkap dengan toiletnya. 

Target yang dicanangkan juga terbilang ambisius, 1.000 Huntara. Yayasan Allianz Peduli bekerjasama dengan Habitat For Humanity, sebuah LSM kemanusiaan akan mewujudkan kepedulian tersebut.

https://drive.google.com/file/d/1xpQJ6oPJ5US1u5iTWLkx3XVkUFdd2crA/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/1xpQJ6oPJ5US1u5iTWLkx3XVkUFdd2crA/view?usp=sharing
Dari apa yang saya lihat dan dengarkan secara langsung, kebutuhan hunian para pengungsi yang kehilangan rumah tinggal mereka adalah sangat mendesak. Saya sempat kembali ke Palu pada pertengahan Oktober 2018 dan bulan Januari 2019. 

Saya masih menyaksikan cukup banyak pengungsi yang tinggal di tenda-tenda sementara. Memang sudah jauh berkurang dibandingkan dengan kunjungan pertama saya ke sana. Tapi kebutuhan hunian sementara jelas sekali terlihat.

Apa yang dilakukan Allianz, semoga juga diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Semoga makin banyak pihak yang terinspirasi dengan langkah Allianz ini, sehingga penderitaan saudara-saudara kita yang mengalami bencana dapat diringankan. 

Tentu tidak hanya di Palu, Sigi dan Donggala, tapi juga di Lombok. Semoga langkah tanggap dari Allianz ini juga menjadi salah satu role model bagi pihak lain di luar pemerintah, untuk ikut mengatasi persoalaan kemanusiaan di tanah air, untuk sekarang dan ke depannya.

Mari kita ikut aktif dalam acara ini maupun acara serupa di masa mendatang, bantuan dari kita akan membawa banyak perubahan, memberikan sedikit senyuman di wajah-wajah saudara kita yang mengalami penderitaan. Terimakasih, tabik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun